Jejak Kiprah Romo Casutt SJ dalam ”Timur”
”...Better to light the candle, than to curse the darkness.”
Suara merdu Peni Candra Rini melantun lembut menyanyikan lagu berjudul ”Candle” dalam konser musik Timur pada puncak acara Pesta Emas 50 Tahun ATMI Solo di gedung konser De Tjolomadoe, Colomadu, Karanganyar, Jawa Tengah, Sabtu (29/9/2018) malam pekan lalu.
Diiringi gesekan biola dan denting piano, Peni melalui lagu pembuka konser malam itu mengajak audiens yang sebagian besar adalah mahasiswa, alumni, pengajar dan instruktur Politeknik ATMI (Akademi Teknik Mesin Industri) Solo mengenang kembali sosok Romo Casutt SJ (almarhum), mantan Direktur ATMI (1971-2001).
Kutipan kata-kata Romo Casutt diabadikan Peni dalam lirik lagu Candle sebagai sebuah inspirasi, ”Better to light the candle, than to curse the darkness...”
Peni membawakan 12 lagu dalam konser tunggalnya tersebut. Sepuluh lagu di antaranya ada di dalam album Timur yang diinspirasi kisah perjalanan hidup Romo Casutt SJ. Kesepuluh lagu itu, yakni Candle, Juara, Timur, U, Jangkar, Name, Atisadu (Humble), Langit, Gaung, dan Song for Romo. Dua lagu lainnya adalah Bire dan Kidung yang diambil dari albumnya yang lain.
”Akhir tahun 2016, ATMI meminta saya untuk membuat sebuah sajian musik untuk perayaan Pesta Emas 50 tahun ATMI,” kata penyanyi, pesinden, dan komposer musik ini.
Sejak itu, Peni menyiapkan album Timur. Seluruh lagu di dalam album itu ditulisnya saat sedang melawat ke beberapa negara di Eropa. Ketika berada di luar negeri itulah, Peni lepas dari kesibukan sehari-hari sehingga memiliki waktu dan ruang untuk hening menulis lirik dan menyusun komposisi musik. Lagu Timur, misalnya, diciptakannya di Belanda dan Langit ditulisnya saat sedang singgah di Belgia,
”Di Solo, saya hampir tidak ada waktu untuk merenung karena aktivitas mengajar dan belajar karena saya juga sedang menempuh studi S3 untuk penciptaan musik,” kata seniman yang juga dosen Institut Seni Indonesia Surakarta ini.
Peni mengatakan, Romo Casutt merupakan inspirasi utama penciptaan lagu-lagu album ”Timur”. Lagu Timur, misalnya, memiliki makna muda dan semangat yang luar biasa. Timur adalah dimana matahari terbit dengan cahaya terangnya seperti pemikiran cemerlang yang mendasari gerak hidup Romo Casutt dalam berkarya.
Jangkar menggambarkan penyatuan diri antara Romo Casutt dan mahasiswa ATMI dalam bergerak bersama untuk mengubah dunia, baik secara nyata maupun sebagai spirit dalam kehidupan masa depan.
Gaung dengan lirik berbahasa Jawa, menggambarkan masa depan ATMI yang selalu tumbuh dan berkembang dengan membawa nilai-nilai kemuliaan, kasih sayang, dan ketuhanan.
Sebagai komposer, Peni sungguh piawai meracik lagu-lagu itu dengan iringan musik yang kaya warna, perpaduan biola, piano, bass, drum, serta iringan gamelan. ”(Album dan konser) \'Timur\' mengapresiasi keberanian, tingginya rasa kemanusiaan, ketaatan, dan dedikasi Romo Casutt untuk Indonesia,” ujarnya.
Peni mengaku, Timur terinspirasi kisah perjalanan hidup Romo Cassut yang dilahirkan dan tumbuh di dunia barat, namun mengabdikan seluruh hidupnya dibelahan dunia timur, yakni Indonesia. ”Timur disajikan sebagai karya yang semaksimal mungkin bisa menangkap sosok Romo Casutt secara utuh,” katanya.
