Shanghai, Selasa - Media-media China pro pemerintah mengecam pernyataan Menteri Luar Negeri AS Mike Pompeo yang memperingatkan negara-negara Amerika Latin untuk berhati-hati dalam menerima tawaran investasi dari China.
Pompeo yang melakukan kunjungan ke sejumlah negara di Amerika Latin dan bertemu dengan kepala negara Panama dan Meksiko, menyatakan kepada wartawan, bahwa "ketika China menawarkan sesuatu, itu tidak selalu baik untuk rakyat".
"Ketika mereka datang dengan tawaran yang sepertinya sangat menggiurkan, biasanya tidak begitu," kata Pompeo yang komentarnya diunggah di situs resmi Deplu AS.
Dalam ulasan di tajuk rencana China Daily, Senin (22/10), ucapan Pompeo dianggap "angkuh dan penuh kedengkian". Surat kabar itu juga membantah tuduhan Pompeo bahwa investasi infrastruktur dalam program Sabuk dan Jalan akan menciptakan utang berkepanjangan.
China saat ini mulai intens berinvestasi di Amerika Latin yang menyulut kekhawatiran Washington bahwa negara yang merupakan kekuatan ekonomi kedua di dunia itu mulai menanamkan pengaruhnya di kawasan. Apalagi, secara tradisional AS memiliki pengaruh politik yang kuat di kawasan. Namun China kini telah menjalin kerja sama perdagangan dengan Argentina, Chile dan Brazil.
Program ambisius Sabuk dan Jalan yang dimaksudkan untuk menghubungkan Asia, Eropa dan Afrika melalui pembangunan jalan, jalur kereta api dan pelabuhan itu, bernilai triliunan dollar AS. China kini berupaya untuk melibatkan Amerika Latin. Pompeo menegaskan, AS tidak masalah untuk berkompetisi dengan China, namun ia mengkritik perusahaan-perusahaan China yang tidak transparan yang menurut dia telah melakukan "aktivitas ekonomi predator".
"China telah berinvestasi dengan cara-cara yang membuat kondisi negara-negara bersangkutan semakin buruk," kata Pompeo. The Global Times, media China yang pro pemerintah, dalam editorialnya menyebut pernyataan Pompeo "tidak sopan" dan sengaja memperkeruh hubungan China-AS.
Tiga negara Amerika Latin, El salvador, Panama dan Republik Dominika telah mengubah haluan diplomasinya dari pro Taiwan ke pro Beijing dalam dua tahun terakhir. Hal ini menimbulkan kegelisahan Washington yang sampai saat ini terus mendukung dn terus melakukan perdagangan senjata dengan Taiwan.
"Sebagian besar negara kecewa dengan AS dan ingin keluar dari ketergantungan pada AS. Amerika Latin tahu bagaimana memilih kepentingannya,"tulis Global Times.
Hubungan China dan AS saat ini semakin memburuk setelah kedua negara ini terlibat perang dagang, yang diinisiasi oleh Washington. (REUTERS)