Jaga Rupiah Mesti Konsisten
JAKARTA, KOMPAS--Pengendalian impor mesti dilakukan secara konsisten. Strategi yang ditopang peningkatan investasi dan ekspor tersebut diyakini dapat mengurangi tekanan terhadap rupiah.
Langkah-langkah tersebut akan menurunkan defisit transaksi berjalan menjadi kurang dari 3 persen produk domestik bruto (PDB). Pada triwulan II-2018, defisit transaksi berjalan 8,028 miliar dollar AS atau 3,04 persen PDB.
Transaksi berjalan secara triwulanan defisit sejak triwulan IV-2011. Secara tahunan, transaksi berjalan defisit sejak 2012.
Pemerintah sudah mengumumkan kebijakan pengendalian impor melalui peningkatan pajak penghasilan (PPh) impor terhadap 1.147 barang konsumsi. Kebijakan lain adalah kewajiban pencampuran 20 persen biodiesel untuk setiap liter solar dan mendorong sektor pariwisata untuk menambah devisa.
“Semua langkah dilakukan. Jadi, defisit transaksi berjalan akan turun, tidak hanya tahun ini, juga tahun depan akan turun signifikan,” kata Gubernur Bank Indonesia Perry Warjiyo di Jakarta, Jumat (7/9/2018).
Berdasarkan kurs referensi Jakarta Interbank Spot Dollar Rate, nilai tukar yang menyentuh titik terendah Rp 14.927 per dollar AS pada Rabu (5/9), menguat dalam dua hari terakhir. Nilai tukar rupiah per dollar AS sebesar Rp 14.891 pada Kamis (6/9) dan Rp 14.884 pada Jumat (7/9).
Bank Indonesia menjaga stabilitas nilai tukar rupiah melalui intervensi di pasar valuta asing dan membeli Surat Berharga Negara (SBN) di pasar sekunder. Upaya stabilisasi itu menggunakan cadangan devisa. Siaran pers BI menyebutkan, cadangan devisa per akhir Agustus 2018 sebesar 117,9 miliar dollar AS, berkurang 400 juta dollar AS dari akhir Juli 2018 yang sebesar 118,3 miliar dollar AS.
"Penurunan cadangan devisa dipengaruhi pembayaran utang luar negeri pemerintah dan stabilisasi nilai tukar rupiah di tengah ketidakpastian pasar keuangan global yang meningkat," kata Direktur Eksekutif Departemen Komunikasi BI Agusman.
Perry menambahkan, penawaran valas menggeliat dalam dua hari terakhir. Pengusaha mulai menjual valas ke pasar sehingga pasokan bertambah dan rupiah kembali menguat.
Namun, tambah Perry, rupiah masih belum berada pada nilai fundamennya. Penguatan rupiah terhadap dollar AS masih terbuka seiring inflasi yang rendah, penguatan kredit perbankan, dan perbaikan defisit transaksi berjalan. “Tentu saja masih ada ruang rupiah lebih baik ke depan,” kata Perry.
Secara terpisah, Deputi Bidang Koordinasi Ekonomi Makro dan Keuangan Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian Iskandar Simorangkir mengatakan, tahun ini, penyaluran kredit usaha rakyat (KUR) ditargetkan Rp 120 triliun. Khusus KUR pariwisata, akan disalurkan untuk usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) di 10 destinasi pariwisata prioritas dan 88 kawasan pariwisata strategis nasional. Dengan cara itu, sektor pariwisata semakin aktif sehingga menambah devisa.
Menurut data BI, devisa sektor pariwisata meningkat, dari 12 miliar dollar AS pada 2015 menjadi 13 miliar dollar AS pada 2016 dan 14 miliar dollar AS pada 2017.
Ekonom PT Bank Permata Tbk Josua Pardede memperkirakan, defisit transaksi berjalan dapat ditekan 3 miliar dollar AS. Hitungan itu mengacu pada penurunan impor solar karena kebijakan B20 dan peningkatan PPh impor barang konsumsi. Hal ini berdampak positif bagi stabilitas rupiah jangka pendek.
Ekspor unggulan
Penguatan dollar AS terhadap rupiah memberi kesempatan untuk mengekspor komoditas perkebunan unggulan. Komoditas perkebunan unggulan yang dapat diekspor antara lain kelapa sawit, kakao, dan karet.
Direktur Jenderal Perkebunan Kementerian Pertanian Bambang menuturkan, Kementan mendorong kelembagaan petani agar meningkatkan kelas produk-produk perkebunan tersebut. Bentuk mentah produk komoditas sebaiknya diolah lebih dulu sebelum diekspor agar bernilai tambah.
Ia mencontohkan ekspor biji kakao fermentasi di Bali. "Semula, petani mendapat harga Rp 30.000 per kilogram. Karena biji kakao difermentasi dan ada penguatan dollar AS, petani menikmati harga Rp 60.000 per kilogram," kata Bambang.
Sementara itu, Kepala Grup Kantor Perwakilan BI Jawa Barat Ismet Inono di Bandung, mendorong warga Jabar berwisata di dalam negeri. Selama ini, di akhir tahun, banyak warga berlibur ke luar negeri sehingga menukarkan rupiah menjadi dollar AS.
Tri Rismaharini, Wali Kota Surabaya, menyebutkan, sekitar 90 persen industri di kota itu merupakan UMKM. Sebagian besar bahan baku produk UMKM berasal dari dalam negeri, sehingga pelemahan rupiah belum berdampak signifikan.
Terkait pelemahan rupiah terhadap dollar AS, Sekretaris Eksekutif Labor Institute Indonesia, Andy William Sinaga, berharap, kondisi ini tidak menimbulkan masalah hubungan industrial di Tanah Air. Masalah dalam hubungan industrial, berupa pemutusan hubungan kerja, merumahkan sementara pekerja, atau menghapus jam lembur pekerja harus dihindari karena dapat menimbulkan masalah baru secara sosial maupun ekonomi di masyarakat. (KRN/HEN/JUD/CAS/CHE/SYA)