Sejarawan Rusia Gunakan Foto Nazi untuk Temukan Kuburan Massal Era Stalin
Oleh
Elok Dyah Messwati
·4 menit baca
Tak mudah melacak sebuah lokasi kuburan massal di masa lalu. Perlu beberapa petunjuk untuk dapat menemukannya. Untuk itu tim sejarawan dan arkeolog Rusia menggunakan foto pilot pembom Nazi untuk membantu mereka menentukan lokasi kuburan massal ribuan orang yang ditembak mati oleh intel polisi NKVD di era Stalin di Kota Moskwa, ibu kota Rusia.
Keberadaan kuburan massal di distrik Kommunarka di barat daya Moskwa pertama kali terungkap menjelang bubarnya Uni Soviet ketika KGB membuka arsipnya. Itu adalah salah satu dari tiga ladang pembunuhan di Moskwa yang digunakan NKVD era Stalin pada 1930-an.
Para sejarawan percaya, setidaknya ada 6.609 orang yang ditembak mati dan dibuang ke kuburan massal di Kommunarka antara 1937 dan 1941. Daerah berhutan yang terjaga keamanannya itu pernah digunakan Kepala NKVD Genrikh Yagoda yang memiliki vila liburan di sana.
Namun, karier Yagoda jatuh dan dicopot jabatannya pada 1936, lalu ditembak mati pada 1938. Jenazah Yagoda kemungkinan besar juga dikubur di Kommunarka. Sampai saat ini, kuburan massal itu diyakini terletak di satu area hutan, tempat kerabat korban memasang tanda peringatan baru bahwa di situ ada kuburan keluarga mereka, korban di era Stalin. Namun, para sejarawan sekarang meyakini bahwa lokasi kuburan tersebut salah diidentifikasi.
Menurut Roman Romanov, Direktur Museum Sejarah Gulag Moskwa yang ikut memimpin penyelidikan, sebelumnya tak ada proyek arkeologi yang serius yang dilakukan di Kommunarka. ”Tidak ada apa-apa di Kommunarka sebelumnya, orang-orang biasa memetik jamur di sana,” katanya.
Daerah itu hanya sedikit diselidiki dibandingkan ladang pembunuhan era Stalin di Distrik Butovo di Moskwa. Namun, dengan adanya rencana pembukaan tanda peringatan baru di Kommunarka, Romanov mengatakan bahwa para sejarawan ingin memeriksa lokasi tepatnya kuburan massal itu. Romanov mengatakan, mereka menggunakan radar penembus tanah dan foto-foto bersejarah untuk memeriksa daerah itu.
”Kami memiliki sukarelawan yang bekerja untuk membersihkan daerah itu dan radar geo kami gunakan untuk mencari anomali di tanah,” kata Romanov.
Foto udara Kommunarka diambil pilot Nazi yang terbang di atas Moskwa pada tahun 1942 ketika kuburan masih ”baru”. Ini adalah kunci penyelidikan.
Yang penting, foto-foto itu menunjukkan ketinggian pepohonan di daerah tersebut saat itu. Para sejarawan sampai pada kesimpulan bahwa beberapa pohon telah ditanam di atas kuburan yang baru. Ini adalah sebuah taktik yang sering digunakan NKVD untuk menutupi eksekusi mereka.
Romanov mengatakan, langkah berikutnya adalah mengidentifikasi di mana lubang khusus kuburan massal tersebut. ”Kuburan yang kecil mungkin ada 30 jenazah dan yang lain mungkin ada 100 jenazah, kami ingin tahu siapa yang dimakamkan di sana,” katanya.
30.000 orang
Yan Rachinsky, anggota senior kelompok hak asasi manusia Memorial yang mendokumentasikan kejahatan Stalinis, memperkirakan 30.000 orang telah ditembak mati di Moskwa selama era Stalin antara tahun 1937 dan 1938.
Menurut Rachinsky, selama periode singkat keterbukaan era Perestroika pada 1980-an, KGB mengirim file kepada korban era Stalin ke wartawan dan Memorial. Dalam beberapa file, NKVD menuliskan tempat eksekusi seperti di Butovo atau kuburan Donskoye di Moskwa. File lainnya hanya menyebut bahwa jenazah korban dalam sebuah ”lubang”.
”Kami percaya mereka yang file-nya tidak ditulisi tempat eksekusi dikuburkan massal di Kommunarka,” kata Rachinsky. Para pejabat tinggi dan ilmuwan termasuk di antara mereka yang ditembak mati dan buru-buru dimakamkan di Kommunarka.
”Hampir seluruh pejabat pemerintahan Mongolia ada di sana,” kata Rachinsky. Mongolia adalah negara satelit Soviet. Banyak pejabat dari negara-negara Baltik dari Estonia, Lituania, dan Latvia juga dieksekusi di sana setelah negara mereka diduduki Uni Soviet pada tahun 1940.
Rachinsky mengatakan, lebih dari 1.000 orang yang diyakini dimakamkan di Kommunarka tetap tidak teridentifikasi setelah KGB menutup akses ke file era Soviet.
”Tiba-tiba, mereka berhenti mengirimi kami file-file itu,” katanya, menuduh Pemerintah Rusia sekarang kurang tertarik mengungkap kejahatan era Soviet. ”Negara kita masih belum siap menyingkap file dari Uni Soviet,” katanya.
”Negara harus bertanggung jawab atas apa yang terjadi di sini,” kata sejarawan Sergei Bondarenko yang kakek buyutnya ditembak di Kommunarka.
Dia memperkirakan hanya pejabat pemerintah ”tingkat menengah” yang akan menghadiri pembukaan tanda peringatan baru pada bulan ini. ”Dalam pandangan saya, seharusnya presiden juga datang karena ini adalah salah satu ladang pembunuhan terbesar di Moskwa,” katanya.
Namun, Romanov lebih optimistis. Menurut dia, pembukaan peringatan untuk korban represi politik di Moskwa pada tahun lalu telah dihadiri Presiden Rusia Vladimir Putin. Romanov mengatakan, dia ingin daerah lain mengikuti ”preseden positif” Kommunarka untuk menemukan kepastian letak kuburan massal era Stalin.
”Tempat tepatnya masih dirahasiakan. Orang-orang bahkan tidak tahu di mana kuburan massal itu. Yang mereka tahu, kuburan massal itu berada di dalam hutan besar,” katanya. Tujuan dirahasiakannya letak tepat kuburan massal itu adalah untuk mengidentifikasi secara tepat ”siapa yang dikubur di semua wilayah Rusia”. ”Ini mungkin terdengar sedikit utopis. Tapi itu perlu dilakukan,” kata Romanov. (AFP)