Jembatan Penyeberangan Multiguna di Jatibaru Baru Siap 70 Persen
Oleh
Agnes Rita Sulistyawaty
·4 menit baca
JAKARTA, KOMPAS — Sebanyak 446 kios disiapkan di jembatan penyeberangan multiguna untuk memindahkan ratusan pedagang kaki lima di Jalan Jatibaru, Jakarta Pusat, ke atas jembatan itu. Hingga Senin (15/10/2018), penyelesaian proyek ini mencapai 70 persen.
Menurut rencana, pengerjaan jembatan penyeberangan multiguna (JPM) ini selesai pada Senin (15/10/2018). Namun, pengerjaan JPM masih berlangsung di hari itu.
”Pengerjaan terus dilakukan selama 24 jam. Rencananya JPM Jatibaru akan diresmikan oleh gubernur pada 1 November 2018. Semoga dapat selesai tepat waktu,” kata Tim Gubernur untuk Percepatan Pembangunan, Her Pramtama, Senin (15/10/2018), di lokasi proyek JPM Jatibaru.
Pembangunan JPM Jatibaru dilakukan untuk merelokasi pedagang kaki lima (PKL) Pasar Tanah Abang yang sebelumnya berjualan di Jalan Jatibaru. JPM itu dibangun melayang di atas Jalan Jatibaru dengan panjang 386,4 meter dan lebar 12,6 meter. (Kompas.id, 9/6/2018)
JPM Jatibaru didesain menghubungkan Stasiun Tanah Abang yang menjadi transit kereta rel listrik (KRL) dengan halte bus transjakarta. Di jalur atas untuk pejalan kaki inilah tersedia kios-kios PKL.
Adapun di bawah JPM digunakan lagi sebagai jalan bagi kendaraan. Desain ini diharapkan dapat menata dan mengurangi kemacetan di kawasan Pasar Tanah Abang.
”PKL ada di jalan di bawah sana karena melihat kesempatan. Mereka mengikuti flow orang-orang dari Stasiun Tanah Abang. Karena itu, kami atur alurnya supaya penumpang KRL bisa langsung terhubung ke JPM Jatibaru. Kami ’pindahkan’ orang-orangnya ke atas sini,” kata Her.
Ia menambahkan, nantinya, akses ke seluruh blok di Pasar Tanah Abang akan terintegrasi melalui JPM.
Menurut pengamatan Kompas, pengerjaan JPM masih belum selesai. Sejumlah pekerja proyek masih sibuk mengerjakan sejumlah bagian yang belum selesai. Struktur utama penghubung antara JPM Jatibaru dan JPM Blok F-G telah terbangun, tetapi pelat beton belum dipasang.
Di tingkat atas, baru ada 138 kios yang terbangun, baik yang sudah selesai dikerjakan maupun yang belum. Kios dibangun dengan material gypsum dan baja ringan. Setiap kios berukuran 1,5 meter x 2 meter dengan tinggi sekitar 1 meter.
Direktur Utama PD Pasar Jaya Arief Nasrudin mengatakan, pihaknya hingga kini masih menunggu surat resmi dari Dinas Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM). Surat itu berisi jumlah PKL yang tercatat berjualan di Jalan Jatibaru.
Menurut Arief, sudah ada sekitar 600 PKL yang tercatat. Namun, setelah disortir, jumlah yang tercatat 300-400 PKL. Sementara itu, kios yang tersedia di JPM Jati Baru adalah 446 buah. Arief mengatakan, PKL yang tidak tertampung di JPM Jatibaru akan dialihkan ke Pasar Tanah Abang Blok F di lantai enam.
”Jumlah PKL harus sesuai dengan surat yang akan kami terima. Kalau tidak, bisa ada konflik baru di antara pedagang,” kata Arief.
Wisata belanja
Pembangunan JPM Jatibaru merupakan rencana jangka menengah untuk penataan kawasan Tanah Abang. Menurut Her Pramtama, Gubernur DKI Jakarta berencana untuk menjadikan Tanah Abang sebagai kawasan wisata belanja.
”Tanah Abang punya potensi yang tidak dilihat orang lain, yaitu konektivitas dan banyak turis yang berkunjung ke sini. Kalau kita tata, Tanah Abang bisa seperti Malioboro di Yogyakarta atau Braga di Bandung,” kata Her.
Ia mengatakan, Jalan KH Wahid Hasyim, Tanah Abang, Jakarta Pusat, menjadi target rencana penataan jangka panjang kawasan Tanah Abang. Rencana penataan itu sudah dirumuskan dalam rencana desain yang telah selesai.
”Grand design dari penataan kawasan Tanah Abang adalah menjadikannya tempat wisata belanja. Ada dua yang harus dikerjakan untuk itu. Pertama, aksesibilitas orang-orang dan integrasi transportasi. Kedua adalah pusat grosir sebagai tujuannya,” kata Her.
Berharap laku
Pemindahan PKL ke JPM Jatibaru tidak hanya diharapkan dapat mengurai kemacetan. PKL juga berharap pemindahan itu tidak menyulitkan mereka untuk memperoleh pembeli. Jerry (50), salah satu PKL di Jalan Jatibaru misalnya.
Jerry telah berjualan di Pasar Tanah Abang selama lebih kurang 20 tahun. Namun, ia baru berjualan di Jalan Jatibaru sejak Januari 2018. Ia telah menerima undian untuk memperoleh kios di JPM Jatibaru. Ia berharap, kios barunya tidak akan membuatnya sepi pelanggan.
”Saya sih sebenarnya lebih memilih jualan di bawah (Jalan Jatibaru) sini karena lebih ramai. Semoga di atas (JPM Jatibaru) nanti juga tetap ramai. Kalau tidak, ya saya buka cabang lagi di bawah sini,” kata Jerry. (SEKAR GANDHAWANGI)