Presiden Joko Widodo meminta pejabat di lingkungan Kemristek dan Dikti untuk tidak mempersulit izin pengadaan program studi yang diajukan perguruan tinggi. Regulasi yang menghambat agar dipangkas.
JAKARTA, KOMPAS — Perguruan tinggi menjadi tumpuan pelaksanaan program pembangunan sumber daya manusia atau SDM yang menjadi fokus pemerintah pada tahun 2019. Karena itu perguruan tinggi, khususnya Perguruan Tinggi Negeri, dituntut untuk berinovasi serta melakukan berbagai terobosan guna menghadapi perubahan zaman serta datangnya revolusi industri ke-4.
Tuntutan agar perguruan tinggi segera merespons perubahan zaman kembali disampaikan Presiden Joko Widodo dalam pertemuan dengan para pemimpin Perguruan Tinggi Negeri (PTN) se-Indonesia di Istana Merdeka, Jakarta, Rabu (10/10/2018). Kepala Negara menyampaikan inovasi harus dilakukan karena perguruan tinggi merupakan tumpuan dalam pembangunan SDM.
“Bapak dan Ibu semua ada di front paling depan untuk membenahi sumber daya manusia,” tuturnya dalam pertemuan yang dihadiri Menteri Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi M Nasir; Menteri Sekretaris Negara Pratikno, serta Menteri Koordinator bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan Puan Maharani. Pertemuan juga dihadiri para pejabat Eselon I dan Eselon II di lingkungan Kemristek dan Dikti.
Kepada para pimpinan PTN, Presiden Jokowi menjelaskan, pemerintah akan menggeser prioritas pembangunan. Jika empat tahun terakhir pemerintah fokus membangun infrastruktur, tahun 2019 pembangunan akan diprioritaskan pada peningkatan SDM. Pertimbangannya SDM merupakan pondasi bagi negara agar bisa bersaing dan berkompetisi dengan negara-negara lain.
Karena itulah perguruan tinggi harus bisa beradaptasi dengan perubahan yang datang begitu cepat. Untuk mencetak SDM yang berkualitas serta memiliki kemampuan yang dibutuhkan di era revolusi industri ke-4, perguruan tinggi harus menciptakan banyak inovasi serta berbagai terobosan.
Salah satunya dengan menyesuaikan program studi atau jurusan di perguruan tinggi. Menurut Presiden Jokowi, perguruan tinggi harus berani menghapus program studi atau jurusan serta fakultas yang sudah tidak selaras dengan perkembangan zaman. Perguruan tinggi sudah harus mulai menawarkan program studi yang selaras dengan tuntutan kecakapan di era revolusi industri ke-4.
“Saya heran, zaman sudah berubah, tapi fakultas dan program studi di perguruan tinggi tidak banyak berubah, itu-itu saja. Ini sudah tiga tahun saya ulang-ulang, tetapi belum ada respons yang sesuai dengan harapan,” ujarnya.
Program studi
Semestinya perguruan tinggi mengadakan program studi yang menunjang industri yang akan berkembang di masa depan. Diantaranya industri di sektor pariwisata, teknologi informasi, dan lainnya.
Kepala Negara mengatakan, salah satu perguruan tinggi yang bisa dijadikan contoh adalah Kent State University di Ohio, Amerika Serikat. Universitas ini sampai membuka program master manajemen perhotelan dan pariwisata, untuk menjawab perkembangan industri pariwisata di masa depan.
Selain itu ada pula perguruan tinggi yang membuka program studi khusus mempelajari game atau permainan. “Di University of Southern California malah ada Game Studies. Industri game ini merupakan industri masa depan, yang juga bisa mendatangkan income yang besar,” kata Jokowi.
Untuk itu Presiden Jokowi juga mengingatkan para pejabat di lingkungan Kemenristekdikti untuk tidak lagi mempersulit izin pengadaan program studi yang diajukan perguruan tinggi. Ia, bahkan, menginstruksikan untuk memangkas seluruh regulasi yang dianggap menghambat.
Sementara Menristekdikti M Nasir menyampaikan bahwa saat ini pihaknya tengah mendorong 11 perguruan tinggi untuk masuk ke kelas dunia. Selain itu Kemenristekdikti juga mulai melakukan revitalisasi pendidikan vokasi dengan mengarahkan peningkatan institusi perguruan tinggi vokasi. Revitalisasi dilakukan untuk mengahdapi perubahan di era revolusi industri ke-4.