Pekan Raya Indonesia Wadah bagi Pelaku Industri Kreatif
Oleh
ADHI KUSUMAPUTRA
·3 menit baca
TANGERANG, KOMPAS — Pekan Raya Indonesia yang akan diselenggarakan mulai 27 September hingga 7 Oktober mendatang diharapkan menjadi wadah bagi pelaku industri kreatif. Berbagai acara diselenggarakan untuk mengakomodasi pelaku usaha, mulai dari festival musik hingga pasar otomotif.
Pekan Raya Indonesia (PRI) 2018 yang akan digelar di gedung konvensi dan eksibisi terbesar di Asia Tenggara yaitu Indonesia Convention Exhibition (ICE) BSD City, berusaha mendukung dan mempromosikan industri kreatif serta pelaku usaha kecil di Indonesia. Oleh karena itu, acara-acara yang diselenggarakan dalam pameran ini juga dikhususkan untuk mewadahi pelaku ekonomi kreatif tersebut.
Menurut Presiden Direktur PT Indonesia Internasional Graha Events Ryan Adrian, PRI pada dasarnya tidak terlalu berbeda dengan acara pameran multiproduk yang juga memiliki acara-acara hiburan. Perbedaannya, PRI lebih menjual sisi acara hiburan tersebut. Hal ini dilakukan karena sesuai dengan tujuan acara yang ingin mempromosikan pelaku industri kreatif Indonesia.
Kami ingin ke depan acara ini (PRI) menjadi wadah bagi pelaku industri dan ekonomi kreatif. Mereka bisa bertemu dan bertukar ilmu
”Kami ingin ke depan acara ini (PRI) menjadi wadah bagi pelaku industri dan ekonomi kreatif. Mereka bisa bertemu dan bertukar ilmu,” ujar Ryan saat ditemui di Convention Hall Indonesia Convention Exhibition (ICE), Bumi Serpong Damai (BSD), Tangerang, Banten, pada Rabu (12/9/2018) siang.
Salah satu upaya yang dilakukan adalah mengadakan festival musik indie, yaitu International Indie Music Festival (IIMF). Festival musik tersebut melibatkan 150 musisi independen. Sebanyak 30 musisi di antaranya berasal dari beberapa negara, antara lain Amerika Serikat, Belanda, dan Chile.
Menurut Ryan, festival musik tersebut merupakan sebuah pergerakan yang ditujukan kepada musisi independen. Dengan diadakannya IIMF, musisi independen memiliki panggung untuk mempromosikan karyanya.
Proses pemilihan band dan musisi yang akan tampil juga dilakukan sejak dua bulan lalu. Musisi yang terpilih telah tampil dalam acara Road to IIMF yang diadakan di Kemang, Jakarta Selatan, beberapa waktu lalu.
”Dari penampilan di acara tersebut, kami melihat kualitas penampilan dan juga antusiasme pendengar yang datang,” katanya.
Selain festival musik, PRI juga akan menyuguhkan Pasar Jongkok Otomotif (Parjo) Red Carpet. Pada acara ini, pengunjung dapat melihat hasil modifikasi sepeda motor dan mobil yang merupakan karya anak Indonesia. Selain itu, pegiat modifikasi juga dapat mengikuti acara bincang-bincang bersama para perajin modifikasi motor Indonesia.
Ryan menuturkan, keputusan penyelenggara untuk merangkul Parjo di PRI karena acara tersebut merupakan salah satu bagian dari industri kreatif yang berkembang di Indonesia. Menurut dia, acara Parjo juga dapat menarik minat pengunjung meskipun bukan penggemar otomotif.
”Orang-orang itu datang ke pameran ingin melihat sesuatu yang baru. Mereka datang untuk melihat sebuah inovasi dan kreativitas baru yang dilakukan oleh seseorang,” ujarnya.
Area kopi
Selain mengakomodasi pelaku industri kreatif, PRI juga berusaha mempromosikan pelaku usaha kecil, seperti usaha kopi. PRI menyediakan tempat khusus untuk penjual kopi. Peserta pameran kopi, lanjut Ryan, akan dikurasikan oleh Asosiasi Eksportir Kopi Indonesia (AEKI).
”Kami sudah menyediakan tempat bagi 30 pengusaha kopi untuk ikut pameran ini,” kata Ryan.
Menurut Sri Linda S dari Marketing Communication AEKI, area kopi di PRI sebenarnya sudah ada sejak tahun lalu. Ia menambahkan, peserta pameran kopi tidak hanya pemilik usaha seperti kafe.
”Pada tahun ini, kami juga menyediakan tempat untuk pemilik usaha penyangraian biji kopi dan juga penyedia kopi dari hulu, yaitu orang yang menjual biji-biji kopi,” ucap Linda.
Pada tahun ini, kami juga menyediakan tempat untuk pemilik usaha penyangraian biji kopi dan juga penyedia kopi dari hulu, yaitu orang yang menjual biji-biji kopi.
Linda menyebutkan, peserta pameran kopi tidak hanya berasal dari Ibu Kota, tetapi juga dari sejumlah daerah di Indonesia, seperti Magelang, Aceh, Palembang, dan Wamena.
Dengan mengikuti pameran kopi, Linda berharap promosi usaha kopi, terutama di daerah, dapat semakin baik. Dengan semakin baiknya promosi di daerah, usaha kopi daerah itu akan berkembang dan memunculkan permintaan terhadap biji kopi di daerah tersebut. (LORENZO ANUGRAH MAHARDHIKA TELLING)