Tolak Klaim Inggris, Putin Sebut Tersangka Pelaku sebagai Warga Sipil
Oleh
Elok Dyah Messwati
·3 menit baca
VLADIVOSTOK, RABU — Presiden Rusia Vladimir Putin mengatakan, Rabu (12/9/2018), pihaknya telah menemukan dua pria yang dituduh Inggris sebagai pelaku kasus peracunan mantan agen rahasia Rusia, Sergei Skripal, dengan menggunakan zat saraf untuk operasi militer. Keduanya telah diidentifikasi sebagai warga sipil dan bukanlah penjahat.
Putin mendesak kedua pria tersebut untuk berbicara kepada media dan menyatakan mereka bukan penjahat. Demikian disampaikan Putin ketika berbicara di sebuah forum ekonomi di kota Vladivostok, Rusia timur.
”Kami tahu siapa mereka, kami telah menemukan mereka,” kata Putin dalam forum ekonomi yang juga dihadiri Perdana Menteri Jepang Shinzo Abe dan Presiden China Xi Jinping.
Menurut Putin, kedua pria tersebut merupakan warga sipil. Putin tampaknya menanggapi klaim otoritas Inggris bahwa kedua tersangka adalah anggota badan intelijen militer Rusia.
”Saya berharap, mereka akan muncul dan menceritakan tentang diri mereka sendiri,” ujar Putin. Apa yang disampaikan Putin itu mengisyaratkan bahwa kedua pria tersebut akan membuat pernyataan publik segera.
”Tidak ada yang spesial, tidak ada kriminal, saya jamin. Kita akan lihat dalam waktu dekat,” lanjut Putin.
Otoritas Inggris telah mengeluarkan surat perintah penangkapan bagi Alexander Petrov dan Ruslan Boshirov, dua orang yang dicurigai sebagai anggota badan intelijen militer Rusia, GRU.
Mereka dituduh mencoba membunuh mantan agen rahasia Rusia, Sergei Skripal, dan putrinya, Yulia Skripal, dengan menggunakan zat saraf Novichok di kota Salisbury, Inggris, pada 4 Maret 2018. Serangan peracunan terhadap Skripal itu diyakini Pemerintah Inggris atas perintah Rusia.
Klaim ditolak
Pemerintah Inggris mengatakan, Putin pada akhirnya harus bertanggung jawab atas serangan itu. Namun, klaim Inggris tersebut telah ditolak oleh Rusia. Pemerintah Inggris dan negara sekutunya mengusir puluhan diplomat Rusia setelah insiden peracunan itu. Tindakan tersebut memicu respons balasan dari Rusia. Hubungan Inggris dan Rusia saat ini mencapai titik terendah.
Sergei Skripal dan putrinya selamat dari percobaan pembunuhan itu. Namun, seorang pria lokal, Charlie Rowley, mengambil botol parfum palsu yang mengandung zat saraf Novichok beberapa minggu kemudian. Rowley kemudian memberikan botol parfum itu kepada pacarnya, Dawn Sturgess, yang akhirnya meninggal akibat racun tersebut.
Jaksa Inggris menuduh Petrov dan Boshirov berkonspirasi untuk membunuh Sergei Skripal melalui percobaan pembunuhan dan penggunaan senjata kimia terlarang.
Jaksa Inggris mengatakan, mereka tidak akan secara formal menuntut ekstradisi kedua pria tersebut karena Rusia tidak mengekstradisi warganya. Namun, jaksa telah memperoleh surat perintah penangkapan untuk kedua pria tersebut. Kasus ini menjadi mencuat seperti kasus peracunan mantan agen rahasia Rusia, Alexander Litvinenko, di Inggris pada 2006.
Inggris mengatakan, Andrei Lugovoi dan Dmitry Kovtun, warga Rusia, berada di balik upaya pembunuhan yang kemungkinan didukung Kremlin itu. Namun, kedua pria pelaku peracunan terhadap Litvinenko tersebut tidak pernah diadili. Lugovoi bahkan sejak kasus tersebut justru menjadi anggota parlemen di Rusia. (AFP)