PALEMBANG,KOMPAS — Empat ruas jalan tol Trans-Sumatera yang melewati Sumatera Selatan akan mulai dibangun pada 2019. Saat ini, empat proyek tol itu masih dalam tahap penyelesaian dokumen perencanaan pengadaan tanah. Nantinya, keberadaan empat ruas tol ini diharapkan dapat mengurangi beban dan kemacetan yang ada di jalan nasional.
Empat ruas tol Trans-Sumatera itu ialah ruas Indralaya-Muara Enim sepanjang 88 kilometer (km), Lubuk Linggau-Bengkulu sepanjang 95 km, Palembang-Tanjung Api-Api sepanjang 70 km, dan Betung-Jambi sepanjang 191 km.
Manajer Proyek PT Hutama Karya Divisi Jalan Tol Palembang-Indralaya Hasan Turcahyo di Palembang, Selasa (16/10/2018), mengatakan, saat ini, pihaknya tengah menyelesaikan tahapan persiapan penyediaan lahan yang meliputi studi kelayakan, analisis mengenai dampak lingkungan, rancangan awal proyek, dan penyelesaian dokumen perencanaan pengadaan tanah. ”Target penyelesaian empat tahapan tersebut pada Januari 2019,” kata Hasan.
Empat ruas tol Trans-Sumatera itu ialah Indralaya-Muara Enim sepanjang 88 kilometer (km), Lubuk Linggau-Bengkulu sepanjang 95 km, Palembang-Tanjung Api-Api sepanjang 70 km, dan Betung-Jambi sepanjang 191 km.
Apabila semua tahapan itu selesai, lanjut Hasan, tahapan selanjutnya adalah melakukan penetapan lokasi dan pembebasan lahan. ”Kalau lahan sudah bebas, tol bisa dibangun,” kata Hasan.
Adapun keempat ruas tol ini ditargetkan selesai pada 2023. Kelancaran pembangunan bergantung pada anggaran. ”Perhitungan awal, 1 km jalan tol akan menghabiskan dana sekitar Rp 100 miliar,” katanya.
Hasan menuturkan, pihaknya sudah memperkirakan sejumlah tantangan yang harus dilalui dalam proses pembangunan, di antaranya kondisi lahan yang beraneka ragam. Lahan tol akan menggunakan lahan rawa dan lahan mineral karena ruas tol kemungkinan akan melewati kawasan hutan dan perkebunan. Selain itu, terdapat pula jaringan utilitas bawah tanah seperti jaringan optik, minyak dan gas, serta batubara.
Bahkan, untuk ruas Tol Lubuk Linggau-Bengkulu, tol akan melewati kawasan perbukitan yang mengharuskan kontraktor membuat terowongan. ”Ada dua alternatif terowongan yang akan dibangun, yakni dibuat sepanjang 6,6 kilometer atau sepanjang 5,4 km. Itu akan ditentukan saat penetapan lokasi,” katanya.
Palembang-Bengkulu
Hasan menuturkan, rute Indralaya-Muara Enim dan Lubuk Linggau-Bengkulu adalah bagian dari ruas Tol Palembang-Bengkulu yang sudah dirancang sebelumnya sepanjang 330 km. Hanya saja, untuk ruas lainnya, yakni Muara Enim-Lubuk Linggau sepanjang 125 km, baru akan mulai dikerjakan pada 2023 dan ditargetkan selesai pada 2027. ”Kami mendahulukan rute Lubuk Linggau-Bengkulu karena Pemerintah Provinsi Bengkulu meminta ruas itu diprioritaskan,” kata Hasan.
Keberadaan tol itu dipastikan dapat memangkas waktu perjalanan. Hasan mencontohkan, Tol Palembang-Bengkulu sepanjang 330 km akan mempersingkat waktu tempuh dari 8-9 jam menjadi hanya sekitar 5 jam.
Saat ini, Sumatera Selatan sudah memiliki Jalan Tol Palembang-Indralaya sepanjang 22 km yang sudah bisa dilalui. Menurut rencana, tol itu akan diresmikan pada November. Adapun satu tol lagi yang tengah dibangun adalah ruas Tol Kayu Agung-Palembang-Betung sepanjang 111,6 km.
Kepala Dinas Perhubungan Sumatera Selatan Nelson Firdaus menyambut baik pembangunan tol di Sumsel itu. Keberadaan tol tersebut diharapkan dapat memberikan alternatif kepada pengendara untuk mencapai tujuan.
Untuk Tol Palembang-Indralaya, misalnya, sejumlah kendaraan sudah menggunakan ruas tol itu, terutama mahasiswa Universitas Sriwijaya yang ingin tiba di kampusnya lebih cepat.
Pembangunan empat tol itu juga dinilai strategis karena saat ini di beberapa titik ruas jalan nasional kerap terjadi kepadatan yang menghambat perjalanan. ”Dengan adanya tol, beban yang ada di jalan nasional bisa dikurangi, termasuk mengurangi kemacetan,” kata Nelson.