TANGERANG, KOMPAS - Gaya klasik adalah salah satu desain interior yang diminati sejumlah orang untuk dekorasi rumah. Gaya tersebut dianggap unik, menarik, dan elegan. Minggu, (9/9/2018) Komunitas Djadoel memamerkan sejumlah pernak-pernik barang antik di Indonesia Convention Exhibition (ICE) Bumi Serpong Damai, Tangerang, Banten untuk para pecinta vintage.
Sejak Kamis, (6/9/2018) hingga Minggu, Komunitas Djadoel memamerkan sejumlah koleksi klasik di acara Home Dec 2018. Bukan hanya Komunitas itu saja, ada beragam perusahaan hingga komunitas yang menyediakan beragam furnitur, interior, perlengkapan dapur untuk keperluan rumah tangga.
Berbeda dengan yang lain, Komunitas Djadoel memamerkan benda-benda unik yang didaur ulang atau peninggalan dari warga zaman dulu. Mulai dari telepon, buku, pigura, radio, televisi, hingga mobil tersedia di sana. Barang ini dipajang dengan berbagai dan sesuai jenisnya.
Ada yang menjual satu jenis saja, atau juga yang beragam bentuk. Di salah satu stan terdapat radio yang terbuat dari tahun 1950, akan tetapi masih jernih suaranya. Bukan hanya itu saja, ada buku dongeng yang ditulis dengan bahasa sansekerta, pada tahun 1940-an.
Mulai dari tahun 1940 hingga 1980, barang-barang ini dijual dengan variasi harga. Mulai dari Rp. 10.000 hingga puluhan juta rupiah. Barang ini didapat dengan membeli dari orang lain, milik anggota komunitas, hibah orang lain, dan karya sendiri.
"Kami menyediakan sesuatu yang dianggap orang elegan, harga terjangkau, dan satu-satunya hanya ada di sini. Barangmya masih terjangkau harganya. Tidak terlalu murah dan tidak mahal," kata Fery Diananto, Ketua Komunitas Djadoel.
Sedikitnya 12 stan pameran memamerkan barang-barang itu di pojok hall 5, ICE. Barang-barang tersebut dijual dengan harga yang beragam. Tergantung dengan jenis barang dan fungsinya.
Komunitas ini sudah ada sejak tahun 2009. Bermula dari beberapa orang yang berkumpul mengoleksi benda-benda yang dianggap langka dan sudah tua. Kini, komunitas ini memiliki 21 anggota.
Dengan latar belakang yang berbeda-beda, kegiatan rutin mereka adalah mengadakan atau mengikuti bazar. Pekerjaan mereka sebagai pedagang, pegawai swasta, konsultan desainer, dan mahasiswa. Sebuah rumah salah satu anggota komunitas ini, didaulat menjadi markas mereka. Namanya yakni, Roemah 7A, Lebak Bulus, Jakarta Barat. Maka, tidak sedikit orang mencari barang antik di sana.
"Masih banyak peminat barang antik. Dulu dianggap modern, kini akan menjadi jadul," kata Fery.
Salah satu pengunjung yakni, Iis (34) mengatakan, mengoleksi barang antik adalah sebuah hobinya. Saat itu, ia membeli mainan mobil untuk pajangan di rumahnya. Karena ia menilai, barang antik memiliki nilai seni yang tinggi.
"Saya suka dengan yang aneh-aneh, makanya saya koleksi barang-barang di sini," kata dia.
Pengunjung lainnya Chandra (26) terlihat memikmati dengan koleksi barang-barang itu. Saat itu ia hanya sekadar melihat-lihat koleksi. Rencananya, ia akan ke Roemah 7A untuk membeli barang vintage.
"Saya suka barang klasik. Nanti saya akan beli. Saat ini baru mencari refrensi," kata dia.
Djadoel baru saja mengikuti pameran di Great Sale di salah satu mal dalam rangka Asian Games 2018. Banyak turis mancanegara yang membeli koleksi mereka.
Komunitas ini terbuka untuk umum. Mereka membuka pada semua orang untuk bergabung dalam komunitas ini. Syaratnya adalah memiliki koleksi yang unik, langka, dan bernilai. (JOHANNES DE DEO CC)