SYDNEY, KAMIS – Kondisi tempat pengungsian di Pulau Nauru yang sangat memprihatinkan membuat banyak pengungsi putus asa. Setidaknya ada 78 orang yang mencoba bunuh diri, sementara beberapa anak tak mampu makan, minum, dan bahkan tak mampu bicara.
Hal ini diungkapkan oleh Direktur Eksekutif Dokter Lintas Batas (MSF) Paul McPhun, Kamis (11/10/2018) kepada reporter di Sydney. “Lima tahun dalam pembuangan yang entah sampai kapan, membuat kesehatan mental dan kesejahteraan mereka sangat mundur,”ungkap McPhun. Organisasi nirlaba MSF berada di Pulau Nauru sejak November dengan tugas utama memberi bantuan pengobatan kepada sekitar 900 pengungsi yang ada di sana.
Pemerintah Nauru pada 5 Oktober lalu meminta tenaga-tenaga dari MSF untuk meninggalkan pulau penampungan pengungsi tersebut. Selain MSF, terdapat pula kelompok independen yang memeriksa kondisi para pengungsi.
Nauru merupakan salah satu tempat penampungan pengungsi yang semula bermaksud mencari suaka ke Australia. Kebijakan keras yang diberlakukan pemerintah Canberra pada akhirnya membawa pengungsi ke Nauru dan Pulau Manus di Papua Niugini.
“Jika pemerintah Australia menggambarkan penahanan di lepas pantai sebagai kebijakan yang manusiawi, pengalaman kami menunjukkan bahwa di sana tidak ada kemanusiaan, untuk menyelamatkan orang dari laut hanya dengan membiarkan mereka di penjara terbuka di Nauru,” kata McPhun.
“Memisahkan keluarga, menahan laki-laki, perempuan, dan anak-aak di pulau terpencil tanpa batas waktu, tanpa harapan perlindungan kecuali dalam kasus medis darurat merupakan suatu yang kejam dan tak berperikemanusiaan,” tambah direktur eksekutif MSF Australia ini.
Dia menggambarkan kondisi pengungsi yang sangat buruk secara fisik maupun mental. Dari pasien-pasien yang dirawat, katanya 78 orang di antaranya pernah mencoba bunuh diri atau berpikiran untuk menghabisi nyawanya. Banyak anak-anak menderita dan berada dalam kondisi “setengah hidup” di mana mereka tak bisa makan, minum, dan bicara. Dokter memberi bantuan infus.
Perwakilan pemerintah Australia untuk Nauru dan Menteri Dalam Negeri Peter Dutton, belum memberi jawaban ketika ditanya soal ini. Dutton pada hari Rabu megatakan, dia ingin memindahkan para pengungsi ke Australia namun hal itu bisa mendorong para pencari suaka lain untuk kembali berdatangan dengan menggunakan kapal. Hal ini berbahaya, kata Dutton kepada wartawan. (AFP/AP/REUTERS)