JAKARTA, KOMPAS — Walaupun kondisi perekonomian global dihadapi ketidakpastian, Bank Pembangunan Asia memprediksi pertumbuhan ekonomi di negara berkembang Asia tetap stabil, mencapai 6 persen pada 2018 dan 5,8 persen pada 2019. Adapun pertumbuhan ekonomi Indonesia diperkirakan 5,2 persen pada 2018.
Dalam laporan Asian Development Outlook 2018 yang dipaparkan Bank Pembangunan Asia pada Rabu (26/9/2018) di Jakarta, India menjadi negara dengan tingkat pertumbuhan produk domestik bruto (PDB) nomor satu di antara negara berkembang Asia lainnya, yaitu 8,2 persen, selama semester I-2018.
Peringkat itu kemudian diikuti Vietnam (7,1 persen), China (6,8 persen), Filipina (6,3 persen), Indonesia (5,2 persen), Malaysia (4,9 persen), dan Thailand (4,8 persen), Singapura (4,2 persen), Hong Kong (4 persen), Taipei (3,2 persen), dan Korea (2,8 persen).
Konsumsi rumah tangga dan investasi menjadi kontribusi utama pertumbuhan ekonomi di negara-negara itu. Untuk sejumlah negara, seperti Filipina, Indonesia, Thailand, Korea, Hong Kong, China, dan India, pertumbuhan itu terhambat dengan defisit neraca dagang.
”Pertumbuhan di kawasan ini mampu bertahan menghadapi tantangan eksternal, dibantu oleh permintaan domestik yang kuat di China dan India,” kata Yasuyuki Sawada, Ekonom Kepala ADB, dalam keterangan persnya.
Baginya, risiko terbesar untuk keberlanjutan pertumbuhan ekonomi di Asia itu adalah gangguan jaringan produksi internasional akibat meningkatnya ketegangan perdagangan. Selain itu, likuiditas global yang juga makin ketat dapat makin meredupkan prospek dalam tahun-tahun ke depan.
”Tetapi, pertumbuhan Asia seharusnya akan tetap tangguh menghadapi kondisi ini,” kata Yasuyuki.
Sementara itu, pertumbuhan ekonomi di negara maju pada 2018 diprediksikan 2,8 persen untuk Amerika Serikat, 2,2 persen untuk Eropa, dan 1,4 persen untuk Jepang.
Untuk kondisi di Indonesia, Winfried Wicklein, Kepala Perwakilan ADB di Indonesia, mengatakan, ”Perekonomian Indonesia diproyeksikan masih tumbuh dengan baik pada 2018 dan 2019. Fundamental perekonomian masih solid, dengan prospek pertumbuhan yang baik dan inflasi masih terkendali. Posisi fiskal masih terkelola dengan baik dan sejumlah langkah telah diambil guna menjaga stabilitas.”