Industri di Kampung Berseri Wujudkan Kemandirian Ekonomi
Industri rumah tangga bermunculan di Kompleks Wengga Abadi I, Kelurahan Syamsudin Noor, Kota Banjarbaru dalam dua tahun terakhir ini. Para ibu yang sebelumnya hanya mengurus pekerjaan rumah tangga kini mulai membuka usaha produksi makanan ringan. Warga mendapat pemberdayaan ekonomi sejak menjadi Kampung Berseri Astra.
Para ibu yang duduk bersimpuh langsung berdiri begitu waktunya demo pembuatan kain sasirangan digelar di Balai RT 06/RW 02 Kompleks Wengga Abadi I, Kota Banjarbaru, Kalimantan Selatan, Selasa (3/7/2018) siang. Mereka maju mendekati instruktur dan berdiri mengitarinya.
Ibu-ibu memperhatikan dengan seksama saat instruktur menjelaskan tahap demi tahap pembuatan kain sasirangan, yang merupakan kain khas Kalimantan Selatan sejenis batik. Bahkan ada ibu yang merekam demo itu dengan telepon selulernya.
”Ibu-ibu di sini mau belajar membuat kain sasirangan. Nanti, diharapkan ada di antara ibu-ibu di sini yang membuat produk khas Kalimantan Selatan itu,” kata Sumiati, yang dipercaya sebagai Ketua Kampung Berseri Astra, Kelurahan Syamsudin Noor, Banjarbaru.
Saat ini, sebagian di antara ibu-ibu itu sudah memiliki usaha mikro, kecil dan menengah (UMKM). Mereka menghasilkan aneka produk makanan ringan, misalnya keripik pisang, kacang bawang, kacang balado, stik ubi ungu, dan peyek kacang.
”Ada delapan macam produk UMKM dari ibu-ibu di sini. Tujuh di antaranya sudah memiliki izin Produksi Pangan Industri Rumah Tangga (P-IRT) serta bersertifikat halal,” ungkap Ade Surahman, tokoh masyarakat setempat.
Surahman yang biasa dipanggil Maman mengatakan, industri kecil dan menengah (IKM) tumbuh di wilayah mereka dalam dua tahun terakhir ini. Pertumbuhan IKM atau UMKM itu terjadi ketika Kompleks Wengga Abadi I diresmikan menjadi Kampung Berseri Astra pada 22 April 2017.
”Sebelumnya, ibu-ibu di sini hanya mengurus rumah tangga meski sebagian besar pintar masak dan membuat kue. Setelah mendapat pelatihan dari Astra, mereka lalu membuat berbagai produk makanan untuk dijual,” tuturnya. Istri Maman juga membuat produk keripik pisang dengan dua varian, rasa cokelat dan rasa keju.
Usaha para ibu itu terbukti cukup berhasil dan mampu menunjang pendapatan keluarga. Isnawati (33), warga setempat, mengungkapkan, ia bisa menambah pendapatan suami dari hasil penjualan produk stik ubi ungu dan peyek kacang.
”Produk saya dipasarkan ke perusahaan-perusahaan Grup Astra dan toko sentra oleh-oleh di Banjarbaru dan Banjarmasin. Dari situ, saya bisa mendapat penghasilan bersih Rp 1 juta sampai Rp 1,5 juta per bulan,” kata Isnawati yang belum genap setahun merintis industri rumah tangga.
Hal yang sama diakui Arniah (41), warga setempat yang memproduksi camilan ”putri sembunyi”. Ibu tiga putri ini mengaku bisa mendapatkan omzet Rp 3 juta per bulan dari produk camilan yang dijual Rp 10.000 per kemasan.
”Kalau dulu, kami hanya mengharapkan penghasilan dari suami, kini kami bisa memiliki penghasilan sendiri. Hasilnya cukup lumayan untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari dan keperluan sekolah anak-anak,” tuturnya.
