Cokelat bagi Jackline
Rasa nasionalisme yang tinggi serta kecintaan yang kental terhadap Tanah Air sejak lama tertanam dalam diri Jackline Rossy Natalia Mboeik (32). Kondisi seperti itulah yang membuat dia cocok dan betah bergabung dengan band rock asal Bandung, Cokelat.
Band Cokelat adalah band yang digandrungi Jackline sejak masa remajanya. Konsistensi Cokelat membawakan lagu-lagu bertemakan nasionalisme, selain juga tentunya lagu bertemakan cinta dan patah hati, membuat gadis berdarah campuran Jawa dan Timor itu merasa ikut bangga.
”Enggak banyak band yang (berjiwa nasionalis) seperti itu. Kalaupun ada, biasanya tergantung musim,” ujar Jackline berkelakar.
Pada Kamis (27/9/2018) sore itu, kami mengobrol di rumah Jackline, salah satu apartemen di kawasan Pesanggrahan, Jakarta. Dibalut pakaian warna biru tua cerah, ia tampak santai dan lancar bercerita banyak tentang masa lalu, perjalanan karier, dan rencana-rencananya ke depan.
Sejak kecil Jackline memang terbiasa dididik mencintai Tanah Air, terutama oleh mendiang opa dan eyangnya. Sang opa, yang juga mantan komandan teritorial berpangkat perwira menengah di kala itu, bahkan membiasakan cucu-cucunya tak malas ikut upacara bendera.
”Malah kalau ketahuan ada yang enggak ikut upacara bendera di sekolah, sama opa kami disuruh upacara sendiri di rumah. Pokoknya harus upacara. Soalnya beliau bilang dulu dia susah payah berjuang panggul senjata dan kelewang lawan penjajah supaya kami anak cucunya bisa upacara bendera sekarang,” tutur Jackline sambil tertawa.
Cokelat sejak lama sudah banyak membawakan lagu-lagu bertemakan kebanggaan terhadap bangsa dan negara yang lumayan sukses serta menjadi tren. Sebut saja lagu ”Bendera” yang juga menjadi original soundtrack film nasional berjudul sama karya sineas Indonesia bereputasi internasional, Nan T Achnas.
Lagu karya gitaris band Sheila on 7, Eross, tersebut juga pernah sedemikian populer, bahkan sampai seolah tak sah jika panggung-panggung musik perayaan Hari Kemerdekaan RI tanpa memperdengarkan lagu ”Bendera”.
Selain itu, Cokelat juga rajin mengaransemen ulang dan membawakan lagu-lagu nasional, seperti ”Satu Nusa Satu Bangsa”, ”Hari Merdeka”, atau lagu lawas ”Kebyar-kebyar” karya mendiang musisi lagu-lagu balada terkenal, Gombloh.
Tahun lalu, Cokelat juga mengeluarkan singel bertema sama dengan judul ”Garuda” yang menurut rencana bakal menjadi bagian dari album terbaru kesembilan mereka dan akan diluncurkan awal tahun depan.
”Kalau dipikir-pikir, dari situ sepertinya saya dan Cokelat seolah sudah berjodoh,” ujar Jackline.
Panggung ke panggung
Sebelum bergabung dengan Cokelat, Jackline cukup lama bermain untuk salah satu band Top 40 asal Solo, Jawa Tengah. Bersama band tersebut, Jackline juga mendapat banyak pengalaman tampil dari panggung ke panggung di banyak kota di Indonesia. Pengalaman itulah yang menjadikan dirinya percaya diri, termasuk ketika mengikuti proses seleksi ketat untuk bisa bergabung dengan Cokelat.
Pada tahap akhir proses seleksi yang lumayan panjang, Jackline bahkan cukup percaya diri saat ditantang tampil bersama Cokelat, saat itu masih berstatus sebagai penyanyi cabutan. Cokelat tampil di depan puluhan ribu penonton di Gelora Bung Karno, Jakarta.
Tak hanya itu, dia bersama Cokelat tampil sepanggung dengan sejumlah band papan atas, seperti Padi dan Nidji. Hal itu juga agak diperumit dengan kondisi fans Cokelat yang masih belum bisa move on dan selalu mengidentikkan band kesayangan mereka itu dengan vokalis pendahulu, Kikan Namara.
Menurut Jackline, dirinya tak ingin membantah, apalagi melawan. Sosok dan warna suara khas Kikan memang diakui sudah sangat lekat dengan image Cokelat. Justru hal itu pula yang membawa Cokelat menjadi band besar. Dirinya mengaku juga terpesona dengan karakter suara Kikan yang unik.
