WASHINGTON DC, KAMIS — Ancaman bom kepada tokoh penting atau pendukung Partai Demokrat Amerika Serikat terus berdatangan. Kali ini, ancaman menyasar mantan Presiden AS Barack Obama, mantan Wakil Presiden Joe Biden, dan mantan Menteri Luar Negeri Hillary Clinton. Perwakilan CNN di New York juga menerima paket yang diduga bom itu.
Biro Investigasi Federal AS (FBI) dalam pernyataan pada Rabu (24/10/2018) malam di Washington atau Kamis pagi waktu Jakarta mengungkap pencegatan paket mencurigakan. Paket itu dialamatkan ke kediaman Obama di Washington DC dan Clinton di New York. Obama dan Clinton ataupun orang lain di kediaman mereka tidak terdampak ancaman itu. Pasukan Pengawal Presiden AS mencegat paket-pekat itu sebelum tiba di rumah mereka.
Mantan pejabat di masa pemerintahan Obama juga menjadi sasaran ancaman itu. Mereka adalah mantan Wakil Presiden Joe Biden, mantan Jaksa Agung Eric Holder, dan mantan Direktur Badan Pusat Intelijen AS (CIA) John Brennan. Senator Demokrat, Maxime Waters, dan pejabat Partai Demokrat Florida, Debbie Wasserman Schultz, juga menjadi sasaran paket-paket itu. Schultz adalah mantan ketua panitia pemilihan presiden internal Partai Demokrat yang berujung penominasian Clinton pada 2016.
Paket-paket lain juga tidak meledak di alamat sasaran ataupun dalam perjalanan. Aparat sudah memusnahkan paket-paket itu di tempat khusus. Sebagian dibawa ke laboratorium untuk diperiksa.
Aparat menyebut paket-paket itu mirip satu sama lain. Cirinya dimasukkan ke amplop manila dan dibungkus plastik bergelembung serta dilengkapi enam prangko. Bom di paket itu berupa bubut dan pecahan kaca. Setiap bom dilengkapi baterai kecil, pipa 6 inci, dibalut pita perekat hitam. Paket-paket itu dicegat petugas pemeriksa di kantor pos. Isi paket terlihat di mesin pemindai.
Adapun paket ke CNN awalnya dialamatkan ke rumah Brennan, yang kerap kali secara terbuka mengkritik Trump. Paket di CNN juga dibawa aparat.
Paket itu berisi peledak yang dilengkapi kabel dan pipa hitam. Selain itu, ada juga amplop berisi bubuk putih. Bubuk dipastikan tidak berbahaya setelah aparat memeriksanya.
”Peristiwa yang tidak menguntungkan. Sayangnya, saya kira Donald Trump terlalu sering, menghasut kemarahan ini. Jika bukan kekerasan, kala dia menunjuk kekerasan atau membahas tentang mengguncang seseorang di media,” kata Brennan.
Kepala Kepolisian New York James O’Neill mengatakan, penyelidik tengah memeriksa kamera pengawas di kantor CNN. Pemeriksaan itu untuk mencari tahu, apakah pengirim bisa teridentifikasi. ”Saya yakin gambar (perekam) ada dan kami bisa menemukan orang itu (terekam saat) masuk dan keluar gedung,” ujarnya.
Juru bicara Gedung Putih Sarah Sanders menyatakan, pengiriman paket-paket itu sebagai aksi terorisme. ”Teror-teror ini sangat tercela dan siapa pun yang terlibat akan dimintai pertanggungjawaban secara penuh menurut hukum,” ujarnya. (AP/REUTERS)