JAKARTA, KOMPAS — Geliat usaha rintisan di Indonesia menarik sejumlah perusahaan multinasional berlomba menanamkan modal. Suntikan dana itu semakin menarik para pengusaha muda beradu kreativitas untuk menawarkan usaha rintisan dengan layanan paling menarik.
Data situs Startup Ranking menyebutkan, di Indonesia kini terdapat 1.903 usaha rintisan. Hal itu membuat Indonesia duduk di posisi keenam negara dengan usaha rintisan terbanyak. Adapun posisi pertama diduduki Amerika Serikat yang melahirkan 45.621 usaha rintisan.
Sejumlah perusahaan teknologi besar melihat geliat munculnya usaha rintisan di Indonesia itu sebagai peluang memperluas mitra usaha. Sebelumnya, Amazon Web Service, perusahaan penyedia layanan penyimpanan data berbasis sistem komputasi awan, berjanji akan menanamkan modal senilai Rp 14 triliun selama sepuluh tahun ke depan di Indonesia (Kompas.id, 21/9/2018).
Perusahaan teknologi lain, Infocom dan Fenox VC, membuat kompetisi bernama GnB Accelerator untuk menyaring tujuh usaha rintisan terpilih yang akan diberi modal Rp 650 juta. Hal yang sama juga dilakukan Blibli melalui program The Big Start Indonesia yang menyaring 20 usaha rintisan yang akan diberi modal usaha sebesar Rp 1,1 miliar.
Manajer Fenox VC Asia Tenggara Tetno Dewati menyatakan, program pembinaan bagi usaha rintisan baru itu merupakan bagian dari langkah strategis memperlebar jangkauan usaha.
”Prinsipnya, kami ingin berkembang bersama para pengusaha rintisan,” ujar Tetno saat membuka presentasi tujuh usaha rintisan pilihan GnB Accelerator, Kamis (27/9/2018).
Layanan kreatif
Ketujuh usaha rintisan yang dipilih GnB Accelerator itu menawarkan layanan di berbagai bidang berbeda. Bookslife, misalnya, menawarkan layanan publikasi buku elektronik bagi penulis dengan sistem bagi hasil.
”Bookslife memberikan 40 persen hasil penjualan kepada penulis,” ujar CEO Bookslife Ardianto Agung. Selain memasarkan, Bookslife juga bertanggung jawab mengedit dan mengatur tata letak buku elektronik sebelum buku itu dijual dengan sistem per bagian.
”Di Bookslife, kami menjual buku per bagian seharga Rp 5.000,” kata Ardianto. Menurut dia, hal itu membuat konsumen tak perlu mengeluarkan uang banyak untuk mulai membaca. Jika pembaca tidak suka, ia tak usah beli bagian yang berikutnya.
Dewi ”Dee” Lestari adalah salah satu penulis kondang Indonesia yang pernah memasarkan karya lewat Bookslife. Sama seperti buku lain, karya Dee berjudul Aroma Karsa itu juga dihargai Rp 5.000.
”Kami ingin berlaku adil kepada semua penulis. Perbedaan pendapatan mereka bukan ditentukan harga buku, melainkan seberapa banyak pembeli yang membeli karya mereka,” ujar Ardianto.
Usaha rintisan lain yang terpilih mendapat suntikan dana dari GnB Accelerator, Playable Kids, menawarkan video dan gim edukatif bagi anak usia 3-12 tahun. ”Aplikasi yang kami ciptakan memberi kuasa bagi orangtua mengontrol media yang dikonsumsi anak,” kata CEO Playable Kids Muhamad Rifaldi.
Playable Kids menyediakan fitur kontrol orangtua guna membatasi waktu anak mengonsumsi media. ”Setiap konten yang kami unggah telah dinilai layak oleh psikolog anak,” kata Rifaldi. Orangtua yang menyekolahkan anaknya di sekolah yang bekerja sama dengan Playable Kids juga bisa mendapatkan laporan aktivitas anak di sekolah secara berkala. (PANDU WIYOGA)