JAKARTA, KOMPAS — Penggunaan perangkat aktivitas transfusi darah dengan alat uji saring Nucleic Acid Test dipastikan menghasilkan darah yang bebas dari berbagai virus penyakit menular, seperti HIV, hepatitis B, dan hepatitis C. Alat ini merupakan bantuan Pemerintah Provinsi DKI Jakarta tahun 2015.
Hal ini dikatakan Kepala Unit Transfusi Darah Palang Merah Indonesia (PMI) Provinsi DKI Jakarta Salimar Salim di Aula C Kantor Wali Kota Jakarta Timur, Kamis (27/9/2018) pagi, dalam seminar ”Peran PMI DKI Jakarta dan Pemprov DKI Jakarta dalam Upaya Pencegahan Penyakit yang Ditularkan Melalui Transfusi Darah”.
Salimar mengatakan, untuk memastikan darah bebas dari virus seperti HIV dan hepatitis, pemeriksaan darah yang didonorkan masyarakat dilakukan dengan screening darah secara paralel menggunakan alat Chemiluminescent Immuno Assay (CHLIA) dan Nucleic Acid Test (NAT). Selain itu, petugas yang mengoperasikan NAT dan CHLIA merupakan tenaga terlatih dan berkualitas.
”Kita juga selalu didampingi orang yang punya alat itu sehingga kita lebih hati-hati. Jadi, kalau ada kesalahan, pasti langsung ketahuan,” ucapnya.
Ketua Pengurus PMI DKI Jakarta Muhamad Ali Reza menambahkan, pihaknya berupaya agar darah yang dikumpulkan dari masyarakat melalui transfusi darah bebas dari virus atau penyakit menular. Upaya itu dilakukan dengan menggunakan berbagai jenis teknologi dan yang paling mutakhir saat ini adalah NAT.
Namun, karena kurangnya sosialisasi, terdapat sejumlah rumah sakit di Jakarta yang menolak menggunakan darah dari PMI. ”Ada juga yang menolak darah tersebut dan tidak mengikuti prosedur yang sudah dilakukan,” ujar Reza.
Oleh karena itu, lanjutnya, pihaknya akan terus melakukan kegiatan sosialisasi ke seluruh kota administratif wilayah Jakarta agar masyarakat dapat mengetahui jenis darah yang sehat dan bebas dari virus serta infeksi penyakit menular.
Pelaksana Tugas Kepala Dinas Kesehatan Pemprov DKI Jakarta Khofifah Ani mengimbau semua rumah sakit yang ada di Jakarta menggunakan darah yang telah melewati uji saring NAT. Tindakan ini diharapkan dapat mencegah persebaran penyakit menular seperti hepatitis.
Pemprov DKI Jakarta, kata Khofifah, mendukung upaya pemerintah pusat dalam mencegah persebaran penyakit menular. Tindakan pencegahan ini juga bertujuan mengurangi beban pemerintah dalam mengurangi pembiayaan kesehatan masyarakat Jakarta.
Hadir sebagai pembicara David Handojo Muljono, Deputy Director for Translational Research Eijkman Institute for Molecular Biology, dan pakar hematologi Zubairi Djoerban. (STEFANUS ATO)