BEKASI, KOMPAS - Lewat gawai, siswa sekolah menengah pertama di Bekasi saling berbagi konten porno. Mereka juga kerap mengajak rekan sekolahnya berhubungan seks. Hal ini terjadi pada grup aplikasi pesan yang mereka buat untuk keperluan itu.
Sebagian siswa di Kabupaten Bekasi, Jawa Barat, terpapar konten pornografi. Penyebaran foto dan video porno itu diikuti dengan ajakan berhubungan seks melalui grup aplikasi pesan daring. Kenyataan inilah yang dilakukan siswa di sekolah menengah pertama negeri di Kecamatan Cikarang Selatan.
Komisioner Komisi Perlindungan Anak Daerah (KPAD) Kabupaten Bekasi, Muhammad Rojak, mengungkapkan, siswa sengaja membuat grup itu untuk berbagi konten pornografi. ”Grup itu bertajuk ’All Star’ beranggotakan 24 siswa yang duduk di kelas IX. Anggota grup terdiri dari 14 laki-laki dan 10 perempuan,” kata Muhammad Rojak di Bekasi, Rabu (10/10/2018).
Tak hanya berbagi materi pornografi, anggota grup juga membagikan foto guru yang sudah diedit. Mereka menambahkan gambar alat kelamin pria pada bagian wajah guru. Adapun ajakan berhubungan seks disebarkan melalui jaringan pesan pribadi.
Setelah kasus itu terbongkar 30 September lalu, empat siswa yang dianggap paling aktif menyebarkan konten pornografi dikeluarkan. Adapun 20 siswa lain dalam pengawasan ketat guru. Setiap hari mereka wajib menghadap guru bimbingan dan konseling, berdoa bersama pada jam istirahat, dan mendapat jam tambahan pelajaran agama. ”Orangtua dan masyarakat di lingkungan mereka kurang memperhatikan anak-anak itu,” ujar Rojak.
Berdasarkan catatan KPAD Kabupaten Bekasi, pada 2017, sejumlah siswa SMP tertangkap basah tengah berhubungan seks bersama-sama di lapangan di Kecamatan Tambun Selatan. Serupa dengan kasus terakhir, para pelajar itu tergabung dalam grup aplikasi pesan daring. Selain berhubungan seks, mereka juga meminum bahan-bahan yang bisa meningkatkan libido seksual.
Pada 2016, ratusan warga Kabupaten Bekasi berusia 24-39 tahun mengidap HIV/AIDS. Sebagian besar dinyatakan sudah terinfeksi sejak masih duduk di bangku sekolah menengah atas karena melakukan seks bebas.
Terpukul
Kepala Dinas Pendidikan Kabupaten Bekasi MA Supratman terpukul dengan temuan itu. Kasus ini menjadi pelajaran penting bagi dunia pendidikan di wilayahnya. Ia telah mengumpulkan kepala sekolah dan menerbitkan surat edaran mengenai pengawasan penggunaan telepon seluler di sekolah.
Bupati Bekasi Neneng Hasanah Yasin prihatin terhadap kasus yang terjadi pada pelajar SMP di Cikarang Selatan. Ia meminta KPAD terus mendampingi anak- anak itu dan mengimbau kepada orangtua untuk memberikan perhatian lebih kepada anak di rumah. ”Saya akan membuat peraturan tentang larangan siswa SD, SMP, dan SMA membawa ponsel ke sekolah,” katanya.
Sementara itu, Ketua Yayasan Kalyanamitra Listyowati mengatakan, penyebaran konten pornografi pada anak tidak bisa dituntaskan dengan pendekatan aturan saja. Aspek pencegahan menjadi hal mutlak yang harus segera dilakukan.
Di sisi lain, fenomena umum yang terjadi adalah banyak siswa yang belum mendapatkan pengetahuan mengenai seks dengan baik. (NIA)