Riskawati (50), warga yang memproduksi kacang jaruk mengatakan, penghasilan dari usaha yang ditekuninya cukup untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari, terutama untuk ongkos dapur. Produk kacang jaruk yang terbuat dari kacang tanah dititipnya ke minimarket, warung kopi, dan kantin sekolah. ”Dalam seminggu, saya mendapatkan keuntungan bersih rata-rata Rp 300.000,” ungkapnya.
Berkembang
Ketua RT 06/RW 02 Kelurahan Syamsudin Noor, Subandi mengatakan, wilayah mereka terus berbenah dan berkembang sejak 2010. Penataannya dimulai dari penataan lingkungan. Jalan tanah yang kerap becek secara bertahap diaspal. Warga bergotong royong membersihkan lingkungan serta menanami bunga dan pepohonan di pekarangan rumah dan pinggir jalan kompleks.
Kampung Berseri Astra pun terlihat asri. Begitu melewati gerbang kompleks tampak panorama hijau. Pepohonan dan bunga ditanam di kiri dan kanan jalan kompleks yang beraspal mulus. Tersedia tempat sampah di pinggir jalan. Pekarangan rumah warga juga hijau dan bersih. Rumah-rumah warga pun umumnya permanen dan sebagian besar berpagar beton ataupun besi.
Di beberapa rumah warga tampak stiker bertuliskan ”Rumah UMKM”. Stiker tersebut ditempel di jendela ataupun pintu depan rumah. Stiker memuat informasi mengenai nama produk yang dihasilkan suatu rumah tangga beserta nomor izin P-IRT dan sertifikat halal dari Lembaga Pengkajian Pangan, Obat-obatan, dan Kosmetik Majelis Ulama Indonesia (LPPOM MUI).
Subandi menyebutkan, sebanyak 71 keluarga yang tinggal di wilayahnya. Dalam beberapa tahun terakhir, mereka kerap menyabet juara di bidang lingkungan karena berhasil mewujudkan lingkungan hijau dan bersih.
”Sejak menjadi Kampung Berseri Astra, kompleks kami tidak hanya menonjol dalam kebersihan lingkungan, tetapi juga dalam pemberdayaan ekonomi warga,” katanya.
Menular
Anggota Komisi II DPRD Kota Banjarbaru Muhammad Subakhi mengapresiasi program pemberdayaan masyarakat yang dilakukan di Kampung Berseri Astra. Warga yang sudah kompak menjaga kebersihan dan keindahan lingkungan kini juga memiliki usaha untuk meningkatkan kesejahteraan.
”Kami sangat mendukung keberadaan Kampung Berseri Astra di Banjarbaru. Kampung seperti ini diharapkan menular ke RT/RW dan kelurahan lain sehingga kesejahteraan warga bisa terus meningkat,” kata Subakhi.
Menurut Head of Corporate Communications Division PT Astra International Tbk Boy Kelana Soebroto, Kampung Berseri Astra (KBA) di Banjarbaru merupakan satu di antara 75 KBA yang tersebar di 34 provinsi di Indonesia.
KBA merupakan program pemberdayaan masyarakat yang bertujuan untuk menyejahterakan dan memandirikan masyarakat dengan mengacu pada empat pilar kontributor Astra, yakni kesehatan, pendidikan, lingkungan, dan kewirausahaan.
”KBA dikembangkan sesuai potensi suatu daerah dan masyarakat setempat sehingga setiap KBA memiliki ciri khas masing-masing. Di KBA Banjarbaru, gerakan pemberdayaan ekonomi cukup kuat. KBA ini pun menonjol di bidang kewirausahaan,” tuturnya.
Boy mengharapkan KBA di Banjarbaru bisa menjadi inspirasi dan menularkan semangat wirausaha ke kampung-kampung lain. ”KBA ini juga diharapkan bisa terus berkembang menjadi desa/kelurahan sejahtera yang mandiri secara ekonomi,” ucap Boy.