J. Adisubrata, Salah Satu Pendiri Majalah ”Intisari” Berpulang
Oleh
ADHI KUSUMAPUTRA
·2 menit baca
JAKARTA, KOMPAS — Josephus Adisubrata (88), salah satu pendiri majalah Intisari, meninggal pada Sabtu (8/9/2018) pukul 14.00 di kediamannya di Jalan Kakap Raya No 49, Rawamangun, Jakarta Timur.
J Adisubrata mengembuskan nafas terakhir setelah bertahun-tahun mengidap penyakit parkinson. Pria kelahiran Klaten, Jawa Tengah, 7 Maret 1930, itu meninggalkan istri dan tiga anak.
Putri pertama almarhum, Maria Christi Pratiwi, mengatakan, mantan Pemimpin Umum Majalah Bobo (1973-1980) itu disemayamkan di rumah. Adapun misa penutupan peti akan dilangsungkan di Gereja Keluarga Kudus, Rawamangun, pukul 11.00, dilanjutkan prosesi pemakaman di San Diego Hills, Karawang, Jawa Barat, Selasa (11/9/2018) mendatang.
J Adisubrata adalah salah satu pendiri majalah Intisari bersama PK Ojong dan Jakob Oetama pada 17 Agustus 1963. Majalah bulanan ini bertujuan untuk memberikan bacaan bermutu dan membuka cakrawala masyarakat Indonesia.
Saat itu, Intisari terbit dengan tampilan hitam putih, tanpa sampul, berukuran 14 cm x 17,5 cm, dan tebal 128 halaman. Meskipun demikian, Intisari mendapat sambutan baik dari pembacanya dan beroplah 11.000 eksemplar.
J Adisubrata juga dikenal sebagai sosok yang aktif di lingkungan gereja. Almarhum adalah salah satu pencetus berdirinya paroki Keluarga Kudus, Rawamangun, Jakarta timur.
Eddy Rahardja, umat paroki Keluarga Kudus, mengatakan, tanpa J Adisubrata, Gereja Keluarga Kudus mungkin tidak akan berdiri. ”Dari misa dilakukan di rumah, sampai sekarang kami punya gereja sendiri, semua tidak terlepas dari keterlibatan beliau,” ujarnya.
Menurut dia, almarhum sangat aktif di gereja. Hampir semua tugas, mulai dari ketua lingkungan, ketua wilayah, hingga bendahara gereja, pernah dijalankannya. ”Beliau adalah pencetus, pengurus, pemerhati, dan penyantun gereja kami,” kata Eddy.
J Adisubrata di mata Daniel Dhakidae
Budayawan Daniel Dhakidae berkisah, dia pernah mewawancarai J Adisubrata untuk kepentingan disertasinya.
"Saya diterima di kantornya di Gramedia, gedung lama di samping Kompas. Kata-katanya yang masih saya ingat adalah \'rebut summa cum laude di Cornell\'. Begitu Pak Adisubrata memberi semangat kepada saya," kata mantan Kepala Pusat Litbang Kompas itu.
Selain itu, kata Daniel Dhakidae, J Adisubrata adalah salah satu penyusun Kamus Latin Indonesia bersama Drs. K. Prent, C.M. dan leksikograf Poerwadarminta, terbitan Kanisius. "Pak Adisubrata sangat terkenal sebagai penjaga gawang bahasa Latin di Kompas," kata Dhakidae.
"Pada masa Adisubrata masih menjadi editor di Kompas, dia sangat ketat menjaga Bahasa Latin sehingga tidak pernah terjadi ada bahasa seperti \'profesor berkunjung\' di Kompas dalam Bahasa Latin," ujar Dhakidae.
Requiescat in Pace! Perducant te angeli et Archangeli ad sedem Patris, Pak Adisubrata. (DIONISIO DAMARA)