Tokyo, Senin-Jepang akhirnya mengakui telah berlatih perang di Laut China Selatan. Bahkan, negara itu mengerahkan kapal selam dalam latihan pekan lalu itu.
Dalam pernyataan pada Senin (17/9/2018) di Tokyo, Kementerian Pertahanan Jepang mengakui JS Kuroshio terlibat dalam latihan pekan lalu. Lokasi latihan adalah alur pelayaran di Laut China Selatan.
Lewat latihan itu, Jepang mengerahkan kapal selam ke Asia Tenggara untuk pertama kalinya sejak Perang Dunia II berakhir. Selain kapal selam, Jepang juga mengerahkan sejumlah kapal perang dan heli angkut militer.
Sebagian kapal perang itu dinyatakan dalam program muhibah 2,5 bulan ke Asia Tenggara dan Samudera Hindia. Selain berlatih perang, JS Kuroshio itu singgah di Vietnam. Lawatan itu dinyatakan sebagai bentuk promosi kerja sama pertahanan.
Dalam latihan pekan lalu, Pasukan Bela Diri Jepang berlatih kemampuan melacak sekaligus menghindari pelacakan pada kapal selam. Pasukan Bela Diri Jepang juga berlatih pertempuran anti kapal selam di perairan itu.
Kementerian Pertahanan Jepang menyatakan lokasi latihan adalah perairan netral. Latihan dinyatakan jauh dari pulau-pulau buatan China di Laut China Selatan. Hukum internasional menjamin hak Jepang untuk berlatih di perairan itu.
Meskipun Jepang mengatakan, latihan tidak digelar dekat dengan pulau-pulau buatan China, kehadiran kapal selam di perairan itu membuat Beijing gusar. Sebab, kapal selam menghadirkan ancaman lebih serius dibandingkan kapal perang di permukaan laut.
Selain berlatih perang, JS Kuroshio itu singgah di Vietnam. Lawatan itu dinyatakan sebagai bentuk promosi kerja sama pertahanan.
Juru bicara Kementerian Luar Negeri China Geng Shuang mengatakan, China mendesak negara asing untuk menghormati upaya penyelesaian masalah Laut China Selatan lewat dialog. “Dengan tindakan berhati-hati dan tidak melakukan apa pun yang dapat mengganggu kedamaian dan stabilitas kawasan,” tuturnya.
China berkeras situasi di Laut China Selatan amat damai. Meskipun demikian, China terus meningkatkan kekuatan militernya dengan menempatkan persenjataan, kapal perang, dan jet tempur di sejumlah pulau buatan di perairan tersebut.
China berulang kali bersitegang dengan negara lain yang kapal perangnya berlayar di Laut China Selatan. China menyebut kapal-kapal itu berada di perairan teritorialnya. Sementara negara lain berkeras mereka berlayar di perairan internasional.
Amerika Serikat, dengan alasan Kebebasan Berlayar, paling kerap bersitegang dengan China gara-gara masalah itu. Bulan lalu, Inggris juga ikut bersitegang. Penyebabnya, kapal perang Inggris HMS Albion berlayar dekat pulau-pulau buatan itu. (AFP/REUTERS)