Donor Internasional Telah Selamatkan 700 Juta Jiwa
Oleh
Myrna Ratna
·2 menit baca
Bantuan dana internasional telah menyelamatkan sekitar 700 juta jiwa selama 25 tahun terakhir. Namun, pencapaian itu bisa sia-sia jika negara-negara donor tidak membangun komitmen baru untuk bertindak.
Laporan yang dikeluarkan oleh kelompok bantuan advokasi ONE Campaign itu menyebutkan, pencapaian untuk mencegah kematian dan penyakit yang diperjuangkan sejak 1990 bisa gagal jika negara-negara donor tidak melakukan inovasi dan langkah baru.
Hal yang menggembirakan, menurut laporan yang dikeluarkan menjelang pertemuan kesehatan global di Berlin pekan ini, dunia tahu apa yang harus dilakukan untuk bisa berhasil. "Nyawa yang telah diselamatkan mencapai dua kali lipat populasi Amerika Serikat. Kita sudah menunjukkan bahwa kita mampu. Namun, memperlambat atau mundur dari titik ini akan membuat pencapaian ini sia-sia," kata Gayle Smith, ketua the ONE Campaign.
Menurut laporan itu, bantuan dana pembangunan untuk kesehatan mencapai 56 miliar dollar AS di tahun 2013, dari 20,4 miliar dollar AS di tahun 2000. Namun pada 2015, bantuan menurun menjadi 51,8 miliar dollar AS.
Selama rentang waktu lima tahun (2010-2015), tingkat kematian ibu di Afrika sub Sahara turun 15 persen, tingkat kematian anak balita turun sepertiganya, dan kematian yang disebabkan oleh AIDS, turun sampai 40 persen.
Meski demikian, tulis laporan itu, bantuan dana untuk kesehatan global nyaris tak beranjak sejak 2014, di saat 7.000 orang meninggal dunia setiap hari akibat penyakit AIDS, tuberkulosis dan malaria yang masih menjadi momok di negara-negara termiskin di Afrika. Penyakit-penyakit ini seharusnya bisa dicegah.
Bisa dikatakan bahwa komunitas internasional saat ini telah "salah haluan" untuk mencapai target kesehatan global yang dicanangkan Perserikatan Bangsa Bangsa. Target yang dikenal dengan nama "Tujuan Pembangunan Berkelanjutan sampai tahun 2030" itu telah disepakati oleh 193 negara.
Terkait itu, kelompok bantuan advokasi ini mengimbau para donor, pemerintah dan organisasi-organisasi filantropis, untuk memobilisasi lebih banyak dana bagi kesehatan. Investasi di bidang kesehatan diyakini akan memberikan imbal balik dalam bentuk stabilitas dan peningkatan ekonomi Afrika.
Tidak sampai 50 tahun, menurut laporan itu, akan lebih banyak generasi muda Afrika dibandingkan dengan total gabungan 20 negara maju (G-20). "Memastikan bahwa generasi ini sehat, terdidik dan terberdayakan akan menghasilkan keuntungan demografis yang akan menentukan masa depan benua ini dan membuat Afrika mampu mendorong ekonomi global." (REUTERS)