JAKARTA, KOMPAS — Hingga pekan keempat Liga Kompas Kacang Garuda U-14, sejumlah tim masih mencari-cari bentuk permainan yang pas. Hal itu dialami tim yang rata-rata diisi pemain baru.
Inkonsistensi masih terlihat dari penampilan sejumlah tim peserta Liga Kompas Kacang Garuda U-14. Memasuki pekan keempat, performa sejumlah tim masih pasang surut. Hanya beberapa tim tampil konsisten di tiga pertandingan awal.
Pelatih Sekolah Sepak Bola (SSB) Villa 2000 Artha Wijaya, Sabtu (22/9/2018), menuturkan, timnya masih mencari-cari bentuk permainan yang pas. Sebab, mayoritas skuad Villa 2000 diisi pemain yang berbeda dengan yang diturunkan pada musim lalu.
Villa 2000 belum pernah memetik poin penuh dalam tiga pertandingan awal. Mereka ditaklukkan Ragunan Soccer School serta dua tim pendatang baru, yakni Benteng Muda IFA dan Salfas Soccer School.
”Di tiga pertandingan awal kami belum menemukan pakem permainan yang cocok. Kami masih mencari bentuk permainan yang pas untuk diterapkan,” kata Artha.
Akan tetapi, menurut Artha, tidak semua tim masih mencari bentuk permainan. Ia mencontohkan Ragunan Soccer School yang mayoritas diisi pemain yang pernah merasakan ketatnya persaingan LKG U-14 musim lalu.
Oleh karena itu, kata Artha, skuad Ragunan Soccer School sudah padu pada musim ini. Hal itu terbukti dari performa Ragunan Soccer School yang berhasil menyapu bersih tiga kemenangan di tiga laga perdana. Mereka kini memuncaki klasemen sementara dengan 9 poin.
Sementara itu, Pelatih Ragunan Soccer School Rasyito Amsya memilih merendah dan mengatakan timnya mulai mewaspadai penurunan semangat juang para pemain. Hal itu ia rasakan di pertandingan terakhir ketika meladeni Siaga Pratama.
Kala itu, Ragunan Soccer School menundukkan Siaga Pratama dengan skor tipis 1-0. Padahal, sebelumnya Ragunan Soccer School selalu bisa memenangi pertandingan dengan selisih minimal dua gol.
”Harus diakui kami juga belum konsisten. Maka dari itu, sangat penting bagi saya untuk tetap menjaga semangat pemain,” ujar Rasyito.
Tim Benteng Muda IFA juga mengakui masih mencari bentuk permainan yang pas. Pelatih Benteng Muda IFA Sutarma mengatakan, meski meraih hasil positif di tiga pertandingan awal, pihaknya belum puas dan terus melakukan sejumlah eksperimen.
Sutarma mengungkapkan, selama ini Benteng Muda IFA senantiasa bermain dengan formasi satu pemain penyerang. Di pertandingan menghadapi Siaga Pratama, Minggu (23/9/2018), Sutarma akan mencoba bereksperimen dengan menempatkan dua pemain penyerang.
”Tujuannya agar lini serang lebih agresif. Kami belum puas dengan performa lini depan tim,” kata Sutarma.
Dihubungi secara terpisah, Pelatih SSB Siaga Pratama Abdush Sobur mengatakan, timnya belum mampu meraih hasil optimal lantaran masih berkutat dengan persoalan kekompakan tim.