Efek Perang Dagang, Pabrik Pindahkan Basis Produksi dari China
Oleh
BENNY DWI KOESTANTO
·3 menit baca
SEOUL, MINGGU — Perang dagang antara Amerika Serikat dan China mulai berimbas, termasuk di China sendiri. Sejumlah produsen besar Asia yang menjadikan China sebagai basis produksi, mulai dari perusahaan cip hingga peralatan mesin, mulai memindahkan ataupun berpikir untuk memindahkan—minimal sebagian—basis produksi mereka ke beberapa negara lain.
Status China sebagai tempat basis produksi yang murah dikhawatirkan luntur atau hilang setelah negara itu terlibat perang dagang dengan AS.
Sejumlah sumber menyatakan, proses produksi, rantai pasokan, hingga biaya distribusi masuk dalam faktor-faktor yang dilihat secara saksama seiring memanasnya konflik dagang AS-China. Bahkan, sejumlah perusahaan seperti SK Hynix dari Korea Selatan dan Mitsubishi Electric, Toshiba Machine Co, dan Komatsu dari Jepang mulai merencanakan langkah produksi itu sejak Juli lalu atau ketika perang tarif AS-China mulai diterapkan.
Perusahaan-perusahaan lainnya, seperti pembuat komputer Taiwan Compal Electronics dan LG Electronics Korea Selatan, membuat rencana darurat jika perang perdagangan berlanjut atau berjalan semakin sengit.
Reaksi cepat terhadap tarif AS dimungkinkan karena banyak produsen besar memiliki fasilitas di banyak negara dan dapat memindahkan setidaknya sejumlah kecil produksi mereka tanpa perlu membangun pabrik baru. Beberapa pemerintah, terutama di Taiwan dan Thailand, secara aktif mendorong perusahaan untuk memindahkan basis produksi mereka dari China.
Sebagaimana diwartakan, AS memberlakukan 25 persen tarif impor yang mencakup 50 miliar dollar AS barang-barang buatan China pada Juli. Putaran kedua tarif 10 persen yang mencakup ekspor China senilai 200 miliar dollar AS akan diberlakukan mulai pekan ini. Tarif lanjutan telah disiapkan Washington yang siap diterapkan terhadap ekspor China ke AS senilai 267 miliar dollar AS.
Tarif itu mengancam status China sebagai basis produksi berbiaya rendah yang, bersama dengan daya tarik pasar China yang tumbuh cepat, menarik banyak perusahaan untuk membangun pabrik dan rantai pasokan di negara itu selama beberapa dekade terakhir.
Pukulan tarif
Manajemen SK Hynix yang membuat cip memori komputer dikabarkan tengah memindahkan produksi modul cip tertentu kembali ke Korsel dari China. Seperti Micron Technology yang juga memindahkan sejumlah cip memori dari China ke lokasi Asia lainnya, SK Hynix melakukan beberapa pengemasan dan pengujian cip di China, dengan cip itu sendiri sebagian besar dibuat di tempat lain.
”Ada beberapa produk modul DRAM yang dibuat di China yang diekspor ke Amerika Serikat,” kata seorang sumber. ”SK Hynix berencana membawa produk-produk modul DRAM itu ke Korsel untuk menghindari pukulan tarif.”
Namun, dikatakan bahwa sebagian besar produksi SK Hynix tidak akan terpengaruh, mengingat dominasi China di bidang komputer dan manufaktur telepon pintar membuatnya menjadi pasar terbesar untuk cip DRAM.
Pihak Toshiba Machine Co mengatakan, pihaknya berencana untuk mengalihkan produksi mesin cetakan plastik AS dari China ke Jepang atau Thailand pada Oktober. Mesin-mesin ini digunakan untuk membuat komponen plastik, seperti bumper otomotif.
”Kami telah memutuskan untuk mengalihkan sebagian dari produksi kami dari China karena dampak dari tarif itu signifikan,” kata seorang juru bicara perseroan.
Adapun Mitsubishi Electric mengatakan, mereka sedang dalam proses pengalihan produksi peralatan mesin AS terikat yang digunakan untuk pengolahan logam dari basis manufakturnya di Dalian, China timur laut, ke pabrik Jepang di Nagoya.
Di Taiwan, seorang pejabat eksekutif pembuat notebook PC Compal, yang menolak disebutkan namanya, mengatakan bahwa dampak perang perdagangan masih terbatas sejauh ini, tetapi perusahaan sedang mempelajari opsi-opsinya.
”Kami juga dapat menggunakan fasilitas di Vietnam, Meksiko, dan Brasil sebagai alternatif,” kata pejabat eksekutif itu. ”Ini tidak akan mudah karena mayoritas produksi kami ada di China; tidak ada negara lain yang dapat menggantikannya saat ini.”
Perusahaan yang lebih kecil juga mengeksplorasi opsi mereka. Produsen peralatan medis Korea Selatan, IM Healthcare, yang membuat produk termasuk pembersih udara, sedang mempelajari kepindahan ke Vietnam atau Korsel jika konflik perdagangan semakin dalam. (REUTERS)