Berbagi Pengalaman tentang Peran dan Keterlibatan Perempuan dalam Politik
Oleh
B Josie Susilo Hardianto
·3 menit baca
Perempuan memiliki peran penting dalam kemerdekaan Indonesia. Sejarah mencatat, sejumlah perempuan pemimpin terlibat langsung dalam perjuangan merebut kemerdekaan. Peran itu menunjukkan bahwa perempuan memiliki kapasitas dan mampu mengemban tanggung jawab penting dalam masyarakat.
Dalam pidato pembukaan seminar internasional bertajuk ”Peran Perempuan dalam Politik” yang digelar pada Kamis (13/9/2018) di Aula Gamal Abdel Nasser, Universitas Arab Beirut, di Lebanon, Duta Besar RI untuk Lebanon Achmad Chozin Chumaidy menekankan kembali hal itu.
”Indonesia sangat ramah, menerima kehadiran wanita dalam politik, karena ada faktor sejarah. Kemerdekaan Indonesia diperjuangkan oleh seluruh rakyat Indonesia, termasuk kaum wanita, bahkan (perempuan) telah ikut menjadi pemimpin-pemimpin perjuangan perebut kemerdekaan pada waktu itu,” kata Chumaidy.
”Jadi, keterlibatan wanita dalam politik sekarang pada hakikatnya adalah meneruskan sejarah perjuangan kaum wanita untuk turut bertanggung jawab dalam mengisi kemerdekaan. Kedua, faktor agama, Indonesia dengan mayoritas penduduk beragama Islam melihat tidak ada hambatan ideologis bagi wanita untuk ikut aktif dalam politik” lanjutnya.
Perempuan memiliki kapasitas dan mampu mengemban tanggung jawab penting dalam masyarakat.
Seminar yang digelar bersama oleh KBRI Beirut dan Universitas Arab Beirut itu menghadirkan dua perempuan anggota parlemen, baik dari Indonesia maupun Lebanon. Anggota DPR dan Fraksi Partai Persatuan Pembangunan, Lena Maryana Mukti, hadir mewakili Indonesia. Lebanon diwakili oleh Paula Yacoubian, anggota Parlemen Lebanon dari unsur independen.
Dalam pernyataan pers yang dikirim KBRI Beirut, disebutkan bahwa seminar itu dihadiri pemerhati pemberdayaan perempuan, kalangan akademisi, peneliti dan mahasiswa, serta perwakilan dari sejumlah kedutaan besar asing di Lebanon.
Saat membuka seminar, Chumaidy menyebutkan, peran perempuan dalam politik sangat penting. Adanya kecenderungan kekerasan, termasuk dalam praktik politik, yang memicu konflik dan kekerasan bersenjata bertentangan dengan cita-cita dan harapan komunitas global, yaitu perdamaian.
Menurut Chumaidy, corak kepemimpinan perempuan yang keibuan dan memelihara dinilai mampu berperan penting menjadikan dunia politik menjadi lebih ramah, santun, dan beradab.
Lebih lanjut Duta Besar RI itu menekankan, seminar ini diselenggarakan dalam rangka berbagi pengalaman Indonesia dalam berdemokrasi, termasuk ruang-ruang yang dibuka semakin lebar untuk keterlibatan perempuan dalam kancah perpolitikan nasional.
Perempuan Parlemen
Dalam seminar itu, Lena Maryana Mukti menyoroti gerakan perjuangan perempuan di Indonesia, khususnya untuk dapat terlibat dalam politik dan menduduki kursi parlemen.
”Pada tahun 1999, jumlah perwakilan perempuan 45 orang (9%) dari 500 anggota. Pada tahun 2004 mencapai 61 orang (11,09%) dari 550 anggota dan pada 2009 perempuan yang terpilih 101 orang (17,86%) dari 560 anggota. Namun, prestasi ini kalah dengan hasil Pemilu 2014. Jumlah representasi perempuan menurun menjadi 97 perempuan,” tutur Lena.
”Pada Pemilihan Umum 2019 Mendatang, kami berjuang untuk memotivasi perempuan mencalonkan diri dalam pemilu. Gerakan-gerakan perempuan mendorong partai-partai politik untuk mengakomodasi kebijakan kuota karena jumlah perempuan di Indonesia mencapai 49 persen. Kami percaya bahwa demokrasi tanpa keterlibatan dan partisipasi perempuan akan defisit,” tambahnya.
Mitranya, Paula Yacoubian, menegaskan kembali pentingnya peran perempuan sebagai pengambil kebijakan dan keputusan. Ia juga menyayangkan sedikitnya keterlibatan perempuan dalam politik dan jabatan publik di Lebanon.
”Kita sepatutnya melihat ke Indonesia, bagaimana perjuangan perempuan untuk ikut terlibat dalam pemilu. Saat ini, perempuan di Indonesia telah mendapat kuota maksimum untuk mendapat kesempatan menjadi anggota parlemen dan menduduki jabatan publik,” ucap Yacoubian.
KBRI Beirut mengatakan, kegiatan ini bertujuan untuk memberikan gambaran kemajuan Indonesia dalam berdemokrasi dan dalam mendorong perempuan untuk berperan aktif dalam kehidupan berbangsa dan bernegara.
Peran perempuan secara umum di wilayah Timur Tengah masih cukup rendah. Di Lebanon, berdasarkan data yang dirilis Forum Ekonomi Dunia pada 1 Januari 2017, persentase perempuan Lebanon dalam keanggotaan di parlemen hanya 3,1% dan 3,4% dalam kabinet.