Karya Sutradara Muda Indonesia Jadi Film Pendek Terbaik di Venezia
Oleh
ADHI KUSUMAPUTRA
·2 menit baca
JAKARTA, KOMPAS — Film Kado karya sutradara muda Aditya Ahmad terpilih sebagai film pendek terbaik di kompetisi Orizzonti, 75th Venice International Film Festival, Sabtu (8/9/2018). Film ini berhasil menjadi yang terbaik setelah mengalahkan 12 film pendek finalis lainnya.
Dalam perhelatan yang diadakan di Palazzo del Cinema di Venezia, Lido, Italia ini, Aditya atau Adit ditemani oleh Mira Lesmana dan Riri Riza selaku produser film Kado atau A Gift judul versi bahasa Inggris. Isfira Febiana dan Adin Amaruddin selaku pemeran utama dan manajer produksi film tersebut turut serta dalam kesempatan itu.
Film berdurasi sekitar 15 menit ini bercerita tentang Isfi, remaja putri berpenampilan seperti laki-laki, yang ingin merayakan ulang tahun sahabatnya Nita. Untuk bisa menyiapkan kado istimewa di kamar Nita, dia mesti menggunakan jilbab dan rok panjang karena orang tua Nita adalah sosok religius.
Adit mengaku sangat senang dengan pencapaian ini. Ide yang ingin diekspresikan pemuda kelahiran Makassar tahun 1989 ini melalui film bisa mendapatkan apresiasi dan atensi di tempat bergengsi di dunia.
“Ini menjadi energi positif bagi pembuat film Indonesia. Karya yang lahir dari bangsa Indonesia dihargai banyak orang di seluruh dunia,” ujar Adit ketika dihubungi dari Jakarta, Minggu (9/9/2018).
Ini bukan pertama kalinya film Adit diapresiasi di kancah internasional. Pada 2014, film pendek yang dibuatnya sebagai tugas akhir syarat kelulusan dari Institut Kesenian Makassar juga menuai pujian.
Film berjudul Sepatu Baru atau On Stopping The Rain dalam versi bahasa Inggris yang juga dibintangi Isfira Febiana itu mendapat “Special Mention” di kategori Generation Kplus yang merupakan bagian dari Berlinale, festival film internasional bergengsi di Berlin.
Mira Lesmana selaku produser Kado mengaku bangga dengan kemenangan ini. Film Kado bisa bersaing dengan film-film dari berbagai negara yang juga istimewa. Ini menjadi bukti bahwa Indonesia kaya dengan bakat-bakat di bidang perfilman.
“Film Adit ini sangat menyentuh dan diceritakan dengan kedekatan terhadap pemeran utamanya. Pemeran utama film ini, Isfi, diceritakan sebagai remaja yang sedang menghadapi krisis identitas. Adit menggambarkannya tidak dengan kepahitan, tetapi dengan manis walau tetap terasa konflik internal karakter utamanya,” ujar Mira.
Mira berharap, prestasi yang diraih ini bisa penyemangat bagi Adit untuk mulai membuat film panjang. Kemenangan ini juga diharapkan jadi pemacu bagi pembuat film muda lainnya untuk terus berkarya.
“Film pendek penting terus dibuat karena ini merupakan ruang untuk mengembangkan ide-ide besar dan mengasah bakat insan perfilman kita,” ujarnya. (YOLA SASTRA)