JAKARTA, KOMPAS—Pengeroposan tulang atau osteoporosis bisa dicegah sejak dini. Untuk itu, masyarakat dianjurkan untuk hidup aktif dengan berolahraga dan mengonsumsi asupan kalsium secara teratur.
Direktur Kesehatan Kerja dan Olahraga Kementerian Kesehatan Kartini Rustandi mengatakan, osteoporosis mengancam kesehatan masyarakat. Untuk itu, pemerintah mengedukasi warga tentang pentingnya aktivitas fisik untuk mencegah penyakit itu.
”Osteoporosis menyerang tanpa gejala hingga patah tulang,” kata Kartini di Jakarta, Jumat (19/10/2018), dalam senam rekreasi di Ruang Publik Terbuka Ramah Anak Borobudur, Menteng, memperingati Hari Osteoporosis Sedunia, 20 Oktober.
Langkah awal mencegah osteoporosis ialah menerapkan pola makan sehat dan berolahraga. Selain itu, perilaku sedentari atau kurang aktivitas fisik perlu
dikurangi. Menurut Riset Kesehatan Dasar 2013, proporsi warga Indonesia kurang aktif 26,1 persen dan 1 dari 4 orang melakukan sedentari sekitar 6 jam per hari.
”Penting menggerakkan otot, tulang, dan sendi, dengan aktivitas fisik dan olahraga untuk menghindari berkurangnya kepadatan massa tulang,” ucapnya.
Osteoporosis ditandai kondisi tulang menipis, rapuh, keropos, dan mudah patah akibat massa tulang berkurang.
Menurut pengurus Perhimpunan Osteoporosis Indonesia, Ade Tobing, asupan kalsium dipenuhi. ”Asupan makanan diimbangi sinar matahari dan olahraga agar kalsium diserap tulang,” ujarnya.
Latihan pembebanan mencegah osteoporosis, khususnya di area rawan osteoporosis, yaitu lumbal (tulang belakang bagian bawah), pangkal paha, dan pergelangan tangan. Itu dilakukan terukur dan teratur. ”Untuk hasil baik, olahraga perlu dilakukan 3-5 kali seminggu,” katanya.
Untuk hasil baik, olahraga perlu dilakukan 3-5 kali seminggu.
Olahraga rekreasi
Anggota Dewan Pakar Federasi Olahraga Rekreasi Masyarakat Indonesia, Iskandar Z Adisapoetra, menambahkan, untuk meningkatkan aktivitas fisik, olahraga rekreasi dikembangkan. Itu berdasarkan prinsip mudah, murah, meriah, menarik, dan manfaat.
"Olahraga rekreasi memadukan unsur budaya. Contohnya senam kebugaran dengan menggunakan lagu dan gerakan tarian daerah. Hal seperti ini dapat diterima dan dilakukan masyarakat luas dengan cepat. Tentunya, masyarakat sehat, bugar, dan gembira," ucap Iskandar. (FRANSISKUS WISNU DANNY)