INSTANBUL, RABU -- Pelaku pasar terus mencermati perkembangan di Turki. Yang terbaru adalah inflasi Turki naik mendekati 25 persen pada bulan September secara tahunan. Angka itu merupakan tingkat tertinggi di Turki dalam kurun waktu 15 tahun terakhir. “Bank sentral akan perlu bereaksi terhadap ini," kata Inan Demir, ekonom senior untuk negara berkembang di lembaga Nomura, Rabu (3/10/2018). "Ini bukan sesuatu yang bisa diabaikan dan mereka harus menaikkan lagi suku bunga.”
Data Lembaga Statistik Turki menunjukkan inflasi Turki naik menjadi 24,52 persen pada September secara tahunan. Pada bulan Agustus, inflasi telah naik sekitar 17,9 persen dari periode yang sama tahun sebelumnya. Kenaikan inflasi secara bulanan sebesar 6,3 persen itu melampaui perkiraan 3,6 persen dalam jajak pendapat Reuters yang melibatkan 15 ekonom. Angka-angka itu pun lebih besar dari target inflasi bank sentral sebesar lima persen.
Mata uang lira juga melemah ke level 6,07 per dollar AS atau melemah lebih dari 1 persen. Mata uang lira telah ditopang dalam beberapa pekan terakhir oleh kenaikan suku bunga 6,25 persen oleh bank sentral bulan lalu dan oleh harapan untuk peningkatan hubungan dengan AS , khususnya atas nasib seorang pendeta AS yang dipenjara.
Pasar juga masih akan memperhatikan langkah Presiden Recep Tayyib Erdogan terkait kemungkinan peningkatan lain dalam biaya pinjaman. Erdogan bersikeras lewat seruannya agar suku bunga lebih rendah demi menjaga pertumbuhan ekonomi.
Kritik
Kritik berulang atas biaya pinjaman - setelah kenaikan bulan lalu ia mengatakan kesabarannya dengan suku bunga yang "memiliki batas" - telah merusak kepercayaan bank sentral dan ikut mendorong penurunan lira. Namun ada juga yang menilai tingkat suku bunga di Turki tidak akan dinaikkan minimal sementara.
"Mengingat skala kenaikan suku bunga bulan lalu dan tekanan lanjutan dari Presiden Erdogan untuk harga, maka suku bunga tidak akan dinaikkan lebih lanjut. Kami pikir ada kebijakan untuk membiarkan ditunda," kata Jason Tuvey dari Capital Economics seraya memproyeksikan berlanjutnya inflasi.
Data menunjukkan, dalam satu bulan terakhir biaya makanan dan minuman non-alkohol di Turki naik lebih dari 6 persen dan transportasi melonjak lebih dari 9 persen. Harga produsen - indikator utama perubahan harga dalam ekonomi - melonjak lebih dari 46 persen dari tahun lalu. Dalam satu dekade setengah kekuasaan, Erdogan dan pemerintahannya telah membangun jembatan, pembangkit listrik dan rumah sakit dan meningkatkan kehidupan jutaan orang Turki berpenghasilan rendah.
Sejak awal, dia memenangkan pujian dari investor untuk menjinakkan inflasi tiga digit. Namun para ekonom mengatakan bahwa tahun-tahun itu Turki lebih berfokus pada konsumsi daripada produktivitas - bahwa Turki membangun pusat perbelanjaan ketika seharusnya berinvestasi lebih banyak di pabrik.
Penjualan lira juga menempatkan fokus pada potensi krisis di bank. Menteri Keuangan Berat Albayrak, menantu Erdogan, mengatakan Turki akan mengumumkan langkah-langkah baru melawan inflasi. Erdogan telah meminta Turki untuk melaporkan kenaikan harga yang tidak biasa di toko-toko. (REUTERS)