PALANGKARAYA, KOMPAS — Dalam 24 jam, titik panas di Kalimantan Tengah mencapai 95 titik. Jumlah itu merupakan yang terbanyak dalam satu minggu ini.
Dari data Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) Kalteng, titik panas tersebar di 11 kabupaten/kota dengan jumlah 95 titik sejak Minggu (9/9/2018) pukul 07.00 WIB sampai dengan Senin (10/9/2018) pukul 07.00 WIB. Sehari sebelumnya, titik panas hanya 12 titik dan tersebar di lima kabupaten.
Prakirawan BMKG Palangkaraya, Roland Binery, mengungkapkan, bulan September merupakan puncak musim kemarau di Kalteng dan beberapa daerah lain di Indonesia. Meskipun demikian, masih ada hujan pada bulan ini.
”Meski kemarau lebih kering dari dua tahun sebelumnya, masih ada hujan dengan intesitas rendah,” kata Roland di Palangkaraya, Senin siang.
Roland menjelaskan, pihaknya memperkirakan, dalam dua hari ke depan cuaca di sebagian besar Kalteng akan berawan hingga hujan dengan intesitas rendah.
Seperti yang terjadi di Palangkaraya, pada Senin pukul 06.00 hingga pukul 11.00 terjadi gerimis. Pada Senin sekitar pukul 03.00 terjadi hujan sedang hingga lebat di beberapa wilayah Kota Palangkaraya.
Hujan itu pun efektif menghilangkan titik api atau titik panas di wilayah Palangkaraya pada Senin pagi yang tidak terdeteksi oleh BMKG. Padahal, pada Minggu sore terjadi kebakaran hutan dan lahan di Jalan Yos Sudarso Ujung seluas sekitar 2 hektar, dekat Taman Kuliner Tunggal Sangomang.
Kepala Badan Penanggulangan Bencana dan Pemadam Kebakaran Provinsi Kalteng Darliansjah mengungkapkan, pihaknya sudah mengajukan pelaksanaan Teknologi Modifikasi Cuaca (TMC) kepada pemerintah pusat, tetapi belum disetujui.
”Tapi kalau melihat cuaca, sulit juga bikin TMC kalau awannya tidak ada. Itu kami tidak bisa sembarangan,” lanjutnya.