Inggris Sebut Pengakuan Dua Pria Rusia di Televisi adalah ”Kebohongan” ala Rusia

AFP PHOTO / RT VIA RUPTLY

Foto yang diambil dari video tayangan televisi Rusia, RT, Rabu (12/9/2018), memperlihatkan dua pria Rusia yang mengaku bernama Alexander Petrov dan Ruslan Boshirov berbicara dengan editor RT, Margarita Simonyan, di Moskwa, Rusia.

MOSKWA, KAMIS — Dua pria Rusia yang menyerupai dua pria yang dituduh Inggris terbang ke Inggris untuk membunuh seorang mantan agen rahasia Rusia, Kamis (13/9/2018), tampil dalam wawancara di televisi RT, yang didanai pemerintah Rusia. Dalam wawancara itu, keduanya mengaku diri mereka adalah turis biasa yang terbang ke London untuk bersenang-senang.

Keduanya juga mengunjungi kota Salisbury untuk melihat gerejanya. ”Teman-teman kami sudah lama telah menyarankan kami untuk mengunjungi kota yang indah ini,” kata salah satu pria dalam wawancara singkat.

Inggris menyebut tayangan wawancara itu sebagai contoh ”pengaburan dan kebohongan” ala Rusia. ”Kebohongan dan fabrikasi nyata dalam wawancara yang ditayangkan stasiun TV yang disponsori pemerintah Rusia ini adalah pelecehan terhadap kecerdasan publik,” kata juru bicara Perdana Menteri Inggris Theresa May.

Aparat penyelidik Inggris menuduh Alexander Petrov dan Ruslan Boshirov, yang disebut dua anggota badan intelijen militer Rusia, GRU, telah meracuni mantan agen rahasia Rusia, Sergei Skripal, dan putrinya, Yulia Skripal, dengan zat saraf Novichok di Queen Elizabeth Gardens di Salisbury, Inggris.

METROPLITAN POLICE HANDOUT VIA REUTERS

Dua pria Rusia, Alexander Petrov dan Ruslan Boshirov, yang dituduh oleh Inggris telah meracuni mantan agen rahasia Rusia, Sergei Skripal, dan putrinya, Yulia Skripal, di Queen Elizabeth Gardens di Salisbury, Inggris, mengatakan dalam wawancara pada Kamis (13/9/2018) di televisi Rusia, RT, bahwa mereka datang ke Salisbury sebagai turis.

Dalam wawancara di televisi RT, kedua pria Rusia itu mengaku telah menjadi korban ”kebetulan yang fantastis” dan mereka hanyalah pengusaha Rusia yang sedang berlibur ke luar negeri.

Kedua pria memiliki kesamaan fisik dengan gambar para tersangka yang dirilis oleh polisi Inggris. Sebelumnya, pemerintah Rusia telah menyangkal bahwa mereka adalah perwira intelijen militer Rusia. Presiden Rusia Vladimir Putin menyatakan bahwa kedua pria tersebut adalah warga sipil biasa.

Mereka mengatakan bahwa mereka layak mendapatkan permintaan maaf dari para pelaku sebenarnya yang melakukan tindak kejahatan peracunan tersebut jika mereka ditemukan. Mereka mengatakan bahwa mereka mungkin mendekati rumah Sergei Skripal secara kebetulan.

Namun, mereka mengaku tidak tahu di mana lokasi rumah Skripal. Mereka berada di Salisbury selama kurang dari satu jam karena cuaca buruk.

REUTERS/PETER NICHOLLS

Bunga-bunga ditinggalkan di dekat tenda yang menutupi bangku taman tempat mantan agen rahasia Rusia, Sergei Skripal, dan putrinya, Yulia Skripal, ditemukan setelah diracuni zat saraf di Queen Elizabeth Gardens, Salisbury, Inggris. Foto diambil pada 19 Maret 2018.

Perwira intelijen

Inggris mengatakan, kedua tersangka itu adalah perwira intelijen militer Rusia yang bertindak atas perintah dari pemimpinnya di Rusia. Namun, Rusia telah berulang kali membantah keterlibatan mereka dalam kasus percobaan peracunan Sergei Skripal ini.

Skripal, mantan kolonel intelijen militer Rusia yang mengkhianati puluhan agen dinas intelijen Rusia dan justru bergabung dengan badan intelijen MI6 Inggris, bersama putrinya ditemukan pingsan di bangku taman di kota Salisbury pada 4 Maret 2018. Mereka dirawat selama beberapa minggu di rumah sakit sebelum akhirnya diperbolehkan pulang.

AFP PHOTO / Kommersant Photo / Yuri SENATOROV / Russia

Mantan intelijen militer Rusia, Sergei Skripal, ketika menghadiri sidang di Pengadilan Distrik Moskwa, 9 Agustus 2006. Polisi Inggris sedang menyelidiki kemungkinan Skripal terpapar zat yang tidak diketahui, yang membuatnya tak sadarkan diri di bangku di kota Salisbury. Pada 2006, mantan mata-mata Rusia, Alexander Litvinenko, meninggal karena keracunan polonium.

Kedua pria Rusia itu mengatakan bahwa mereka tidak bekerja untuk badan intelijen Rusia, GRU. Mereka mengaku sebagai pengusaha biasa dan telah menjadi korban dari apa yang mereka sebut ”kebetulan yang fantastis”.

Kedua pria ini muncul sehari setelah Putin pada Rabu (12/9/2018) mengatakan bahwa Rusia telah menemukan Petrov dan Boshirov, tetapi tidak ada yang istimewa terkait mereka karena mereka hanya warga sipil biasa dan bukan penjahat. Putin berharap dua pria Rusia itu dapat muncul berbicara di depan umum untuk menjelaskan siapa diri mereka.

Kasus peracunan dengan zat saraf Novichok itu kembali ke berita utama pada Juli 2018 ketika seorang perempuan yang tinggal di dekat Salisbury, Dawn Sturgess, meninggal dunia. Pacar Sturgess, Charlie Rowley, jatuh sakit setelah dia menemukan botol parfum Nina Ricci palsu yang ternyata berisi zat saraf Novichok dan membawanya pulang.

(REUTERS/AFP)