Hak Atlet Pelatnas Paralayang Korban di Palu akan Dipenuhi
Oleh
Rakaryan Sukarjaputra
·3 menit baca
Jakarta, Kompas--Pemerintah melalui Kementerian Pemuda dan Olahraga berjanji akan memenuhi hak-hak atlet pelatnas paralayang yang menjadi korban tewas dalam musibah gempa bumi dan tsunami di Palu dan Donggala, serta memberikan uang duka kepada seluruh atlet paralayang yang tewas. Hingga Selasa (2/10/2018) petang, empat atlet sudah berhasil dievakuasi dari reruntuhan Hotel Roa Roa di Palu dalam keadaan tidak bernyawa, sedangkan tiga lainnya masih diupayakan untuk segera dievakuasi.
Menteri Pemuda dan Olahraga Imam Nahrawi, Selasa (2/10/2018) menjelaskan, Kejuaraan Paralayang Lintas Alam Palu Nomoni 2018 diikuti 32 peserta, tiga diantaranya dari luar Indonesia, yaitu Lee Dong-jin (Korea Selatan), Kok Choong (Singapura) dan Francois (Belgia). Menurut jadwal, kejuaraan itu berlangsung mulai Kamis, 27 September sampai Minggu, 30 September. Namun, karena pada 28 September terjadi gempa bumi dan tsunami di Palu, maka kejuaraan itu terpaksa dihentikan.
"Keluarga besar Kemenpora dan Paralayang Indonesia sangat berduka cita, karena sampai sekarang masih ada beberapa atlet yang belum ditemukan. Tentu pemerintah dan pengurus paralayang akan berusaha memenuhi hak-hak para atlet, khususnya atlet Pelatnas karena masih berada dalam tanggungan negara, sekaligus kami akan memberikan santunan duka kepada keluarga," ungkap Imam.
Empat atlet paralayang yang sudah ditemukan adalah tiga atlet Sulawesi Utara yaknis Petra Mandagi, Glenn Mononutu, Franky Kowaas, dan atlet pelatnas Asian Games 2018 Ardi Kurniawan. Adapun tiga atlet yang belum ditemukan adalah Reza Kambey (atlet Pelatnas Asian Games 2018), Fahmi, dan Lee Dong-jin. Sementara itu, para atlet yang selamat saat ini sudah dikembalikan ke daerahnya masing-masing.
Imam menambahkan, keluarga Ardi Kurniawan telah menyampaikan keinginan agar jenazah Ardi dikembalikan ke Malang. "Tetapi kita tahu sulitnya kondisi di sana, sulitnya mencari peti mati, dan sulitnya membawa jenazah keluar Palu. Karena itu kami berharap agar keluarga Ardi mengikhlaskan, dan kita mengikuti prosedur yang sekarang ditempuh, yaitu dimakamkan dalam satu tempat di Palu," papar Menpora yang berdoa agar ke-3 atlet segera ditemukan oleh tim evakuasi.
Ketua Paralayang Indonesia Wahyu Yudha menjelaskan, paralayang telah mengirimkan tim beranggotakan lima orang ke Palu, dipimpin oleh Gendon Subandono, Kepala Pelatih Timnas Paralayang Indonesia.
"Saat gempa besar itu terjadi, sebagian besar atlet sedang berada di luar hotel untuk makan, tetapi beberapa orang memutuskan untuk beristirahat di kamarhotel. Mereka yang berada di luar hotel selamat. Pada hari Jumat itu, pertandingan sudah selesai sebelum shalat Jumat, dan saat itu Ardi Kurniawan tengah berada di posisi pertama," papar Wahyu.
Mengenai pemberian santunan duka itu, Menpora menjelaskan, Kemenpora saat ini masih menghitungnya karena ada juga sekitar 100 atlet binaan PPLP di Palu yang saat ini belum jelas kabarnya. Fasilitas pembinaan mereka semuanya hancur.
Deputi IV Kemenpora, Mulyana, menjelaskan, Kemenpora masih belum mendapatkan kabar bagaimana nasib para atlet binaan PPLP itu. "Kami belum mendapatkan informasi tentang mereka, tetapi mudah-mudahan semua selamat," ujarnya.