JAKARTA, KOMPAS — Pemerintah menjamin keberlanjutan pendidikan di daerah terdampak gempa bumi dan tsunami. Para mahasiswa Sulawesi Tengah, misalnya, ditawari sementara mengikuti perkuliahan di universitas di luar Sulteng sembari menanti situasi benar-benar pulih.
Menteri Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi Mohamad Nasir, Rabu (3/10), memastikan pihaknya akan memberikan beasiswa bagi mahasiswa korban bencana. Beasiswa tersebut tersedia baik bagi mahasiswa yang tengah kuliah di Palu dan Donggala maupun mahasiswa asal Palu dan Donggala yang tengah belajar di perguruan tinggi di luar Sulteng. ”Jangan sampai mahasiswa terkatung-katung akibat bencana sehingga kuliah berhenti tanpa jelas kelanjutannya,” kata Nasir.
Direktur Kemahasiswaan Kemristek dan Dikti Didin Wahidin mengatakan, pihaknya masih menunggu hasil pendataan mahasiswa yang terdampak gempa di Sulteng. Direncanakan akan berlaku tema yang polanya mirip dengan korban gempa Lombok. Ada beasiswa Bidikmisi dan beasiswa Peningkatan Prestasi Akademik.
Kemristek dan Dikti mencatat terdapat 3.530 mahasiswa asal Sulteng tengah belajar di 35 perguruan tinggi di Indonesia. Di Sulteng terdata 37 perguruan tinggi negeri dan swasta. Pemerintah tengah mengumpulkan data mengenai dosen, mahasiswa, ataupun tenaga kependidikan di perguruan tinggi yang terdampak bencana alam ini.
Di Universitas Tadulako, Palu, dilaporkan sejauh ini tak ada korban jiwa dari mahasiswa asing yang tengah menempuh studi di perguruan tinggi tersebut. Mahasiswa asing yang tengah kuliah di Palu dan Donggala antara lain dari Vietnam, Timor Leste, dan Thailand.
PTN siap
Secara terpisah, Rektor Institut Teknologi Bandung (ITB) Kadarsah Suryadi yang juga Ketua Majelis Rektor Perguruan Tinggi Negeri Indonesia (MRPTNI) mengatakan, ITB telah sepakat dengan 38 rektor PTN yang tergabung dalam MRPTNI untuk menjalankan program bantuan demi kelangsungan proses belajar para mahasiswa Universitas Tadulako. Mahasiswa Universitas Tadulako yang sementara waktu harus meninggalkan Kota Palu untuk mengungsi ke Bandung dan sekitarnya dipersilakan mengikuti program kuliah sit in pada program studi di ITB.
ITB juga memberikan keringanan atau pembebasan uang kuliah tunggal bagi mahasiswa asal Sulteng yang keluarganya menjadi korban bencana itu.
Sikap senada ditampakkan Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) Surabaya, Jawa Timur. Rektor ITS Joni Hermana menyatakan kesediaannya untuk menerima mahasiswa sit in dari Universitas Tadulako. Mereka bisa kuliah secara gratis hingga rehabilitasi bangunan kampus yang rusak rampung diperbaiki.
Joni mengatakan, bantuan itu diputuskan setelah Rektor Universitas Tadulako Muhammad Basir Cyio mengabarkan kegiatan perkuliahan di kampus tersendat.
”Mendengar hal itu, saya menawarkan bantuan untuk menerima mahasiswa kuliah sit in di ITS sambil menunggu perbaikan bangunan kampus selesai dilakukan,” ujarnya.
Basir Cyio mengatakan, rektor PTN yang telah menyatakan siap menerima mahasiswa Universitas Tadulako untuk sit in antara lain Universitas Halu Oleo (Kendari), Universitas Hasanuddin (Makassar), Universitas Airlangga (Surabaya), dan Universitas Gadjah Mada (Yogyakarta).
Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Muhadjir Effendy mencatat, bencana di Sulteng mengakibatkan 2.736 sekolah, sekitar 20.000 guru, dan 100.000 pelajar diperkirakan terdampak.