Kebersamaan TNI-Polri-Rakyat Perkokoh Stabilitas Nasional
Oleh
ADITYA PUTRA PERDANA
·2 menit baca
SEMARANG, KOMPAS — Sinergitas TNI-Polri yang didukung penuh oleh rakyat, termasuk di dalamnya tokoh-tokoh agama, memperkokoh stabilitas nasional. Jika kebersamaan terus dipupuk, tidak akan ada yang bisa memecah belah bangsa.
Hal itu mengemuka dalam ”Doa Bersama Persembahan Ibu Kandung (Rakyat) kepada Anak Tercinta (TNI-Polri)" di Pangkalan Utama TNI AD Ahmad Yani, Semarang, Jawa Tengah, Jumat (5/10/2018). Acara itu juga rangkaian peringatan Hari Ulang Tahun Ke-73 TNI.
Hadir dalam acara itu antara lain Rais Aam Jam’iyah Ahlith Thoriqoh Al Mu’tabaroh An Nahdliyyah Habib Luthfi bin Yahya, Panglima TNI Marsekal Hadi Tjahjanto, Kepala Polri Jenderal (Pol) Tito Karnavian, dan mantan Panglima TNI Jenderal (Purn) Gatot Nurmantyo. Juga hadir perwakilan tokoh agama.
Di hadapan ribuan santri yang hadir, Habib Luthfi mengatakan, yang melahirkan TNI-Polri ialah rakyat atau bangsa Indonesia. Sebagai ibu kandung, rakyat Indonesia akan selalu ada dan menyokong TNI-Polri. ”Beban TNI-Polri kian hari tambah berat. Namun, bangsa ini akan selalu ada di belakang kalian,” katanya.
Habib Luthfi menambahkan, barang siapa yang melukai TNI-Polri berarti melukai bangsa Indonesia. Karena itu, rakyat akan terus mendorong keduanya maju demi mempertahankan keamanan dan stabilitas nasional. Apabila kebersamaan dengan rakyat terus dibangun, tidak akan ada yang bisa memecah belah bangsa.
Dalam acara itu, Habib Luthfi juga membacakan ikrar yang kemudian diikuti para peserta yang hadir. ”Kami berjanji akan mempertahankan NKRI dan berkibarnya Sang Saka Merah Putih. Barang siapa yang menyentuh dan menyakiti putra-putri kami (TNI-Polri), maka akan berhadapan dengan kami,” ucapnya.
Panglima Kodam IV/Diponegoro Mayor Jenderal Wuryanto mengatakan, stabilitas keamanan dan kondusivitas Jateng perlu terus dipertahankan. ”Kita tahu pilkada di Jateng berjalan dengan aman. Energi ini bisa digunakan untuk fokus pada jalannya pembangunan,” kata Wuryanto.
Perwakilan umat Kristen, pendeta Bambang Pujianto, menambahkan, bangsa ini hanya akan menjadi neraka jika satu sama lain tak saling mengasihi, justru memusuhi serta mencari keburukan. Sebaliknya, dengan dukungan rakyat yang saling mengasihi, kebersamaan sebagai bangsa akan terwujud.
Adapun Kapolri dan Panglima TNI tak menyampaikan sambutan apa pun dalam acara itu. Namun, dari pantauan, keduanya amat menikmati suasana kebersamaan yang terbangun. Begitu juga dengan Gatot Nurmantyo yang membaur dengan semua tokoh dan para peserta yang hadir.
Pada acara itu juga dilakukan pemotongan tumpeng yang menyimbolkan kebersamaan dan kesatuan antara TNI, Polri, dan rakyat, termasuk para tokoh agama di dalamnya. Para petinggi TNI-Polri serta tokoh agama yang hadir juga menyantap nasi kebuli bersama. Begitu juga para santri yang hadir.