Tahun 2019, PAM Jaya Targetkan Peningkatan Cakupan Pelanggan 3 Persen
BELITUNG, KOMPAS - PD PAM Jaya menargetkan peningkatan layanan kepada pelanggan sebesar 3 persen pada tahun 2019. Hal itu mengacu pada Sistem Penyediaan Air Minum (SPAM) di Hutan Kota Penjaringan, Jakarta Utara, yang ditargetkan beroperasi pada September 2019.
Direktur Utama PD PAM Jaya Priyatno Bambang Hernowo mengatakan, SPAM Hutan Kota Penjaringan ditargetkan dapat memasok air bersih dengan kapasitas 500 liter per detik. Saat ini, SPAM Hutan Kota sampai tahap pembangunan fondasi instalasi. Instalasi dibangun BUMD PT Jakarta Propertinto (Jakpro).
Rencananya, SPAM Hutan Kota akan digunakan untuk menambah jaringan air perpipaan dan distribusi ke wilayah-wilayah di Jakarta Utara dan Jakarta Barat seperti Kamal Muara, Kamal, Pegadungan, Tegal Alur, Muara Angke, dan Muara Baru.
"SPAM Hutan Kota akan diprioritaskan untuk melayani sekitar 30.000 masyarakat berpenghasilan rendah (MBR) di kawasan tersebut," ujar Hernowo, Rabu (5/9/2018) di Belitung.
Biaya pembangunan jaringan Rp 450 miliar. Sejumlah Rp 300 miliar berasal dari Penyertaan Modal Daerah (PMD) tahun 2017 dan Rp 150 miliar diusulkan dalam APBD-P 2018. Meskipun fondasi instalasi sudah dibangun, PD PAM Jaya masih menunggu surat izin dari Badan Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu (BPMPTSP) untuk membangun jaringan pipa baru.
"Ini merupakan perintah Pak Gubernur untuk meningkatkan cakupan layanan. Beliau menilai, selama 12 tahun ini, tidak ada penambahan cakupan pelayanan," kata Hernowo.
Cakupan pelayanan pelanggan air perpipaan di Jakarta baru 60 persen dengan 851.155 pelanggan.
Pelanggan dilayani 9 instalasi pengolahan air (IPA) dengan kapasitas 20.232,5 liter per detik. PD PAM Jaya mengajukan tambahan PMD pada APBD-P 2018 sebesar Rp 1,2 triliun untuk membangun dua IPA baru di Sungai Ciliwung dan Sungai Pesanggrahan. Saat ini, izin rekomendasi teknis pembangunan IPA baru sudah dikantongi.
PD PAM Jaya juga memasukkan Surat Izin Pengambilan Air Tanah (SIPA) di Direktorat Sumber Daya Air (SDA) Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat.
Senior Manager Teknik dan Pelayanan PD PAM Jaya Elly Dermawati menambahkan, IPA di Sungai Ciliwung ditargetkan mengalirkan air berkapasitas 250 liter per detik sehingga dapat melayani pelanggan di area Pejaten, Rawajati, Tanjung Barat, dan Pasar Minggu. Adapun IPA di Sungai Pesanggrahan Ciputat ditargetkan berkapasitas 750 liter per detik dan dapat melayani pelanggan di Lebak Bulus, Bintaro, Kebayoran Lama, Petukangan, Sukabumi Utara, Sukabumi Selatan, dan sekitarnya.
"Kalau usulan PMD Rp 1,2 triliun disetujui serta pembangunan SPAM Ciliwung dan Pesanggrahan berjalan, kami meningkatkan pelayanan pelanggan hingga 5,8 persen," kata Hernowo.
Jika usulan PMD ditolak Badan Anggaran DKI, PAM Jaya akan mengevaluasi ulang target dan program kerja mereka. Mereka akan menyesuaikan anggaran sesuai dengan kebutuhan prioritas. Dua SPAM itu ditargetkan dapat selesai dibangun dalam jangka waktu 1,5 tahun ke depan.
Restrukturisasi
Terkait pengembalian pengelolaan air minum ke pemerintah, Hernowo mengatakan, hal itu masih dibahas Tim Evaluasi Tata Kelola Air yang dibentuk Gubernur DKI. Tim ini menindaklanjuti putusan Mahkamah Agung tahun 2017 yang memerintahkan penghentian kebijakan swastanisasi air di Jakarta.
"Tim masih membahas soal strategi apa yang akan diambil," kata Hernowo.
Seperti diketahui, saat ini, pengelolaan air minum di Jakarta masih dijalankan PAM Jaya bersama dengan dua perusahaan swasta PT Aetra Air Jakarta dan PT PAM Lyonnaise. PT Aetra dan Palyja melakukan perjanjian kerja sama sejak tahun 1998. Kontrak itu di antaranya mengatur hak bagi Aetra untuk mendistribusikan air bersih di timur Jakarta dan Palyja di bagian barat Jakarta hingga tahun 2023.
Selama proses restrukturisasi itu, PAM Jaya akan melakukan transformasi dan peningkatan capacity building pegawai untuk mengambil alih urusan yang selama ini masih dipegang swasta seperti layanan pelanggan dan penagihan pelanggan.