”Kalau masih ada yang membandingkan aku dengan Kikan, ya, enggak masalah. Memang kenyataannya Cokelat besar karena itu. Makanya juga, aku dulu ngefans banget,” ucapnya santai.
Sejak lulus SMA, Jackline sudah memantapkan diri untuk berkarier di dunia tarik suara sebagai penyanyi profesional. Sang ibunda sempat keberatan dengan keputusan Jackline itu. Dia ingin putri sulungnya berkuliah sampai selesai jenjang sarjana terlebih dahulu.
Kecintaan Jackline pada dunia panggung dan tarik suara memang sudah tampak sejak masih kecil. Bahkan, pada usia empat tahun, dia berani tampil bernyanyi di acara gerejanya. Sejak SD hingga SMA, Jackline juga rajin mengikuti lomba-lomba bernyanyi dan kerap mendapat predikat juara.
Dia juga rajin ikut lomba-lomba modelling dan kecantikan, namun tak diseriusi lantaran merasa ”tahu diri” tinggi badannya tak mencukupi untuk bisa bersaing dengan model atau peraga busana lain.
Sejak kecil dan remaja, Jackline kerap berpindah kota tempat tinggal. Saat usia taman kanak-kanak, dia tinggal di Kupang, Nusa Tenggara Timur. Usia SD hingga SMA dia habiskan di Semarang dan Salatiga, Jawa Tengah, lalu kembali ke Kupang.
”Lulus SMA aku putuskan serius menyanyi setelah sadar aku bisa dapat duit dari situ. Pernah tampil bersama band lokal di Semarang, lalu diajak teman dekat aku gabung ke band yang dimanajerinya di Kota Solo,” kata Jackline.
Hobi bikin kue
Selain sibuk bernyanyi, Jackline ternyata juga punya hobi lain yang kini mulai diseriusinya sebagai peluang bisnis. Sejak kecil, Jackline biasa memasak, terutama membuat kue. Awalnya lantaran dia harus membantu sang mama yang orangtua tunggal. Setiap sang mama tugas ke luar kota, Jackline harus memasak untuk dirinya sendiri dan sang adik.
”Sampai sekarang masih sering masak dan buat kue sendiri di apartemen. Belajar otodidak. Kalau sudah jadi malah bingung siapa yang mau makan. Akhirnya dikasihkan teman yang kebetulan datang atau ke (petugas) satpam di pos jaga bawah (apartemen). Mereka senang bisa makan gratis,” ujarnya tertawa.
Di sela-sela kesibukannya, Jackline juga menerima pesanan kue-kue ulang tahun berhias sesuai permintaan. Biasanya dia menggunakan lapisan berbahan gula semacam fondant atau icing sugar. Belakangan dia mengambil kursus mengolah bahan cokelat (chocolate modelling) karena tengah mempersiapkan bisnis kuliner di Kupang.
”Buat aku, memasak dan bikin kue sebetulnya juga jadi semacam stress relief. Selain itu, dari dulu aku kepengin punya bakery dan restoran. Kebetulan dapat lokasi murah dan bagus di Kupang. Tadinya belum tahu mau buat apa. Sekarang sedang disiapkan di satu tempat itu ada restoran untuk nongkrong, bakery, dan satu butik,” kata Jackline.
Jackline Rossy Natalia Mboeik
Tempat/tanggal lahir: Semarang, 16 Desember 1985
Nama keluarga:
- Ayah: Gabriel Joseph Mboeik
- Ibu: Indah Ratnawati
- Adik: Yosia Putri Christiani Mboeik
Riwayat Pendidikan:
- SDN Sendang Mulyo 02 Semarang (1996)
- SMPN 39 Semarang (1999)
- SMA Lab Satya Wacana Salatiga dan SMAN 1 Kupang, NTT (2002)
Penghargaan:
- Juara 2 lomba suara pelajar tingkat SMA se-Kota Kupang
- Juara 2 lomba pujian Gereja Kefas
- Juara 2 kontes band pelajar se-Kota Madya Semarang
- Pemenang Wajah Revlon (PWR) as Best Remaja Wiraniaga
- Juara Harapan Terbaik Kontes Model Indonesia (tingkat nasional)
- Juara 1 ”Barbie Look” by Mattel se-Jawa Tengah
- Juara 2 Sophie Martin Fashion Contest di Nusa Tenggara Timur