Belajar Kesederhanaan dan Integritas melalui Sosok Sarwono Kusumaatmadja
Oleh
Ayu Pratiwi
·2 menit baca
JAKARTA, KOMPAS - Kesederhanaan, selera humor, integritas, dan kepekaan sosial merupakan beberapa nilai yang dikagumi oleh sejumlah pihak dalam sosok Sarwono Kusumaatmadja. Ia sebelumnya menjabat sebagai Anggota Dewan Perwakilan Daerah DKI Jakarta pada 2004-2009. Sebelum itu, ia beberapa kali menjabat sebagai Menteri di pemerintahan Indonesia mulai 1988 hingga 2001.
Bagi Akbar Tanjung, Mantan Ketua Dewan Perwakilan Rakyat pada 1999-2004, ada sejumlah nilai penting yang menonjol dari Surwono yang dijadikan sebagai contoh kepada anak-anak muda sekarang.
"Bagi Sarwono, formalitas itu tidak penting. Kepribadian yang penuh integritas, humor, dan kepekaan sosial merupakan nilai-nilai yang patut dimiliki oleh anak-anak muda sekarang," ucapnya, Kamis (27/9/2018), di Gedung Manggala Wanabakti, saat peluncuran buku "Memoar Sarwono Kusumaatmadja: Menapak Koridor Tengah".
Dosen Tetap Fakultas Ilmu Sosial dan Politik Universitas Indonesia, Imam Prasodjo, mengagumi keberanian dan integritas yang dipegang teguh oleh Sarwono selama masa-masa otoritarianisme.
"Kesempatan untuk korupsi saat itu sangat banyak. Sarwono bukan anggota DPR yang kaya, lalu selama ia menjabat sebagai menteri, saya tidak pernah mendengar wrong doing darinya," kata Imam.
Karakter Surwono itu menurut Imam, dipengaruhi kuat oleh ibu dan ayahnya. Ibunya memiliki karakter khas dan selera humor yang unik. Berkat ayanya, Sarwono juga sempat mendapatkan pengalaman pendidikan di Inggris.
"Untuk jamannya pada saat itu, kesempatan itu sangat luar biasa. Berkat itu, Sarwono memilili wawasan yang sangat luas," tambah Imam.
Selain itu, keluarga Sarwono juga peduli dengan nasib bangsa, sehingga membentuk semangat keindonesiannya. Saat menjadi mahasiswa di Institut Teknologi Bandung, Sarwono juga giat gerakan orang-orang yang idealis dan oportunis. Tidak sedikit di antara teman-teman mahasiswanya itu yang menjadi nama besar.
Melalui buku yang ditulisnya, Sarwono berharap, sejarahnya itu dapat menjadi pelaharan kepada generasi muda. "Untuk orang muda, sejarah itu oenting. Selain menapak ke depan, mereka juga perlu mengerti apa yang terjadi pada masa lalu. Mereka perlu belajar tentang integritas dan empati," katanya.