Casutt mendapat penugasan ke Indonesia tahun 1957. Pada 1971, Casutt menerima tugas memimpin ATMI dan STM St Mikael, Solo. Casutt mendedikasikan penuh hidupnya memimpin dan mengembangkan ATMI. Ia juga merintis pendirian ATMI Cikarang.
”Kehebatan Romo Casutt adalah kemampuannya merumuskan karakter yang harus dikejar oleh setiap mahasiswa ATMI, yaitu disiplin, jujur, kerja keras, tanggung jawab dan inovatif. Karakter ini sudah terbadankan dalam pribadi Romo Casutt sendiri,” ujar Direktur Politeknik ATMI Solo T Agus Sriyono SJ.
Dalam pendidikan ATMI, karakter disiplin, jujur, kerja keras, tanggung jawab dan inovatif yang dirumuskan Romo Casutt diperoleh mahasiswa melalui praktik sehari-hari, seperti kerja bangku (mengikir), membubut dan lainnya. ”Dalam pengalaman, mahasiswa yang berhasil membadankan karakter tersebut mendapatkan dua hasil sekaligus, nilai praktik dan teori yang bagus dan pasti tidak droup out. Dan yang kedua adalah memiliki karakter yang dituntut dunia usaha dan industri,” ujarnya.
Agus mengatakan, konser musik Timur yang mementaskan kehidupan Romo Casutt dalam sebuah karya seni, dilatari semangat untuk mendidik anak muda di dunia Timur dengan latar pendidikan vokasi ala Swiss yang diterapkan Romo Casutt. Selama 50 tahun, ATMI menghidupi pendidikan vokasi dengan menanamkan karakter unggul sebagai tradisi dan akan melanjutkan tradisi itu untuk 50 tahun ke depan. Sebab, tutur Agus, ATMI meyakini pendidikan vokasi amat cocok menyiapkan anak muda menyongsong Indonesia yang lebih gemilang di masa depan.
”Kobarkan Api Vokasi adalah motto kami di dalam perayaan Pesta Emas ini, 1968-2018. Kami mempercayai telah melakukan dan tetap akan mengembangkan pendidikan vokasi sebagai solusi atas masalah negeri ini,” ujarnya.
Sejak berdiri pada tahun 1968, ATMI telah meluluskan 3.508 mahasiswa. Mereka telah terserap bekerja di berbagai perusahaan di dalam dan luar negeri. ATMI juga menyediakan tempat praktek, bagi instruktur maupun siswa untuk lebih dari 20 SMK, 20 lembaga tinggi pendidikan vokasi dan 19 industri.
Sebagai perintis pendidikan tinggi vokasi, ATMI juga telah membantu pendirian lembaga vokasi, antara lain Politeknik Manufaktur Bandung, Politeknik Manufaktur Astra di Jakarta, Pusat Pelatihan Teknik UCC Tangerang. Saat ini Politeknik ATMI memiliki sejumlah prodi, yakni Teknologi Manufaktur (D3), Teknologi Perancangan Mekanik (D3), Mekatronika (D3), Teknologi Rekayasa Manufaktur (D4), Teknologi Rekayasa Perancangan Manufaktur (D4), dan kini mengembangkan program S2 terapan.
Romo Markus Samsul Wanandi SJ, Ketua Yayasan Karya Bakti Surakarta yang menaungi ATMI mengatakan, ATMI siap menjajaki bidang-bidang keahlian baru di dunia vokasi khususnya, yang mendorong minat dan bakat para mahasiswa mendalami dunia teknologi informasi, industri 4.0, big data dan lainnya.
ATMI juga membuka diri bekerja sama dalam dunia vokasi untuk bidang-bidang yang beraneka macam dan belum disentuh selama ini. ”Kami bersedia belajar agar bisa mendalami apa yang dialami dunia industri sekarang ini,” katanya.