Penyedia layanan menawarkan promosi potongan harga untuk menjaga loyalitas pengguna. Belanja teknologi diperkirakan terus naik sejalan tumbuhnya industri tekfin.
JAKARTA, KOMPAS — Layanan teknologi finansial kategori pembayaran diperkirakan terus berkembang seiring tren gaya hidup digital warga. Hanya saja, untuk menjaga loyalitas pemakaian, penyedia layanan cenderung masih menggunakan kompetisi promosi potongan harga.
Senior Research Manager International Data Corporation (IDC) Financial Insight Handojo Triyanto, Kamis (18/10/2018) di Jakarta, berpendapat, masih banyak warga malas bertransaksi nontunai. Oleh karena itu, strategi pemberian diskon besar-besaran sebenarnya adalah untuk memicu mereka.
”Kebanyakan layanan teknologi finansial kategori pembayaran belum terintegrasi (seamless) satu sama lain. Perbankan ataupun perusahaan rintisan teknologi finansial menerbitkan produk sendiri-sendiri. Ini memengaruhi seseorang mau atau tidak melanjutkan kebiasaan bertransaksi,” ujarnya.
Menurut Handojo, regulator bisa mengembangkan standardisasi pembayaran digital sehingga semua layanan teknologi finansial kategori pembayaran saling terintegrasi.
Hasil riset Morgan Stanley ”Disruption Decode, Indonesian Banks: Fintech Unicorns vs Bank Giants (April 2018)” menyebutkan, pada 2017, penetrasi uang elektronik atau e-money di Indonesia diperkirakan meningkat dari 2 persen dari total transaksi menjadi 24 persen saat 2027. Kemunculan media nontradisional untuk pembayaran mendorong inovasi.
Sementara laporan IDC Financial Service IT Spending Guide 2017-2022, nilai belanja teknologi di industri jasa keuangan Indonesia naik dari Rp 12 triliun pada 2017 menjadi Rp 23 triliun tahun 2022. Belanja teknologi dipakai meningkatkan kedekatan hubungan dengan nasabah.
Oleh karena itu, dalam dua hingga tiga tahun mendatang, industri akan lebih banyak mengadopsi teknologi yang diperuntukkan, antara lain untuk pembayaran berbasis aplikasi bergerak, jasa peminjaman, dan analisis korporat perbankan.
Terus berkembang
Pada saat bersamaan, CEO OY! Indonesia (layanan aplikasi pesan sekaligus teknologi finansial kategori pembayaran) Jesayas Ferdinandus mengemukakan, aplikasi OY! diluncurkan pada September 2017. Pada akhir tahun 2017, jumlah pengguna baru 1.000 orang, 5.000 percakapan transaksi per hari, dan 5-15 pengguna melakukan perbincangan per detik. Adapun per Oktober 2018, total pengguna telah meningkat menjadi 75.000 orang, 6,5 juta percakapan transaksi per hari, serta 12.000 pengguna berbincang per detik.
Keunikan aplikasi OY! adalah hadirnya layanan perbankan berbasis kartu debit dari 11 bank. Kesebelas bank itu adalah Bank Mandiri, BNI, Digibank dari Bank DBS, Bank CIMB Niaga, BTPN Jenius, BCA, BRI, BTN, Bank Permata, Bank BJB, dan Bank Jatim. OY! sejauh ini belum mengenakan pungutan biaya ketika pengguna melakukan transfer antarbank-bank tersebut.
Jumlah mitra bisnis 2.000 perusahaan, berlatar belakang sektor industri. Kehadiran fitur pesan memudahkan konsumen bercakap-cakap langsung dengan mitra sebelum akhirnya melanjutkan ke transaksi. Untuk mencegah gangguan siber (fraud), OY! bekerja sama dengan Doku.
Fitur lainnya yang ditawarkan OY! adalah kreasi dan jual beli kupon diskon belanja. Setiap mitra bisnis dapat memanfaatkannya.
”Setiap inovasi OY! mencoba memudahkan warga bertransaksi nontunai lebih seamless,” katanya.
Sementara itu, PT Go-Jek Indonesia melalui produk teknologi finansial kategori pembayarannya, Go-Pay, terus memperluas ekosistem pemanfaatan. Baru-baru ini, Go-Pay sudah bisa dipakai membayar penerimaan negara bukan pajak (PNBP) surat izin mengemudi dan surat keterangan catatan kepolisian bagi penduduk Kabupaten Gresik.
Head of Sales Go-Pay Arno Tse mengatakan, misi Go-Pay adalah mempermudah akses layanan keuangan bagi masyarakat Indonesia. Khusus pengguna yang melakukan pembayaran PNBP surat izin mengemudi sepanjang 17 Oktober hingga 31 Desember 2018 akan memperoleh cashback sebesar 20 persen dan akan langsung masuk ke saldo Go-Pay.
”Aplikasi Go-Jek telah diunduh lebih dari 106 juta kali. Khusus layanan publik, Go-Pay pun sudah bisa dipakai bertransaksi di pembayaran tiket Trans-Semarang dan zakat di Badan Amil Zakat Nasional,” ujarnya.