Pasar Ikan Bersejarah Pindah, Puluhan Ribu Tikus Akan Cari Sarang Baru
Oleh
Retno Bintarti
·3 menit baca
Keberadaan Pasar Ikan Tsukiji, di dekat kawasan Ginza, Tokyo, hari-hari ini segera akan berakhir. Tempat penjualan ikan terkenal yang sudah berusia 83 tahun tersebut pada bulan depan pindah ke tempat baru dengan fasilitas yang lebih modern.
Banyak orang pasti mempunyai banyak kenangan di Pasar Ikan Tsukiji karena pasar ini juga merupakan salah satu daya tarik wisata di ibu kota Jepang. Tsukiji menjadi pusat perdagangan ikan yang menawarkan sekitar 480 jenis makanan laut dengan lebih kurang 900 pedagang yang sehari-hari bergulat dengan penjualan ikan. Pasar ini juga dikenal dengan proses lelang ikan yang sangat menarik.
Kepindahan pasar seluas 23 hektar ini kini membuat ketar-ketir pengusaha sekitar, terutama yang bergerak di bidang makanan. Bukan apa-apa, di pasar ikan itu diyakini ada ribuan bahkan puluhan ribu tikus yang selama ini mendapat makanan dari sisa-sisa ikan yang jumlahnya melimpah. Lalu, nantinya ke mana puluhan ribu tikus itu akan mencari makan kalau bukan ke restoran atau rumah-rumah makan sekitar Tsukiji?
”Mereka (tikus-tikus tersebut) akan mulai pindah secara besar-besaran kalau mereka mengetahui ada sesuatu yang tak biasa…. Seminggu setelah pasar ditutup pada 10 Oktober, akan ada pertempuran besar,” kata seorang pejabat pemerintah Tokyo yang mengepalai operasi antitikus. Pekerjaan ini tidak mudah, pemerintah sudah meminta bantuan ahli pembasmi binatang pengerat itu.
Ancaman terjadinya arus besar tikus bukan sesuatu yang mengada-ada. ”Sangat menakutkan,” kata seorang pemilik restoran di Ginza, tak jauh dari Pasar Ikan Tsukiji.
Seminggu setelah pasar ditutup pada 10 Oktober, akan ada pertempuran besar.
Dia menceritakan pengalamannya, ”Kami mendengar suara tikus-tikus menggaruk-garuk ketika sebuah gedung teater tua dirobohkan di sekitar sini.” Bahkan, tambahnya, sejumlah tetangganya sampai memelihara kucing-kucing liar untuk menghadapi tikus-tikus itu.
Sulitnya melawan tikus
Betapa sulitnya menghadapi kawanan tikus. Pada tahun lalu, Asosiasi Kawasan Ginza sampai perlu berkumpul dan akhirnya membentuk sebuah gugus tugas antitikus. ”Kami meminta mereka waspada dan bahkan tidak membiarkan pintu terbuka karena tikus-tikus di saluran got bisa langsung datang begitu pasar mulai pindah,” ujar Kazuya Takahashi dari perusahaan pembasmi tikus memberi saran kepada klien-kliennya.
Menurut manajer operasi, sebelum pasar dirobohkan, petugas memasang tembok baja setinggi 3 meter supaya tikus tidak bisa keluar. Lalu, mereka juga memasang 40.000 lempeng berperekat, bersama penangkap tikus serta menggunakan 300 kilogram racun tikus.
Hiroyasu Ito, pedagang ikan di Pasar Tsukiji, ikut peduli pada masalah di pasar ikan tua itu. ”Kami mempunyai banyak masalah. Burung-burung yang terbang masuk (pasar), juga tikus masuk dan keluar secara bebas,” ujar pria yang pernah mengalami pemesanan ikan lewat komunikasi telegram ini.
Namun, dia menegaskan bahwa pasar ikan itu mempunyai catatan kebersihan makanan yang luar biasa. Dalam beberapa puluh tahun belakangan, para pedagang berupaya maksimal membuat sanitari dengan pemeriksaan khusus sehingga keamanan makanan dijamin.
”Kami hampir tidak pernah mengalami insiden keracunan di pasar ini. Untuk itu, kami bangga,” ucap Ito yang merupakan Ketua Asosiasi Grosir Makanan Laut.
Rencana pemindahan Pasar Ikan Tsukiji ke Toyosu beberapa kali tertunda, antara lain, karena isu tanah di situ yang merupakan bekas pabrik gas terkontaminasi berat.
”Saya berharap, Toyosu baru segera menjadi nama yang mendunia,” kata Masataka Miyake, pejabat Tokyo yang tengah melakukan persiapan tempat baru itu. (AFP)