JAKARTA, KOMPAS — Budaya kerja dalam suatu perusahaan sangat berpengaruh terhadap kinerja karyawan. Untuk menciptakan sebuah budaya kerja yang baik, setiap karyawan memiliki cara sendiri sesuai dengan kondisi perusahaan masing-masing dan salah satu hal terpenting adalah kolaborasi lintas generasi.
Sebelumnya, enam perusahaan asal Indonesia masuk dalam peringkat 500 teratas perusahaan global terbaik pada 2018 atau Global 2000: World’s Best Employers versi Forbes. Keenam perusahaan itu adalah PT Bank Mandiri, PT Bank Central Asia, PT Gudang Garam, PT Telekomunikasi Indonesia, PT Bank Negara Indonesia, serta PT Bank Rakyat Indonesia.
Para petinggi perusahaan itu sepakat sumber daya manusia merupakan aset penting dalam mengembangkan perusahaan. Itu termasuk budaya kerja yang nyaman untuk mendukung iklim kerja yang kreatif, inovatif, dan produktif. (Kompas, 25/10/2018)
Data Analyst BCA Adhitya B Tirtohadiguno di Jakarta, Kamis (25/10/2018), menceritakan, selama bekerja di BCA, ia menyadari terdapat tiga unsur yang penting dalam sebuah perusahaan, yakni sumber daya manusia, proses operasional, dan teknologi.
”Nah, budaya kerja akan memengaruhi perkembangan dari ketiga unsur tersebut,” ucapnya. Oleh karena itu, sikap fleksibel untuk mampu beradaptasi dalam menghadapi perkembangan zaman sangat penting untuk dimiliki.
Ia melanjutkan, hal lain yang juga penting untuk dimiliki suatu perusahaan adalah kolaborasi lintas generasi. Karyawan yunior yang melek teknologi dan digital membantu perusahaan untuk berinovasi. Adapun karyawan senior memiliki pengetahuan dan pengalaman untuk mengetahui di mana inovasi itu dapat diterapkan.
Ketua Umum Serikat Pekerja BNI Periode 2017-2019 Irfan Ferdiansyah menyampaikan, BNI menerapkan budaya kerja yang konsisten dan responsif. Misalnya, para karyawan secara rutin saling mengingatkan prinsip dan budaya kerja perusahaan serta menyediakan waktu untuk berbagi motivasi dan masalah sebelum memulai bekerja setiap hari.
”Kami selalu menekankan prinsip profesional, integritas, orientasi terhadap pelanggan, dan perbaikan tiada henti,” kata Irfan. Prinsip-prinsip itu berfungsi sebagai rambu-rambu bagi karyawan.
Koordinator Proyek Satelit Merah Putih PT Telekomunikasi Indonesia Hendra Gunawan menambahkan, Telkom selalu menekankan karyawan harus selalu merasa senang dalam bekerja. ”Itu agar pekerjaan seberat apap un dapat diselesaikan dengan lebih mudah,” ucapnya.
Telkom, ujarnya, berupaya untuk selalu menyediakan fasilitas kerja yang modern. Salah satunya dengan menghadirkan kantor dengan konsep Smart Office. Upaya itu juga dilakukan untuk mengakomodasi kebutuhan pekerja milenial yang memiliki karakter dinamis.
Salah seorang karyawan Bank Mandiri, DK, menambahkan, lingkungan kerja yang suportif dapat tersedia dalam berbagai bentuk, salah satunya menyediakan remunerasi. ”Lingkungan kerja yang suportif membuat nyaman untuk kerja dalam jangka panjang," ucapnya.
Perlu jadi perhatian
Hendra melanjutkan, masih ada sejumlah aspek yang perlu menjadi perhatian perusahaan-perusahaan. ”Memasuki era revolusi industri 4.0, perusahaan harus menyiapkan sumber daya manusia yang siap menghadapi sistem otomasi,” katanya.
Oleh karena itu, tugas utama perusahaan saat ini mengembangkan kapasitas digital karyawan. Perusahaan harus mampu mengubah paradigma karyawan yang lebih cenderung mengerjakan tugas secara manual untuk beralih secara digital.
DK, karyawan Mandiri, menambahkan, sistem perusahaan yang lebih transparan dibutuhkan agar perusahaan dan karyawan dapat menilai performa kinerja secara obyektif. Penilaian yang obyektif akan memotivasi karyawan untuk bekerja dengan lebih baik.