Peraturan Diperketat demi Keamanan Pelari
JAKARTA, KOMPAS — Jakarta Marathon 2018 kembali akan digelar pada Minggu (28/10/2018). Berkaca pada edisi sebelumnya, panitia akan memberlakukan peraturan yang ketat demi keamanan dan kesehatan pelari.
Electric Jakarta Marathon 2018 yang memperebutkan total hadiah senilai Rp 1,5 miliar ini akan meperlombakan lima nomor lari, yaitu maraton 42,195 kilometer (km), half marathon 21 km, 10 km, dan 5 km. Semua pelari akan start di Gelora Bung Karno dan finis di tempat yang sama.
Ajang maraton yang memasuki tahun ke-6 ini diikuti 16.500 pelari, bahkan 1.585 orang adalah pelari asing dari 50 negara. Tajuk Jakarta Marathon 2018 adalah Energi Optimisme.
Chairman Jakarta Marathon Sapta Nirwandar mengatakan, tema Energi Optimisme pada Electric Jakarta Marathon 2018 dapat semakin menyulut energi para pelari Indonesia dan dunia untuk berlomba dengan semangat optimisme pantang menyerah meraih prestasi terbaik.
Berbeda dengan tahun sebelumnya, ada penyempurnaan dan pembenahan infrastruktur guna menempatkan Jakarta Marathon masuk dalam jajaran kota maraton kelas dunia. Upaya yang dilakukan seperti penambahan rute baru yang akan dilalui para peserta.
Race Director Electric Jakarta Marathon 2018 Rina Tambunan menuturkan, pihaknya terus berupaya memajukan dan meningkatkan kualitas lomba. Selain melakukan kalibrasi rute lomba bersama Asosiasi Federasi Atletik Internasional (IAAF) akhir pekan lalu, pada ajang tahun ini akan mulai memberlakukan peraturan bagi peserta full marathon.
”Pertama, batas waktu (cut of time) akan mulai dihitung sejak gun time atau bendera mulai. Hal ini diberlakukan demi keamanan peserta. Oleh karena itu, batas waktu akan langsung diberlakukan di beberapa check point rute lomba,” ucapnya, Rabu (17/10/2018).
Ia menambahkan, jika peserta tidak mampu mencapai check point sesuai dengan batas waktu yang ditentukan, ia akan didiskualifikasi dan diminta untuk keluar dari lintasan lomba.
Rina berharap, peserta berkomitmen untuk tidak memaksakan diri sehingga segala risiko bisa diminimalkan. Peserta juga diminta untuk tidak menolak naik kendaraan lomba yang sudah disiapkan panitia jika mereka tidak bisa mencapai check point dan garis finis yang sudah ditentukan berdasarkan batas waktu.
Pada penyelenggaran tahun sebelumnya, lebih dari 400 pelari terpaksa mendapat penanganan medis karena sakit dan cedera.
Direktur Medis Jakarta Maraton Andi Kurniawan mengatakan, pelari mengalami heat stroke atau peningkatan suhu tubuh dramatis dalam waktu cepat. Fenomena ini terjadi karena banyak pelari berusaha memenuhi ambisi mencapai jarak atau waktu lari tertentu, tetapi mengabaikan tanda-tanda tubuh saat mereka berlari. Banyak pelari memaksakan diri berlari meski mengalami dehidrasi hebat, kehausan, kepanasan, atau kelelahan. (Kompas, 30/10/2017)
Lalu lintas
Diberlakukannya peraturan ketat ini bukan hanya untuk keamanan peserta, melainkan juga untuk kelancaran lalu lintas. Waktu penutupan arus lalu lintas di sepanjang rute lomba telah ditentukan secara spesifik. Para peserta wajib melalui rute lomba sesuai dengan batas waktu yang telah ditetapkan.
Untuk kelas 42 K, start dimulai pukul 04.30. Pelari terakhir wajib memasuki garis finis pada pukul 11.30. Kelas 21 K, start pukul 05.00, pelari terakhir wajib mencapai kilometer yang telah ditentukan pada pukul 09.45. Kelas 10 K dimulai pukul 05.30, pelari harus mencapai garis kilometer pada pukul 08.15. Selanjutnya kelas 5 K dimulai pukul 05.45; pelari harus mencapai garis kilometer pada pukul 06.30.
Peserta yang tidak mampu mencapai garis akhir sesuai dengan batas waktu diwajibkan naik kendaraan penyapu dan diantar kembali ke race village.
”Sport tourism”
Electric Jakarta Marathon 2018 berpotensi mendongkrak kunjungan wisatawan sekaligus mengangkat nama Jakarta sebagai destinasi sport tourism kelas dunia. Keindahan landmark ikonik kota Jakarta seperti kawasan Kota Tua, Fatahillah Square, Gereja Katedral, Masjid Istiqlal, dan Monas tetap akan menjadi rute yang wajib dilalui peserta.
”Jakarta Marathon adalah salah satu kegiatan wisata olahraga di Indonesia yang terbukti mampu mendatangkan wisatawan, baik domestik maupun mancanegara,” kata Sapta.
Ia melanjutkan, sport tourism bisa menjadi salah satu cara menaikkan pamor pariwisata Indonesia. Hal tersebut tentu akan berdampak positif bagi pembangunan pariwisata Ibu Kota.
Sport tourism bisa menjadi salah satu cara menaikkan pamor pariwisata Indonesia. Hal tersebut tentu akan berdampak positif bagi pembangunan pariwisata Ibu Kota.
Selain itu, sport tourism sekaligus menjadi peluang strategis dalam mendukung target Kementerian Pariwisata untuk merealisasikan target kunjungan 17 juta wisatawan mancanegara dan 275 juta wisatawan Nusantara pada 2018.
Chief Executive Officer Inspiro Ndang Mawardi menambahkan, ada dukungan festival dari masyarakat yang akan menampilkan kesenian Betawi, seperti tanjidor dan gambang kromo. (AGUIDO ADRI)