PURWOKERTO, KOMPAS — Festival Seni Kendalisada kembali digelar Pemerintah Desa Kaliori, Kecamatan Kalibagor, Banyumas, Jawa Tengah, Jumat (14/9/2018) hingga Minggu (16/9/2018). Hari pertama festival berlangsung meriah di Bukit Kendalisada, Kaliori, Banyumas.
Setelah lantunan doa dan pemukulan gong oleh pejabat setempat, warga serta pengunjung dipersilakan berebut hasil bumi yang dirangkai pada sebuah gunungan. Hasil bumi itu antara lain jagung, ketela pohon, dan cabai. Di tengah gelapnya malam dengan temaram sinar bulan yang tertutupi awan, warga dengan cekatan meraih apa pun yang ada di gunungan sebagai bentuk mengalap berkah atau meraih berkat.
Lantunan musik calung pun segera menggema mengiringi tarian lengger yang ditarikan para penari ronggeng dari Jepang. Mereka adalah Miray Kawashima, Karina Kubo, Mika Mishizaki, dan Yeyuri Suzuki. Para penari itu tergabung dalam Kelompok Dewandaru Dance Company dari Tokyo. ”Kami senang sekali diajak ikut festival ini,” kata Miray Kawashima yang sudah 17 tahun belajar kesenian dan tari lengger banyumasan.
Ratusan orang yang berkunjung dapat menikmati sajian tari lengger yang berasal dari dalam dan luar negeri. Untuk penari lengger dalam negeri, misalnya, ada lengger Narsih. Momen festival ini juga dipakai untuk mengenang almarhum Mbok Dariah, sang maestro lengger lanang Banyumas yang meninggal pada awal tahun.
Dengan duduk beralaskan daun kelapa dan beratapkan langit, warga tampak antusias menikmati pergelaran seni itu. Di sekitar jalan menuju bukit tempat berlangsungnya festival, para pengunjung dan warga dapat menikmati aneka bentuk hiasan, seperti boneka hanoman si kera putih dan gambar wayang,
Camat Kalibagor Siswoyo mengatakan, diharapkan festival yang sudah berlangsung untuk kedua kalinya ini dapat menjadi sarana agar anak-anak muda dapat mengenal dan melestarikan kebudayaannya, seperti tari lengger. ”Kebudayaan ini harus dilestarikan,” ucap Siswoyo.
Rangkaian kegiatan festival ini di antaranya adalah kegiatan umbul donga 4 kiblat 5 pancer, penampilan lengger dari Solo, Binangun (Cilacap), pementasan kuda lumping atau disebut ebeg, tari hanoman si kera putih, serta penampilan seniman dan penari dari Jepang, Amerika Serikat, Berlin (Jerman), Spanyol, Bali, dan Jakarta.