Pendidikan Lumpuh, Tenda Sekolah Darurat Dibutuhkan Mendesak
Oleh
Satrio Pangarso Wisanggeni
·2 menit baca
JAKARTA, KOMPAS – Pendidikan di wilayah terdampak gempa-tsunami Sulawesi Tengah lumpuh. Ribuan sekolah diperkirakan rusak dan proses belajar-mengajar terhenti. Bantuan tenda dibutuhkan untuk membangun tenda-tenda pendidikan darurat bagi guru dan pelajar yang kehilangan sekolah mereka.
Direktur Jenderal Pendidikan Dasar dan Menengah Kementerian Pendidikan Hamid Muhammad, pada Rabu (3/10/2018) mengungkapkan, saat ini pihaknya sedang berfokus pada pendataan siswa dan guru yang terdampak bencana dampa dan tsunami yang terjadi di sebagian Kota Palu, Kabupaten Donggala, dan Kabupaten Sigi, Sulawesi Tengah pada Jumat lalu.
Hamid mengatakan, aktivitas belajar-mengajar pun belum dimulai di wilayah tersebut. “Kami, saat ini, masih fokus mendata siswa dan guru serta penyelamatan mereka. Belum ada aktivitas pembelajaran di sekolah,” kata Hamid di Jakarta.
“Kemendikbud, saat ini, masih fokus mendata siswa dan guru serta penyelamatan mereka. Belum ada aktivitas pembelajaran di sekolah.”
Hamid mengatakan saat ini belum ada upaya untuk mengirimkan tenaga pengajar ke wilayah-wilayah terdampak bencana.
Hingga kini, pendataan masih dilakukan untuk menghitung sekolah yang rusak akibat gempa dan tsunami itu. Kepala Pusat Data, Informasi, dan Humas Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Sutopo Purwo Nugroho mengungkapkan, tim gabungan petugas BNPB dan relawan beserta tim dari Kemendikbud sedang melakukan pendataan untuk mendata jumlah sekolah yang rusak.
“Jadi saat ini, dari Kemendikbud sudah menurunkan petugas dibantu oleh relawan untuk mendata jumlah sekolah dan unit pembelajaran yang mengalami kerusakan,” kata Sutopo.
Sementara itu, Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Muhadjir Effendy dalam kunjungannya ke Yogyakarta mengatakan, diperkirakan 2.736 sekolah di Sulawesi Tengah rusak akibat bencana tersebut. Muhadjir menduga, sekitar 20.000 guru dan 100.000 pelajar di Sulawesi Tengah terdampak gempa dan tsunami.
Kebutuhan tenda mendesak
Sutopo mengatakan, tenda sekolah darurat masih belum dapat didirikan di titik-titik pengungsian. Hal ini disebabkan, kebutuhan atas tenda dan logistik dasar lainnya yang belum dapat dipenuhi.
Sutopo mengatakan, tenda juga menjadi kebutuhan yang diharapkan dapat dibantu oleh dunia internasional. “(Tenda sekolah darurat belum didirikan) karena kekurangan banyak tenda. Makanya, tenda menjadi kebutuhan prioritas, termasuk bantuan dari internasional,” kata Sutopo.
Muhadjir mengatakan, pemerintah akan memberikan bantuan perlatan pendukung pengajaran untuk para korban bencana.