Pasar Manggis ”Diserbu”, Dua Orang Ditemukan Positif Narkoba
JAKARTA, KOMPAS — Sebanyak 100 personel gabungan melakukan operasi narkoba di Kelurahan Pasar Manggis, Jakarta Selatan, Sabtu (15/9/2018). Di lokasi tersebut ditemukan sejumlah alat pengisap sabu. Polisi menangkap tiga warga. Kegiatan ini merupakan bagian dari Operasi Nila Jaya 2018 yang berlangsung pada 12-26 September 2018.
Kepala Polres Metro Jakarta Selatan Komisaris Besar Indra Jafar mengatakan, Operasi Nila 2018 dilakukan untuk menekan penyalahgunaan dan penyelundupan narkoba di Jakarta Selatan.
”Sekitar 90 persen tahanan di Jakarta Selatan merupakan tahanan narkoba. Rata-rata adalah mereka yang masih dalam usia produktif,” kata Indra saat memimpin apel persiapan operasi di Markas Polres Metro Jakarta Selatan, Sabtu.
Selain anggota Satuan Reserse Narkoba Polres Jakarta Selatan, tim juga diperkuat Kodim 05/04 Jakarta Selatan, tim Ikatan Dokter Indonesia, Badan Narkotika Nasional (BNN) Jakarta Selatan, satpol PP, dan garnisun.
Indra menyebutkan, lokasi tersebut dipilih untuk menanggapi isu yang mengatakan tawuran antarwarga yang sering terjadi di tempat itu dijadikan momentum untuk memasukkan narkoba agar tidak ketahuan petugas.
Berita Kompas pada Agustus 2018 mencatat, setidaknya terjadi dua kali bentrokan antarwarga selama minggu ketiga Agustus 2018 di kawasan Pasar Rumput. Pihak yang terlibat adalah warga Menteng Tenggulun, Jakarta Pusat, dan warga Pasar Manggis, Setia Budi, Jakarta Selatan.
”Oleh sebab itu, kami ingin membuktikan terkait isu tersebut,” kata Indra.
Pada pukul 08.25, tim yang dipimpin oleh Kepala Satuan Reserse Narkoba Polres Metro Jakarta Selatan Komisaris Vivick Tjangkung tiba di Pasar Rumput, Kelurahan Pasar Manggis, Jakarta Selatan. Dengan menggunakan toa, dia mengerahkan tim untuk menelusuri RW 002 dan RW 003 yang berada di sekitar pasar.
Titik yang disisir rata-rata adalah rumah kos. Hal ini berangkat dari laporan warga yang mengatakan banyak penghuni kos yang menggunakan obat terlarang tersebut.
Kompas mengikuti penggeledahan salah satu rumah kos di RT 001 RW 002. Di tempat kos dua lantai itu, ditemukan sejumlah penghuni yang tidak memiliki identitas. Selain itu, diperiksa juga seorang penghuni bernama Pujianto. Di dalam tasnya terdapat pisau yang dibungkus plastik merah. Namun, petugas tidak menyita pisau tersebut.
”Itu untuk kerja, Pak. Saya jadi tukang las di Pasar Rumput,” ujar Pujianto.
Saat perjalanan menuju RW 003, terdengar obrolan petugas, ”Jangan sampai nihil, Pak. Malu-maluin kalau sampai nihil.”
Di RT 012 RW 003, petugas mendapat laporan bahwa ada satu rumah yang diduga dihuni bandar narkoba. Rumah tersebut dalam posisi terkunci. Seorang petugas melihat penghuni rumah, tetapi orang itu kabur karena melihat petugas.
Ketua RT 012 Rosidin mengatakan, rumah Edward itu merupakan milik pribadi. Edward tinggal sendiri di rumahnya. ”Dulu, setelah ditahan karena kasus narkoba, dia cerai dari istrinya,” ujarnya. Namun, Rosidin tidak bisa mengingat kapan terakhir kali Edward ditangkap.
Anwar, tetangga Edward, mengatakan, Edward pernah ditangkap karena kasus narkoba. ”Dia itu bandar, banyak tamu yang datang malam-malam ke sini,” ucap Anwar sambil berbisik.
Petugas Satuan Reserse Narkoba Jakarta Selatan kemudian membongkar paksa jendela dan pintu rumah Edward. Tak lama berselang, warga meminjamkan linggis kepada petugas untuk membongkar pintu utama.
Dua petugas mendorong pintu tersebut. Ada juga yang menerjang dengan kaki. Akhirnya, seorang warga berbadan gempal berhasil menjebol pintu tersebut setelah didorong secara berulang-ulang.
Di dapur rumah Edward, ditemukan selang, korek gas, dan cangklong yang ada di dalam termos kecil. Ada juga serbuk putih yang dikumpulkan petugas. Namun, petugas belum bisa memastikan serbuk itu narkoba atau bukan. Di dekat tempat cuci piring, terdapat botol minuman bayi berwarna merah muda.
Petugas kemudian memasukkan selang ke dalam botol minuman bayi dan menghubungkan cangklong ke selang. ”Begini cara pakainya,” katanya.
Pintu kamar dan lantai dua juga digeledah. Di sini, petugas menyita satu kotak berisi korek gas, selang, dan dua gawai.
Hingga penggeledahan berakhir, Edward tetap tidak ditemukan. Barang bukti dari rumah ini kemudian dibawa petugas dan dipamerkan saat konferensi pers di halaman depan Rusun Tingkat Tinggi Pasar Rumput.
”Dari hasil operasi, kami melihat adanya indikasi beberapa warga yang menggunakan narkoba. Dengan ini, kami ingin menunjukkan kepada warga bahwa kami serius memberantas narkoba di kawasan Pasar Manggis,” tutur Indra.
Vivick Tjangkung menambahkan, tiga warga diamankan pada operasi kali ini, yakni R, P, dan JT. P dan JT terbukti positif menggunakan narkoba setelah dilakukan tes urine. Sementara di rumah R ditemukan seperangkat alat bong dan plastik klip bekas sabu, sedangkan hasil tes urine R negatif.
Berdasarkan interogasi polisi, R mengaku tidak mengetahui asal barang bukti tersebut. ”R tidak mengaku bahwa barang ini miliknya. Di situ, kan, dia tinggal berdua sama suaminya, D. Salah satu dari mereka pasti yang punya,” kata Vivick.
Saat penggeledahan, suami R tidak berada di lokasi.
Ketiga orang itu dibawa ke Polres Metro Jakarta Selatan. Setelah diperiksa, kata Vivick, mereka akan diserahkan kepada BNN, kemudian dibawa ke tempat rehabilitasi. (INSAN ALFAJRI)