Bursa saham global melemah, Selasa (23/10/2018), akibat berbagai sentimen risiko geopolitik. Sentimen dipicu antara lain oleh isu hubungan AS-Rusia dan kasus Khashoggi.
SHANGHAI, SELASA Bursa saham di Eropa mengawali perdagangan dengan bervariasi. Penurunan cukup tajam terjadi di bursa saham Frankfurt, Jerman, yang terdorong penurunan lebih dari 3 persen pada bursa saham di Hong Kong. Media Bloomberg melaporkan, salah satu perusahaan pengelola keuangan raksasa China, China Everbright Ltd, mengaku siap melepas saham mereka di bursa global karena menilai valuasi saham telah mencapai titik puncaknya.
Pada perdagangan kemarin, mata uang dollar AS terpantau melemah terhadap euro, yen, dan poundsterling. Para pelaku pasar mengamati dengan saksama peringatan Presiden AS Donald Trump bahwa ia akan menarik diri dari perjanjian nuklir dengan Rusia dan meningkatkan kapasitas persenjataan AS. Secara simultan, pasar pun mengalihkan perhatian ke pemilu tengah periode (midterm election) AS bulan depan, yang dinilai dapat mengubah kendali Kongres AS ke Partai Demokrat.
Di Jerman, pasar saham Frankfurt turun cukup dalam akibat anjloknya harga saham perusahaan bahan kimia dan farmasi raksasa Bayer sebesar 8 persen. Hal itu terjadi setelah seorang hakim San Francisco awal pekan ini menguatkan putusan juri yang menyatakan Monsanto milik Bayer bertanggung jawab karena tidak memperingatkan seorang penjaga lahan bahwa produk pembunuh gulma miliknya, Roundup, dapat menyebabkan kanker. Pihak Bayer mengatakan akan mengajukan banding atas keputusan terbaru.
Negosiasi antara Italia dan Uni Eropa (UE) yang belum menemukan kesepakatan juga membebani sentimen beli para pelaku pasar. Brussels tetap bersikeras anggaran belanja Italia melanggar aturan keuangan UE. Pemerintahan populis Roma bergeming, menolak mundur dan memangkas janji-janji pengeluarannya meskipun ada peringatan terkait prospek ekonomi negara itu.
Sentimen prospek ekonomi UE dan Inggris juga terpengaruh negosiasi kedua pihak terkait Brexit, khususnya tenggat bagi Inggris untuk meninggalkan UE.
Khashoggi
Tekanan meningkat pula di Arab Saudi setelah kerajaan mengakui jurnalis senior, Jamal Khashoggi, dibunuh di Konsulat Saudi di Istanbul. Harga minyak merosot pada Selasa karena pasar mengabaikan kekhawatiran tentang potensi gangguan pasokan di Timur Tengah.
Arab Saudi awal pekan ini menyatakan tidak memiliki rencana untuk mengulang embargo minyak pada 1973. Hal itu dijanjikannya meskipun hubungan dengan Barat memburuk setelah kematian Khashoggi.
Adapun bursa saham China kembali turun, memangkas kenaikan yang terjadi pada dua perdagangan sebelumnya. Meski pemerintah berjanji menggelontorkan program stimulus, pasar pesimistis dengan pertumbuhan ekonomi China, dengan acuan utama efek dari perang dagang China-AS. Indeks saham Shanghai turun 2,66 persen.
”Ada pembalikan arah dari sisi elemen kebijakan dan likuiditas, tetapi situasi perlambatan pertumbuhan ekonomi tetap. Perang dagang China-AS meningkatkan pesimisme di kalangan investor serta pelaku pasar,” ungkap tim analis Guosheng Securities secara tertulis.