JUIZ DE FORA, JUMAT — Kampanye yang tengah dilakukan calon presiden Jair Bolsonaro berubah menjadi kacau ketika seorang pria menghunjamkan pisaunya. Pelaku penusukan menyatakan, dirinya menjalankan misi Tuhan.
Bolsonaro, Jumat (7/9/2018), dipindahkan ke rumah sakit di Sao Paulo. Kandidat presiden ini dioperasi untuk sejumlah luka yang cukup parah di bagian perut. Peristiwa tak terduga ini terjadi ketika Bolsonaro sedang berkampanye di kota Juiz de Fora.
Anggota kongres dari partai kanan yang sedang bertarung untuk pemilihan presiden ini tengah berjalan bersama pengawalnya. Tiba-tiba di antara para pendukungnya muncul seseorang yang berniat jahat menusuk Bolsonaro. Polisi menyelidiki kesehatan jiwa pelaku penusukan.
Tersangka Adelio Bispo de Oliveira (40) diketahui sebagai anggota partai PSOL yang cenderung kiri, 2007-2014. Dalam akun Facebook-nya, dia baru-baru ini mengecam Bolsonaro sebagak orang rasis, sering menyerang kaum perempuan serta minoritas, termasuk kaum homo.
Presiden Michel Temer mengecam penyerangan ini. Dia memerintahkan Menteri Keamanan Raul Jungmann untuk memperketat pengamanan bagi para kandidat presiden serta melakukan investigasi serius. ”Kejadian ini tidak bisa ditoleransi di dalam sebuah negara demokratis yang tidak memungkinkan berjalannya kampanye normal,” kata Presiden Temer.
Menurut rencana, pilpres putaran pertama akan dilakukan pada 7 Oktober. Mahkamah Agung, Kamis, menyatakan, mantan presiden Luiz Inacio Lula da Silva tidak bisa ikut dalam pemilihan.
Tanpa keikutsertaan Lula da Silva, posisi Bolsonaro lebih tinggi dibandingkan dengan kandidat lain. Lembaga Ibope Institute dalam surveinya menyebutkan, dalam survei terbaru Bolsonaro mendapat 22 persen, sementara calon dari kelompok lingkungan Maria Silva dan kiri tengah Ciro Gomes masing-masing menurut survei itu mendapat 12 persen.
Salah satu janji kampanye Bolsonaro adalah melegalkan senjata api agar bisa memberantas meningkatnya kejahatan. Rata-rata 64.000 orang tewas dalam setahun akibat kejahatan.
Kontroversial
Karena pernyataan-pernyataannya yang kontroversial, Bolsonaro dijuluki sebagai ”Donald Trump”-nya Brasil. Mantan militer ini kerap menyanjung masa kediktatoran militer 1964-1985. Pengikut akun media sosialnya cukup besar, mencapai 8,5 juta nama.
Kasus penusukan Bolsonaro menimbulkan perdebatan di media sosial. Lewat Twitter, para pendukungnya meminta masyarakat berdoa untuk kesembuhan Bolsonaro. Namun, penentangnya menuduh penusukan dilakukan oleh orang Bolsonaro agar namanya meroket.
Dalam beberapa bulan belakangan, kekerasan sering dialami para politisi. Da Silva, misalnya, sebelum dipenjara Maret lalu, bus yang ditumpanginya ditembak saat sedang kampanye. Sebelumnya, pada bulan Maret bahkan Marielle Franco, seorang anggota dewan kota Rio de Janeiro sampai tewas ditembak ketika dirinya dan sopirnya menghadiri sebuah kampanye (AFP/AFP/AP)