JAKARTA, KOMPAS Klub-klub peserta kompetisi Go-Jek Liga 1 menghormati keputusan PSSI untuk menghentikan sementara Liga 1 dan mencari solusi terbaik mencegah kekerasan suporter. Namun, klub butuh kepastian mengenai durasi penundaan liga. Mereka perlu mengatur ulang jadwal latihan dan memberikan penjelasan kepada para sponsor.
Sidang khusus Komite Eksekutif PSSI, Selasa (25/9/2018) malam, memutuskan penundaan semua laga Liga 1 hingga waktu yang tidak ditentukan. Keputusan ini terkait kematian suporter klub Persija Jakarta, Haringga Sirla, Minggu (23/9).
Selain memberi waktu kepada PSSI untuk berkoordinasi dengan semua pihak, penghentian ini juga sebagai bentuk keprihatinan dan belasungkawa terhadap Haringga. Liga 1 musim ini menyisakan 10 pekan kompetisi lagi dari total 34 pekan.
Manajer klub Bhayangkara FC Sumardji sepakat liga harus dihentikan karena sepak bola Indonesia sedang berkabung. ”Namun, tanpa ada kepastian penghentian liga, kami resah dan merasa dirugikan,” kata Sumardji, kemarin di Jakarta.
Hal pertama yang harus dilakukan Bhayangkara adalah menjelaskan kepada para sponsor. Klub terikat kontrak dengan sponsor sehingga akan muncul kerugian jika laga tidak bergulir.
Dari aspek tim, Sumardji juga khawatir penghentian liga akan menurunkan kualitas pemain. Ketika liga berhenti, pemain akan kehilangan sentuhannya. Laga kompetitif merupakan sarana terbaik bagi para pemain untuk mengasah teknik dan mental.
Selama Asian Games 2018, 18 Agustus-2 September 2018, kompetisi Liga 1 juga dihentikan sementara. Selama tiga pekan, para pemain hanya berlatih sendiri atau menjalani laga uji coba.
Seusai Asian Games, Sumardji merasakan timnya kehilangan kualitas dan baru menang satu kali dari tiga laga. ”Sampai sekarang pun belum bagus dan liga akan dihentikan lagi,” katanya.
Manajer Persebaya Surabaya Candra Wahyudi mengungkapkan, penghentian liga membuat timnya harus kembali mengatur program latihan pemain. Tanpa kepastian masa penghentian liga, pengaturan jadwal juga tak mudah dilakukan. ”Seperti sekarang, seharusnya kami bersiap menghadapi Arema FC, tetapi kami harus menyusun program lagi,” kata Candra. Persebaya akan bertandang ke Stadion Kanjuruhan, Malang, markas Arema FC, Minggu (30/9).
Manajer Arema Rudy Widodo merasa penundaan laga Arema lawan Persebaya tidak banyak membawa kerugian. ”Kami berpikir jernih dan positif, justru kini bisa punya waktu pemulihan yang cukup,” ujarnya.
Menurut Rudy, timnya baru pulang dari laga tandang di Papua. ”Dengan penundaan ini, kami punya waktu pemulihan lebih lama. Siapa tahu pemain yang cedera bisa sembuh dan tampil melawan Persebaya,” kata Rudy.
Untuk laga kontra Persebaya itu, Arema sudah mencetak 44.000 lembar tiket. Namun, tiket itu baru diberikan kepada pemesan yang menunjukkan bukti kuitansi. Arema juga bersedia untuk mengembalikan uang kepada para pembeli yang meminta.
Dari New York, Amerika Serikat, wartawan Kompas, Nina Susilo,melaporkan, Wakil Presiden Jusuf Kalla meminta sanksi yang diberikan untuk tim sepak bola serta suporternya perlu lebih ketat dan tegas. Tanpa ketegasan ini, musibah yang menimbulkan korban jiwa akan terus terjadi.
Sanksi tegas itu misalnya menghukum klub tidak berkompetisi selama satu musim jika suporternya terbukti melakukan pelanggaran berat. Efek jera dari sanksi tersebut diharapkan bisa memutus rantai kekerasan antarsuporter.
Jusuf Kalla menilai, jatuhnya korban jiwa sebagai bagian dari fanatisme pendukung sepak bola adalah akibat industrialisasi sepak bola. Hal ini, katanya, juga kadang terjadi di Eropa.
Adapun juru bicara klub Persipura Jayapura, Bento Madubun, mengatakan, tanpa aturan tegas, klub-klub yang tidak bersalah ikut dirugikan seperti yang terjadi saat ini. Bento pun sangat menyayangkan penghentian sementara liga ini. ”Masalah ini disebabkan oknum suporter klub tertentu. Jangan sampai merugikan seluruh peserta Liga 1,” ujar Bento.
Di Bandung, sekitar 1.000 bobotoh (pendukung Persib Bandung) berdoa bersama di Masjid Pusat Dakwah Islam, Bandung, Rabu malam. Acara yang dipimpin Ustaz Hanan Attaki ini digelar untuk mendoakan almarhum Haringga dan menggalang dana untuk keluarga almarhum. ”Bukan hanya untuk Jakmania dan bobotoh, persatuan serta persaudaraan semua suporter harus dibangun. Permusuhan tidak membawa manfaat. Mari islah dan damai,” kata Hanan.
Ketua Viking, kelompok pendukung Persib, Heru Joko mengatakan, selain mendoakan almarhum Haringga, doa ini dilakukan agar kejadian serupa tidak terulang lagi. Terkait putusan PSSI menghentikan sementara Liga 1, Heru berharap semuanya diberikan secara adil. ”Insiden terjadi di luar stadion. Sanksi jangan dibebankan pada klub, cukup suporter saja,” kata Heru.
Kepala Kepolisian Daerah Jabar Inspektur Jenderal Agung Budi Maryoto menyatakan akan menjalankan keputusan PSSI terkait Liga 1. ”Jika dihentikan, kami akan ikuti. Pengamanan di Stadion Gelora Bandung Lautan Api ini juga akan kami evaluasi,” kata Agung. (DEN/DIA/SEM/FLO)