Jeddah, Jumat — Pengadilan di Jeddah memenangkan gugatan seorang perempuan terhadap ayahnya. Kemenangan itu memicu perdebatan soal sistem perwalian yang berlaku di Arab Saudi.
Seorang perempuan yang tidak diungkap namanya menggugat ayahnya di pengadilan. Pemicu gugatan adalah keinginan perempuan itu untuk belajar di luar negeri. Keinginan itu terhambat karena ayahnya tidak mengizinkan perempuan itu mendapat paspor.
Padahal, sang ayah tidak pernah berhubungan dengan perempuan itu selama enam tahun terakhir. Selama 10 tahun terakhir, perempuan itu tinggal dengan ibunya.
Setelah serangkaian sidang, pengadilan memutuskan sang ayah harus mendapatkan paspor untuk perempuan itu. Keputusan pengadilan itu memicu perdebatan di Arab Saudi.
Seorang anggota dewan syura kerajaan, Latifah Ashaalan, ikut berpendapat soal itu. ”Jika perempuan bisa punya hak mendapat paspor, seperti laki-laki, kita tidak butuh pengadilan untuk masalah ini,” ujarnya.
Seorang warga juga menyatakan kebingungannya. ”Saya terkejut dengan kontradiksi di sistem. Pada akhirnya sang ayah harus mendapatkan paspor yang tidak diinginkannya. Mengapa tidak mengizinkan semua perempuan punya paspor sehingga tidak perlu buang waktu untuk masalah ini?” tulis salah seorang warga melalui media sosial.
Reformasi
Kerajaan Arab Saudi masih memberlakukan sistem perwalian. Perempuan butuh izin dari ayah, saudara laki-laki, dan sejumlah kerabat pria jika akan bepergian dan menikah.
Sistem itu sejak lama dikritik banyak pihak karena dianggap sebagai penindasan terhadap perempuan. Sebab, pria bisa membuat aneka keputusan atas nama kerabat perempuannya.
Kerajaan Arab Saudi memang menunjukkan niat untuk meningkatkan peran perempuan di ranah publik. Hal itu terkait dengan Visi 2030 yang dimotori Putra Mahkota Arab Saudi Pangeran Mohammed bin Salman.
Rencana Arab Saudi membangun perekonomian yang tidak bersandar pada minyak itu antara lain meningkatkan jumlah pekerja perempuan.
Lewat visi itu, Arab Saudi melakukan sejumlah pembaruan. Sejak Juni 2018, perempuan boleh mengemudi sendiri. Sebelumnya, perempuan sudah diizinkan masuk stadion dan menyaksikan pertandingan sepak bola. Perempuan juga boleh menghadiri konser. (AFP)