KUDUS, KOMPAS — Final Audisi Umum PB Djarum, yang digelar di GOR Jati, Kabupaten Kudus, Jawa Tengah, Jumat-Minggu, 7-9 September 2018, berlangsung ketat. Para pelatih menilai, 219 peserta yang dijaring dari delapan kota memiliki kualitas merata sehingga mereka sempat kesulitan menyeleksi sejak hari pertama.
Enam audisi kategori pada final audisi umum ialah U-11 putra-putri, U-13 putra-putri, dan U-15 putra-putri. Pada hari pertama, peserta bertanding dua kali sesuai kategori umur dengan sistem gim penuh (poin 21 atau hingga selesai). Sistem yang sama diberlakukan pada hari kedua, sedangkan pada hari ketiga bertanding sekali.
Pelatih dan Kepala Asrama PB Djarum Engga Setiawan, Sabtu (8/9/2018), mengatakan, peserta harusnya diseleksi pada hari pertama. ”Namun, kualitas mereka luar biasa dan merata sehingga kami cukup kesulitan menyeleksi di hari pertama. Karena itu, di hari kedua, jumlah peserta masih 219 orang,” ujarnya.
Seleksi pun dilanjutkan pada Sabtu pagi. Setelah semua peserta bertanding satu kali, seleksi akhirnya dilakukan tim pelatih. Pukul 15.45, panitia mengumumkan hasil seleksi tahap pertama. Sebanyak 91 orang pun terpilih dan langsung melanjutkan seleksi tahap kedua, yakni memainkan satu pertandingan.
Menurut rencana, pengumuman seleksi tahap kedua dilaksanakan Sabtu malam. Nantinya, peserta terpilih akan tampil di tahap ketiga atau final, yang dimulai Minggu pagi. Pada tahap penentuan tersebut, akan terpilih para peserta yang nantinya mengikuti masa karantina pada 10-15 September 2018.
Manajer PB Djarum Fung Permadi mengungkapkan, sejumlah aspek yang menjadi pertimbangan pelatih adalah kecepatan, ketegasan, keakuratan, fleksibilitas, dan daya tahan. ”Ini yang kami tekankan kepada anak-anak, agar tidak lepas dari lima aspek ini, juga kemampuan dalam menganalisis permainan lawan,” kata Fung.
Dia menambahkan, keputusan lolos atau tidak bukan berdasarkan hasil menang atau kalah dalam permainan sebab teknik, strategi, dan daya juang juga menjadi bagian dari penilaian. Karena itu, seleksi berlangsung amat ketat dan nantinya hanya yang terpilih yang mendapat beasiswa Djarum, yang diumumkan pada 15 September mendatang.
Manajer Program Bakti Olahraga Djarum Foundation Budi Darmawan menambahkan, pihaknya berharap proses pencetakan siswa menjadi atlet berprestasi berlangsung cepat.
”Tak hanya fokus pada pengembangan fisik, tetapi juga mental dan batinnya. Pembinaan oleh pelatih juga kami terus dorong agar semakin baik,” ujar Budi.
Azifa Ploy Staci (10), peserta asal Kabupaten Klaten yang lolos hingga tahap kedua, mengatakan, lawan-lawan selama final audisi umum memiliki fisik yang bagus. ”Namun, saya tetap berusaha sekuat mungkin. Saya sempat gagal di audisi Solo, lalu ikut di audisi Kudus dan berhasil ke final. Saya akan terus berusaha,” tuturnya.
Ke-219 atlet itu merupakan hasil penjaringan audisi di delapan kota, yakni Pekanbaru, Balikpapan, Manado, Purwokerto, Surabaya, Cirebon, Solo, dan Kudus. Para peserta berasal dari 107 kabupaten/kota se-Indonesia.
Selain Fung, para pelatih PB Djarum yang terlibat dalam pemantauan terhadap atlet-atlet bulu tangkis peserta audisi umum antara lain Ari Yuli Wahyu Hartanto, Hastomo Arbi, Lukman Hakim, dan Bandar Sigit Pamungkas. Mereka terus memantau sejak awal audisi untuk menentukan para atlet berbakat penerima beasiswa Djarum.