Menhan AS Tinjau Bekas Penyimpanan Bahan Kimia Berbahaya
Oleh
Retno Bintarti
·3 menit baca
BIEN HOA, RABU — Menteri Pertahanan Amerika Serikat Jim Mattis, Rabu (17/10/2018), mengunjungi tempat penyimpanan zat kimia yang pernah digunakan semasa perang Vietnam. Dia menyatakan akan memegang janji memperbaiki kerusakan yang terjadi pada masa lalu.
Berdiri dekat ladang rumput yang terkontaminasi dioksin, Mattis meneliti peta Bandara Bien Hoa, di luar kota Ho Chi Minh. Tempat ini pernah menjadi penyimpanan utama zat berbahaya herbisida dan defolian yang dikenal juga sebagai ”Agen Oranye”. Menjelang perang Vietnam berakhir sekitar empat dekade lalu, tentara buru-buru membersihkan area tersebut.
Di tempat ini dulu pernah menjadi penyimpanan utama zat berbahaya herbisida dan defolian yang dikenal juga sebagai ’Agen Oranye’.
”Saya hanya ingin menyaksikan langsung (tempat ini) sehingga kalau saya kembali dan bicara dengan Kongres, saya bisa mengemukakan kepada mereka kesan dengan apa yang saya lihat,” kata Mattis dalam kunjungan hanya beberapa menit. Kakak Mattis merupakan salah seorang pelaku Perang Vietnam.
80 juta liter
AS menyemprotkan 80 juta liter herbisida dan zat penggundul hutan untuk mengusir gerilyawan komunis Vietkong yang bersembunyi di antara pohon-pohon. Dampak dari operasi yang dinamakan Pacer Ivy ini sangat dahsyat. Zat kimia dalam jumlah besar itu merembes ke tanah, sungai-sungai, dan jaringan makanan lokal. Akibat penyemprotan membabi buta ini, diyakini banyak bayi lahir cacat fisik dan mental.
Pemerintah Hanoi mengklaim sekitar 3 juta orang Vietnam terpapar dan 1 juta di antaranya menderita gangguan kesehatan berat, dengan 150.000 di antaranya adalah anak-anak yang lahir cacat.
Upaya menuntut Pemerintah AS membayar kompensasi gagal. Mahkamah Agung AS pada tahun 2009 menolak gugatan kasus ini, sementara Pemerintah AS dan produsen zat kimia tak ada yang pernah mengakui penyemprotan ini.
Di lain pihak, veteran tentara AS menerima miliaran dollar AS sebagai kompensasi penyakit yang dipercaya akibat Agen Oranye”. ”Ini tak pernah cukup. AS sangat lamban menyelesaikan masalah ini. Korban-korban Agen Oranye harus diperhatikan dan diberi dukungan untuk mengatasi masa-masa sulit,” kata Pham Chuong dari Asosiasi Korban Zat Oranye Vietnam.
Selain di Bien Hoa, AS dan Vietnam mengidentifikasi dua tempat utama dioksin, yakni di pangkalan udara Danang dan Phu Cat. Proyek pembersihan Danang baru saja selesai, menghabiskan biaya 110 juta dollar AS. Adapun operasi pembersihan di Bien Hoa, menurut pejabat USAID, meliputi area empat kali lebih besar dari Danang.
Chuck Searcy, veteran AS yang berdinas tahun 1967-1968, menyatakan kegembiraannya atas kunjungan Mattis. ”Kunjungannya penting karena merefleksikan komitmennya yang merupakan bagian dari Dephan untuk terlibat dengan masalah ini dengan cara positif,” katanya. Searcy yang kini tinggal di Hanoi sedang mengerjakan proyek untuk membersihkan ranjau di Vietnam.
Hubungan AS dan bekas lawan perangnya, Vietnam, cukup hangat sejak perang berakhir. Bahkan, Washington kini merupakan salah satu sahabat terdekat Hanoi dalam hal politik ataupun militer. Kedua negara juga bermitra dagang. (AFP/AP/REUTERS)