Menyinergikan Inovasi dan Perilaku Konsumen di Era Digital
Tren perilaku konsumen dan industri global berubah drastis dalam beberapa tahun terakhir. Konsumen semakin banyak berperan dalam menentukan langkah industri. Namun, industri juga mampu membuat inovasi sehingga justru menciptakan tren baru.
Head of Global Insight Network Trendwatching Nathania Christy memiliki pandangan terkait tren perilaku konsumen dan inovasi saat ini dan masa depan. Trendwatching adalah sebuah perusahaan yang berdiri pada 2002 dan bergerak di bidang riset terkait konsumen.
Pandangan terkait tren konsumen dan inovasi tersebut berdasarkan penelitian yang dilakukan terhadap lebih dari 20.000 inovasi yang ada di lebih dari 50 negara. Inovasi tersebut berasal dari 16 jenis industri sejak tahun 2002 hingga kini.
Berikut wawancara Kompas dengan Nathania, di Jakarta, Rabu (26/9/2018).
Apa saja hasil penelitian yang diperoleh terkait tren konsumen dan industri?
Kami memperoleh bahwa ada tiga tren saat ini. Tren-tren tersebut adalah zero waste shopping, branded government, dan omnichannel marketing.
Pertama, zero waste shopping, mulai muncul secara global. Awal mula tren ini adalah Pemerintah China yang melarang impor plastik. Kebijakan itu memengaruhi banyak negara, di antaranya Singapura. Walaupun begitu, masih belum terlalu relevan di Indonesia.
Kebijakan itu juga memengaruhi penduduknya sehingga mereka ikut menuntut agar industri turut bertindak. Perusahaan yang tidak melakukannya akan kalah dengan brand yang menerapkannya. Tidak hanya di industri retail, tren ini juga terjadi di sektor lainnya, baik pemasaran, desain, bahkan supply chain bisnis.
Contoh menariknya adalah perusahaan minuman beralkohol merek Smirnoff (perusahaan Diageo) berinovasi dengan membuat sedotan yang ramah lingkungan. Di Indonesia memang telah ada perusahaan yang membuatnya. Namun, perusahaan minuman beralkohol itu berinovasi dengan membuat sedotan itu dari rumput laut dan memiliki rasa yang akan melengkapi cita rasa minumannya.
Isu lingkungan sebenarnya sudah lama, tetapi mulai menjadi topik utama belakangan karena pada saat yang bersamaan, influencers di media sosial juga turut membahas masalah lingkungan. Mereka memiliki nilai-nilai yang dipegang tinggi, tidak hanya sekadar promosi brand. Mereka adalah generasi milenial.
Teknologi digital, seperti fasilitas live streaming yang ada di media sosial, juga membantu pemasaran pemikiran dan kampanye mereka. Masyarakat juga bisa melihat program mereka secara transparan.
Bagaimana dengan tren ”branded government”?
Kami melihat pasar Asia sedikit lebih ”kacau” jika dibandingkan dengan Eropa dan Amerika. Hal itu membuat banyak perusahaan teknologi yang membuat solusi yang tidak hanya menguntungkan perusahaan, tetapi juga masyarakat secara umum.
Di China, misalnya, ada perusahaan aplikasi transportasi Didi Chuxing yang jumlahnya melebihi pengguna Uber di seluruh dunia. Didi Chuxing mengumpulkan data terkait transportasi dan menciptakan solusi bagi masalah kemacetan di China. Pengguna aplikasi bisa melihat jalur mana yang macet dan tidak secara faktual. Jadi, perusahaan dengan nama besar menggunakan data sebagai force for good untuk konsumennya.
Mengapa kami menyebutnya sebagai branded government? Ini karena mereka adalah perusahaan yang besar sehingga memiliki data dan sumber daya untuk melakukan analisis. Mereka berinisiatif memecahkan masalah sosial yang sebenarnya adalah tugas pemerintah. Di Indonesia juga banyak perusahaan seperti itu, seperti perusahaan transportasi Go-Jek dan perusahaan di bidang pendidikan Ruangguru.
Pemerintah pun ikut berpartner dengan mereka. Kondisi yang sama terjadi di China dan Korea. Tren branded government lebih terlihat di Asia.
Bagaimana dengan penjelasan tren ”omnichannel marketing”?
Omnichannel (strategi lintas kanal untuk meningkatkan pengalaman pengguna) sebenarnya merupakan strategi yang kompleks, mahal, dan malah akan membuat konsumen jenuh. Kami menyarankan contextual omnipresent, yaitu berada di waktu dan tempat yang tepat. Bukan ada di mana saja dan kapan saja.
Contohnya adalah langkah yang diterapkan pemerintah negara Palau yang terletak di Samudra Pasifik agar wisatawan mancanegara menjaga lingkungan. Dibandingkan kampanye, mereka membuat cap paspor yang menuliskan ikrar bahwa pengunjung akan menjaga lingkungan. Ikrar itu kemudian ditandatangani pemilik paspor. Langkah yang baru dan menarik perhatian.
Apakah ada perubahan pola tren inovasi yang terlihat?
Ada perubahan, biasanya inovasi berasal dari Amerika atau Eropa, baru beralih ke Asia. Sekarang terbalik. Sekarang Amerika yang meniru Asia, khususnya China. Mereka ingin tahu apa saja yang sedang terjadi di Asia, terutama di sektor ritel dan teknologi.
Di Amerika baru saja heboh produk Amazon Go (toko otomatis di mana pelanggan membeli produk dengan menggunakan stasiun self-checkout). Di China produk sejenis, BingoBox, malah sudah ada di 20 kota.
Bagaimana dengan inovasi di Indonesia?
Inovasi adalah sesuatu yang linear sehingga tidak bisa dibandingkan menggunakan peringkat. Kendati demikian, secara global, China paling maju dalam hal inovasi, terutama dalam teknologi.
Indonesia sebenarnya memiliki ekosistem bisnis yang mirip dengan China. Apa yang terkenal di China juga muncul di Indonesia karena inovasi yang diciptakan bisa diterapkan di Indonesia dan untuk kebutuhan sehari-hari. Indonesia saat ini bisa dikatakan adalah China pada masa 5-10 tahun yang lalu. China yang sekarang adalah Indonesia 5-10 tahun mendatang. Kalau kita ingin maju satu langkah ke depan, kita pelajari tren yang ada di China.
Yang menarik adalah konsumen Indonesia mencintai produk yang berbau lokal. Kecintaan itu menonjol jika dibandingkan dengan negara lain. Produk etnik, seperti batik dari Jawa, kacang mete dari Bali, bahkan aplikasi Go-Jek ciptaan anak bangsa, diminati. Ini menjadi keunikan Indonesia dan tantangan bagi industri untuk tidak terlalu kaku.
Menurut saya, inovasi di Indonesia akan dimulai dari sektor ritel terlebih dulu. Kami memiliki istilah, dulu adalah e-commerce (electronic commerce), sekarang m-commerce (mobile commerce). Kini, akan muncul a-commerce (automated commerce).
Bagaimana seharusnya industri menyikapi tren saat ini?
Ucapan Steve Jobs yang paling terkenal adalah konsumen tidak tahu apa yang mereka inginkan hingga kita memberikan barang tersebut. Henry Ford pernah bertanya apa yang orang inginkan dan mereka menjawab ingin kuda yang lebih cepat. Ford kemudian menciptakan mobil.
Yang ingin saya sampaikan adalah inovasi jangan ditanyakan kepada konsumen. Buat produknya dulu, baru divalidasi kepada konsumen. Gunakan kampanye yang kreatif untuk menarik minat konsumen.