Perdana Menteri Morrison Usulkan Hari Aborigin
BRISBANE, KOMPAS -- Usulan Perdana Menteri Australia Scott Morrison mengadakan Hari Aborigin guna menghormati kebudayaan suku asli Australia sepintas tampak sederhana, tetapi dalam kenyataan sarat beban emosi.
“Banyak hal yang bisa kita rayakan . . . dan saya pikir kita bisa merayakan kenyataan bahwa ini (orang Aborigin) adalah pemilik kebudayaan yang tertua di dunia,” tutur Morrison, Selasa (25/09/2018), seperti dikutip ABC.
Usulan yang langsung memicu debat hangat itu disampaikan Morrison ketika dia menolak usulan memindahkan Hari Nasional Australia yang jatuh pada 26 Januari. Pada tanggal ini, diperingati kedatangan armada kapal Inggris yang pertama di Sydney Cove, teluk kecil di selatan pelabuhan Sydney, tahun 1788.
Saya pikir kita bisa merayakan kenyataan bahwa ini (orang Aborigin) adalah pemilik kebudayaan yang tertua di dunia.
Debat lama yang kembali menghangat untuk memindahkan Hari Nasional tersebut dipicu oleh keyakinan bahwa kedatangan kapal pertama merupakan awal dari penderitaan orang Aborigin. Menurut ABC, jumlah orang Aborigin yang sudah mendiami Benua Australia selama 65.000 tahun menyusut dari sekitar 750.000- 1.5 juta orang menjadi sekitar 100.000 orang pada 1901. Usulan memindahkan Hari Nasional itu tidak datang hanya dari orang Aborigin, tetapi juga dari warga kulit putih Australia.
Morrison mengingatkan ada Hari Rekonsiliasi yang jatuh pada 28 Mei yaitu peringatan suksesnya Referendum Aborigin pada 1967. Saat itu, semua klausul yang mendiskriminasi orang Aborigin dihapus dari Undang-undang Dasar Australia.
“Hari Australia adalah Hari Australia . . . Anda tak mungkin berpura-pura bahwa sejarah Anda bukan sejarah Anda. Pada hari itu, bendera kita ditancapkan di Farm Cove. Pada hari itu, sejarah bangsa ditentukan,” jelas Morrison
Morrison menyerahkan kepada setiap negara bagian dan teritori untuk menetapkan hari libur, dan ia terbuka pada perdebatan Hari Aborigin.
Anda tak mungkin berpura-pura bahwa sejarah Anda bukan sejarah Anda.
Rod Little dari Kongres Nasional Manusia Pertama Australia menyambut baik perdebatan ini. Namun, ia menambahkan bahwa hal itu perlu diikuti dengan “cerita sebenarnya” tentang sejarah ketidak-adilan. “Banyak hal buruk terjadi dalam 200 tahun (sejak penjajahan) dan kami masih merasakan akibatnya sampai sekarang,” tuturnya.
Pejabat Pemimpin Oposisi Tanya Pilbersek menuntut lebih banyak detail. “Kita tidak bisa berdebat atas dasar pikiran sesaat yang dilaporkan media,” tuturnya.
Menteri Urusan Lansia Ken Wyatt, yang orang Aborigin dari Western Australia, mengatakan, usulan Morrison merupakan “langkah besar ke depan”. Ia juga meminta agar Hari Nasional Aborigin jatuh dalam minggu NAIDOC, yaitu minggu yang dirayakan di seluruh Australia pada setiap Juli untuk menghormati sejarah, budaya, dan pencapaian orang Aborigin serta orang dari Kepulauan Torres Strait.
“Hal ini pernah saya usulkan pada seorang mantan perdana menteri. Minggu NAIDOC merupakan minggu penting bagi masyarakat Australia,” tutur Wyatt merujuk pada singkatan National Aborigines and Islanders Day Obervance Committee, panitia yang mengurus perhelatan itu, yang kemudian terpatri menjadi kosakata bagi acara tersebut.
Menurut Wyatt, Hari Australia harus tetap 26 Januari karena “bukan lagi hari pendudukan negeri ini.” “Namun, tentang kita sebagai bangsa, sebagai rakyat, dan penyatuan (melting pot) masyarakat yang bekerja-sama secara erat untuk membangun negeri ini,” tuturnya pada ABC.
Pejabat Khusus (Special Envoy) Untuk Urusan Aborigin Tony Abbott memilih untuk diam. “Karena sudah ada hal-hal seperti Minggu NAIDOC dan Hari Maaf (Sorry Day) nasional dan lainnya,” tutur Abbott pada radio 2GB, sambil memuji Morrison atas serangannya terhadap kaum kiri, kaum hijau, dan pemerintah lokal yang merasa bersalah karena berpikir Hari Australia adalah hari yang memalukan, bukan membanggakan.
Pemerintah Federal telah mencabut kewenangan pemerintah lokal Dewan (Council) Byron Shire di Negara Bagian New South Wales untuk mengadakan upacara peresmian warganegara baru setelah memajukan Hari Australia sehari.
Walikota Simon Richardson membela keputusan itu. “Tanggal tersebut menusuk perasaan sebagian warga kita, seperti mengusap garam pada luka mereka. Jadi mengapa harus kita teruskan?”
Tiga dewan kota di Melbourne, Negara Bagian Victoria, tahun lalu memutuskan untuk tidak lagi mengadakan upacara peresmian warganegara baru, keputusan yang disambut dengan pencabutan kewenangan untuk mengadakan upacara kewarganegaraan oleh pemerintah federal.
Menyambut keputusan Dewan Byron Shire, Morrison merespons lewat Twitter, dengan mengatakan bahwa 26 Januari akan tetap sebagai hari untuk mengenang sejarah modern bangsa dan “kebiasaan menyalahkan diri-sendiri” tidak akan membuat Australia lebih kuat.