LIVERPOOL, MINGGU — Partai Buruh Inggris tidak akan berdiam diri dalam krisis Brexit. Kongres Partai Buruh yang melibatkan 500.000 anggotanya itu akan memutuskan apakah partai ini akan mendukung referendum Brexit yang kedua atau melakukan pemilihan umum baru.
Terkait itu, para petinggi di Partai Buruh mendesak agar partai mereka berbuat sesuatu dan tidak hanya ”menunggu di pinggir pagar”. Dalam referendum Brexit tahun 2016, Partai Buruh secara resmi mendukung Inggris tetap berada di dalam blok Uni Eropa (UE). Namun, pemimpin Buruh, Jeremy Corbyn, dikenal sangat sosialis dan memiliki skeptisisme terhadap UE. Alhasil, sepanjang kampanye Brexit, Corbyn dianggap bersikap ambigu.
Setelah kubu Brexit menang dalam referendum 2016, sikap resmi Partai Buruh adalah mendukung keputusan Brexit, tetapi menolak gagasan Brexit yang diusulkan Partai Konservatif yang cenderung menginginkan hard Brexit. Partai Buruh tetap menginginkan, pasca-Brexit, Inggris memiliki akses penuh ke pasar tunggal Eropa dan berada dalam penyatuan bea cukai UE.
Lebih dari 100 asosiasi lokal Partai Buruh telah mengajukan mosi kepada Kongres, yang isinya mendesak publik melakukan pemungutan suara. Pilihannya adalah meninggalkan UE dengan ketentuan yang disepakati pemerintah atau tetap bertahan di UE.
Kepada koran Sunday Mirror, Corbyn mengatakan, ”Jika Kongres Buruh membuat keputusan, saya tidak akan lari dari itu.”
”Jika Kongres Buruh membuat keputusan, saya tidak akan lari dari itu.” (Jeremy Corbyn)
”Preferensi kami adalah pemilihan umum dan kita bisa melakukan negosiasi dalam hal hubungan dengan UE di masa depan. Namun, mari kita lihat apa hasil Kongres ini,” kata Corbyn kepada BBC.
Sementara Wakil Ketua Buruh Tom Watson kepada koran The Observer bersikap lebih tegas. ”Kita harus mendukungnya (referendum kedua) jika anggota menginginkannya,” kata Watson.
Dilema
Namun, Partai Buruh tetap menghadapi dilema. Sebagian besar dari 500.000 anggota Buruh memilih bersama UE pada referendum 2016. Namun, banyak di antara 257 anggota parlemen Partai Buruh mewakili wilayah yang mendukung Brexit.
”Jika Buruh mengadopsi referendum kedua, akan terjadi penentangan di wilayah-wilayah yang memilih keluar dari UE,” kata Brandon Chilton, pendukung Brexit di Partai Buruh, Labor Leave.
Sebaliknya, anggota Buruh yang pro-UE, Andrew Adonis, mendesak agar Buruh mengadopsi kebijakan referendum kedua karena kepemimpinan Theresa May kini sangat tertekan dan Inggris semakin mengarah pada keputusan ”tanpa kesepakatan”.
”Ini adalah krisis besar sepanjang hidup saya. Tak ada seorang pun yang bisa membayangkan apa yang akan terjadi. Itu sebabnya, kita saat ini perlu bersikap, kita Partai Buruh dan kita sebagai negara,” kata Adonis.
Namun, Menteri Urusan Brexit Dominic Raab mengesampingkan kemungkinan adanya pemilu baru. ”Inggris tidak akan berpindah-pindah dari satu rencana ke rencana lain seperti diplomasi kupu-kupu. Kami akan teguh untuk hal ini,” kata Raab. (AP/REUTERS)